mengitari lobby gedung, berlagak bahwa ia mencari sesuatu, bisa dibilang, menunggu sesuatu. jauh disana, masih dalam jangkauan pandangan, ada si surai hitam yang sibuk berbincang dengan seseorang, ga menyadari sama sekali tentang keberadaan heeseung.
pesan chat dari teman-temannya yang mengingatkan bahwa dosen mata kuliahnya sudah berada di ruangan terus berdatangan.
heeseung menghiraukan
ia ingin menunggu, menunggu sunghoon selesai berbincang. dia sendiri ga tau, ga paham kenapa perasaannya sedikit beda sejak bertemu dengan di pemberi bingkisan, minho.
iya, minho adalah si lawan bicara. oleh sebab itu, heeseung memang sangat berniat untuk menunggu.
ga lama, sunghoon beranjak, ia juga dapat melihat minho yang sudah ga dihadapan sunghoon. maka dengan segera, ia berjalan, berlagak baru datang untuk menghampiri yang lebih muda.
sunghoon juga terlihat dapat dengan cepat menyadari keberadaan heeseung. menyapa saat heeseung sudah berada di hadapan.
“lo gak masuk? kelas lo kan udah mulai” ucap sunghoon, yang lebih dulu untuk membuka percakapan.
mereka sama-sama beranjak, berjalan seiringan untuk menuju kelas masing-masing.
“nelat dikit tadi, ngobrol sama anak-anak.„ jawab heeseung dengan alasan. jeda sebentar sebelum akhirnya kembali berucap, “minho kemarin kasih apa?”
alis yang lebih muda terlihat sedikit menukik, beberapa detik kemudian tangannya secara spontan menyikut bisep heeseung, “pake kak anjing, kating dia tuh”
“dih, salah siapa kemarin ngenalinnya ga jelas. mana langsung pergi gitu” ujar heeseung membela diri. “ngasih apaan?” mengulagi pertanyaan yang sama.
sunghoon tersenyum, benar-benar terlihat menyebalkan saat lelaki itu mulai over percaya diri. “penasaran banget lo ya”
“heh itu gua yang anter ya, gua berhak tau”
sunghoon hanya mengendikkan bahunya, “ga penting kok”
“iya apaan?” heeseung terlihat sama sekali ga menyerah sebelum sunghoon memberikan jawaban yang dia mau.
mengetahui si surai merah memercikkan sifat keras kepalanya, sunghoon menghela nafas, menyerah.
“tiket konser”
heeseung menaikkan sebelah alisnya, raut wajah ga percaya. “gimik ya lo”
“eh gue bisa aja maki-maki ni kampus cuma gara-gara lo, masih pagi loh seung”
“ya lo jawabnya yang bener”
“beneran tiket konser astaga, lo kenapa sih?” ucap yang lebih muda keheranan. menanyakan benda apa itu saja menurutnya sudah aneh, apalagi memaksa sunghoon untuk menjawab
“gapapa, gua familiar aja sama nama dia” jawab heeseung
membuat sunghoon menghentikan langkahnya tiba-tiba, menatap heeseung dengan lekat. heeseung mau ga mau ikut ikut menghentikan langkahnya yang sedikit lebih di depan daripada sunghoon.
“kenapa?” tanya nya, kali ini heeseung yang keheranan.
“lo beneran ga inget?”
menggeleng, sedikit keheranan. “kaga, familiar doang. emang siapa?”
“eh serius ga inget?” tanya yang lebih muda lagi, memastikan dan memberi waktu heeseung untuk mengotak-atik memori.
namun hasilnya tetap nihil.
“iya sayang” jawab heeseung nyeleneh. “emang kenapa sih?” katanya balik bertanya.
yang ditanya justru tersenyum kecil, menggelengkan kepalanya. “gapapa, bagus deh” ucapnya kemudian kembali berjalan, menyalip heeseung yang masih di tempat memandangi anak yang lebih muda.
“lo utang sama gua”
KAMU SEDANG MEMBACA
hubungan tanpa status ; heehoon
Fanfiction"ngewe bisa, pacaran ga bisa" "ASTAGHFIRULLAH"