Chapter 3 - The Hunt

132 5 0
                                    


Kinn POV

Aku berdiri melihat leherku di cermin,tepat dibawah telingaku bekas gigi berwarna merah gelap. Sedikit darah mengalir dari situ. Daerah di sekitar gigitan memar, kulit aku agak pucat dengan warna ungu kekuningan. Aku mengarahkan leherku perlahan ke arah Big, salah seorang pengawalku yang dengan perlahan menggunakan sepotong kapas untuk membersihkan lukaku sementara dia melampiaskan kekesalannya.

" Apakah Tuan Kinn benar-benar akan mempekerjakan orang seperti itu sebagai pengawalmu ?" Big menatap lukaku dan menghela nafas.

" Kenapa ?" Aku bertanya. Big melihat lukanya dan menghela nafas.

" Dia melakukan ini padamu, tunggu dan lihat saja besok, aku akan memburunya dan membunuh bajingan itu ."

" Jika kau melakukan itu, ayah akan membunuhmu lebih dulu" kataku jujur, dengan ekspresi serius di wajahku.

" Tapi tuan, Mati lebih baik daripada dipermalukan seperti ini!. Dia meninggalkan anda dua kali, dan  kali ini dia menggigit anda. Bagaimana bisa anda akan menjinakkan hewan buas seperti itu?" 

Big bergumam sampai aku memelototinya untuk menghentikan rengekan omong kosongnya. Namun, ketika dia melihat tatapan aku yang terus menerus, dia segera berhenti berbicara dan fokus pada luka di leherku.

Sebenarnya, bukan aku yang menginginkan bajingan itu menjadi pengawalku tetapi ayahku. dia memeriksa rekaman CCTV dari belakang klub, mencari bajingan yang telah menyandera aku dan menyiksa aku selama tiga hari tiga malam, tapi malah menemukan seorang anak laki-laki dengan kemampuan bertarung yang baik, memukau. 

" Cepat dan temukan dia dulu. Musuh mungkin akan mencarinya juga. Jika dia jatuh ke tangan yang salah, kita akan berada dalam masalah. anak itu adalah harta karun" kata-kata ayahku terlintas di benakku. Dia benar, dengan pukulan akurat dan badannya yang lincah yang bahkan preman terbesar pun tidak bisa menangkapnya. 

Tubuh para gangster tertumpuk menggunung menjadi satu dengan berdarah-darah dan beberapa bagian tubuh yang tidak enak dilihat.

Sedangkan aku? Aku awalnya ingin bertemu dengannya sesegera mungkin dan bernegosiasi dengan baik. Tapi sekarang, aku hanya ingin menangkapnya dulu dan membalas dendam atas bekas gigitan yang dia tinggalkan di leherku.

Tidak ada yang pernah berani melakukan ini padaku ....

-------

"Kekasihmu yang mana yang cukup liar sehingga membuat lehermu di plester seperti itu?"

Mew mencemooh setelah melihatku masuk dan duduk bersama teman-temanku di gedung fakultas.

" Persetan!" Kataku padanya. Biasanya aku berkendara ke kampus, tetapi karena kejadian kemarin, keadaan masih sedikit tidak aman, jadi pengawalku mengikutiku untuk melihat apakah aman atau tidak untukku mengikuti kelas.

" Setelah anda selesai, saya akan menunggu di tempat yang sama" kata Big undur diri.

" Ya, jangan lupa untuk pergi ke alamat yang kuberikan padamu. Dia bilang namanya Jom! " Aku mengulanginya sekali lagi sebelum dia berbalik dan berjalan pergi.

"Apa yang kau bicarakan?" Tae, salah satu teman dekatku menoleh untuk bertanya padaku. 

"Ayah memintaku untuk mencari seseorang ."

" Masalah dengan keluarga kedua lagi? Kamu menghilang selama tiga hari; kamu diculik lagi, kan?" Tae bertanya sambil memegang daguku dan melihat memar disekitar leherku.

" Ya! Tetapi orang yang aku cari bukan dari keluarga kedua, itu adalah anak laki-laki yang memberikanku ini" Aku menggertakkan gigiku frustasi dan pelan-pelan plester di leherku untuk menunjukkan bekas lukanya. aku mendengar helaan nafas lembut mereka.

KINNPORSCHE THE SERIES (TERJEMAHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang