07 - kepikiran bibir

4.6K 240 27
                                    

3 hari berlalu setelah kejadian pada malam mereka berciuman. mungkin beberapa dari kalian akan mengira kalau sunghoon dan heeseung akan berlagak canggung, pura-pura hal itu ga pernah terjadi.

salah, salah besar.

mereka santai. sama santainya dengan sebelum kejadian. masih dengan dua pemuda yang selalu menempel satu sama lain. bedanya hanya ada pada heeseung.

sunghoon yang lebih peka menyadari kalau sejak kejadian itu heeseung sering tertangkap basah sedang melamun. bukan melamun, lebih ke menatap sunghoon dengan pandangan kosong. ah, bukan pandangan kosong juga.

yang jelas, tatapan itu menggambarkan kalau dalam kepala heeseung terdapat banyak pikiran yang sunghoon sendiri sama sekali ga bisa menebak itu apa.

jumat malam, di sinilah mereka, di rumah si marga park. mama masih belum memberi kepastian tentang kapan beliau pulang. secara ga langsung, heeseung lebih sering mampir ke rumah.

“minta dimasakin apa?” tanya lelaki tinggi bermarga lee setelah menjalani kebiasaannya yaitu melempar jaket kulitnya ke sembarang sudut di rumah sunghoon. ia mendapati si manis duduk tenang di meja makan tepat setelah ia datang.

sunghoon bergumam sebentar, jarinya tanpa sadar mengetuk meja makan dengan tempo lambat tanda ia sedang berpikir. “sup rumput laut, boleh? sekalian lo angetin badan habis dingin-dingin motoran”

heeseung mendengar itu menaikkan alisnya, “sup rumput laut?” tanya nya memastikan.

sunghoon hanya mengangguk, tanda yakin.

“ga kegampangan? gua kira lo mau minta masakin yang susah-susah sampe maksa gua dateng” ucap heeseung disusul kekehan kecil. ia beranjak dari ruang tamu menyusul sunghoon di meja makan.

sedikit informasi tambahan, dapur rumah sunghoon berada tepat di belakang meja makan tempat dimana sunghoon bersinggah. jadi, heeseung tetap bisa mengobrol dengan sunghoon nantinya.

“gue pengen dimasakin tiba-tiba—”

“lo masih sakit ya?” tanya heeseung tiba-tiba sekali, memotong kalimat sunghoon yang belum selesai. “gue masakin yang lain lain juga, habisin.”

sunghoon mendengus, “bukan masih sakit, tapi sakit lagi”

mendengar itu heeseung mendecak. ia berani bersumpah kalau sunghoon itu benar-benar bodoh dalam mengurus dirinya sendiri.

“dasar goblok” berakhir umpatan yang keluar dari mulut yang lebih tua.

“iya, hina aja gue terus”

“lo pantes dihina, goblok”

“diem lo, masak buru!” ucap sunghoon sambil memaksa tubuh heeseung untuk berbalik ke arah dapur.

heeseung hanya menggelengkan kepalanya sambil tertawa. ia mulai mengambil seluruh peralatan yang dibutuhkan dari tempat yang sudah ia hapal di luar kepala, dilanjutkan dengan membuka kulkas untuk mencari beberapa bahan makanan.

sedangkan yang lebih muda hanya mengikut di belakang kemana pun heeseung pergi, mirip seperti anak ayam.

“duduk, ngapain ngikutin?”

sunghoon mendengus, “mau bantu”

“terakhir kali masak jari lo hampir putus hoon”

bukan sunghoon kalau ga keras kepala. sekarang yang lebih muda malah berdiri di samping heeseung, menganggap perintah si marga lee sebagai angin lalu. “gue udah sering nonton master chef” ucapnya membela diri.

heeseung terkekeh, dengan tangan yang sibuk bekerja sambil menaikkan sebelah alisnya untuk menggoda yang lebih muda. “masa?”

kali ini sunghoon mengangguk yakin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

hubungan tanpa status ; heehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang