Part 4

321 37 0
                                    

01-6-2016

“Sweetheart-!! Lihat aku membawa mie dingin dan mandu untuk kita berdua ayo makan bersama kutunggu diruang makanmu oke.”

“Wah, enaknya musim panas begini mie dingin memang paling cocok-!! Terima kasih Lele aku akan segera menyusul ke ruang makan setelah selesai merapikan buku-bukuku.”

Chenle mengangguk menanggapinya sambil menyiapkan piring, sendok, gelas dan garpu. Sungguh calon suami idaman bukan? Renjun sangat beruntung memiliki Chenle begitu pula dengan Chenle yang sangat beruntung memiliki Renjun disisinya.

Mereka berdua itu adalah pasangan sejati, sehidup semati saling bergantung dan membutuhkan satu sama lain. Benar-benar saling melengkapi dan saling melindungi.

Makanan telah siap, Renjun juga sudah sampai di ruang makan.

“Selamat makan-!!” ucap mereka berbarengan, begitu kompak.

Di tengah-tengah acara makan mereka tiba-tiba saja telepon Chenle berdering.

“Lele teleponmu berbunyi angkatlah..”

“Tapi aku sedang makan sweetheart..”

“Angkat saja siapa tahu penting..”

“Baiklah, sebentar.”

Chenle menelan makanannya dahulu sebelum mengangkat teleponnya.

“Halo, Jaem ada apa?”

“....”

“Hng? Apa tidak ada Nahkoda yang lain yang bisa menggantikannya? Bukannya aku tak mau hanya saja bukankah melewati jalur itu berbahaya aku takut membahayakan para penumpangku nanti.”

“....”

“Yasudah baiklah, aku akan menggantikan Captain Xiaojun, bye Jaem.”

Tut

Chenle menutup teleponnya, tatapannya beralih pada Renjun yang sejak tadi memandangnya.

“Aku tau aku tampan kok sweetheart hehe.”

“Jangan bercanda, Lele apa tidak lebih baik kau batalkan saja? Bukankah kamu bilang wilayah itu berbahaya?”

“Aku tak bisa membatalkannya sweetheart dan sudah tak ada lagi Nahkoda lain yang mau untuk menggantikan Captain Xiaojun itu sebabnya harapan terakhir perusahaan hanya aku karena aku satu-satunya Nahkoda yang belum mereka tanyai sweetheart.”

Renjun menghela nafasnya, entah mengapa hatinya tiba-tiba berdenyut keras seperti malam itu. Malam dimana perasaan tak enak itu hinggap dihatinya.

“Tidak apa sweetheart, aku akan berusaha kembali dengan selamat jangan khawatir.” Ujar Chenle mencoba menenangkan Renjun. Renjun mengangguk menanggapinya.

Hai, Sweetheart || CHENRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang