004

19 3 0
                                    


"GOOD AFTERNOON, KAYLILONNGG."

Sulthan dari salah satu kedai jajanan melambaikan tangannya saat Kaylee baru saja turun dari mobil. "Tumben lu siang banget nyampenya," biasanya selalu Kaylee yang lebih dulu sampai daripada Sulthan, walaupun sekolah lelaki itu jauh lebih dekat dari tempat les.

Kaylee melakukan tos dengan Sulthan setelah berbulan-bulan tidak bertemu. Kalau kata Sulthan, "Kay, udah seabad anjir kita gak ketemu. Apakabar nih Agit?"

"Diem deh lo," Kaylee memukul pundak lelaki itu dengan totebagnya. "Gua udah sejam disini anjir. Btw, gua udah siapin bangku. Tenang aja di tengah kok, kalau lu bingung. I know you so well, Kay.Thanks to me loh, secara gua Sulthan Umar," Ia menunjuk dirinya bangga.

"Gua kira lu naik kelas bakal rendah hati dikit. Ternyata Burj Khalifa masih kalah tinggi sama kepedean lo."

Kaylee langsung menduduki tempat yang sudah Sulthan siapkan, beberapa adalah muka baru. Lima lainnya merupakan anak lama yang sudah bergabung bersama Kaylee dan Sulthan.

"Kok lu disini, Hammm?" Sulthan menyapa Ilham, teman sekelas mereka tahun lalu, yang sudah bermain game di bangku belakang. Kaylee pun ber-tosan dengan Ilham setelah lelaki itu mematikan gamenya.

"Gua dipaksa anjing. Gua kira perjuangan gua buat ambil Ilmu Komputer akan sukses. Ternyata tetep aja disuruh Psikologi. Ini mah konsepnya gua kuliah buat nyembuhin diri sendiri dah, Than."

Kaylee mencoba menahan tawanya walaupun gagal karena ucapan Ilham. "Lu sih lagian. Ngegame mulu makanya disangka Ilkom buat main-main kaliii," balas Sulthan, "Eh omong-omong, lo udah dapet jadwal pengajar semester ini belum?"

Ilham selalu punya banyak cara untuk dekat dengan staff bimbel. Dan Sulthan selalu punya banyak cara untuk mendapatkan informasi dari banyak orang.

Kaylee sedang meminum soda ketika Sulthan duduk di sebelahnya dengan tampang sombongnya. "Mukee lu," Kaylee mendorong lengan lelaki itu.

Tidak lama ponsel Kaylee bergetar. Notifikasi dari Sulthan yang membuat perempuan itu ikut menyengir. Sulthan mengangkat sebelah alisnya, "Gua Sulthan Umar, Kay. Thank me later."

Jadwal pengajar semester ini sudah berada di tangan Kaylee. Yang artinya hanya beberapa orang yang mendapatkan ini, karena tiap pengajar yang berbeda tiap minggu bisa menjadi alasan beberapa murid tidak datang pada hari itu.

Di tengah pelajaran, Sulthan menyoret sesuatu pada iPadnya lalu menyolek lengan Kaylee. Itu yang sweater pink, anak sekolah gua. Kaylee mengangguk, pantes seragamanya sama. Sulthan memutar mata dengan kesal, dia ga keliatan seragamnya, pinterrr. lagian negeri kan baju sama semua ya satu indonesia.

Kaylee menahan tawanya, pinter gak? Sulthan terlihat berpikir sebelum menyoret, Gak pernah sekelas. tapi waktu kelas 10 dia ikutan olim keanya. Kaylee pun membalas, pinterrr berarti. yah ranking kita turun, thannn.

Sulthan yang menyadari sesuatu pun mengangguk, makanya kita harus belajar anjir. gua denger-denger dia juga mau masuk fk dah, kay. agaknya was-was kalau kelas tambahan jadi penuh.

"Ya makanya itu. Ntar pas balik kita ngelobby duluan, Kay. Kan kita udah tahu guru yang enak siapa aja, Kay," bisik Sulthan, "Jangan balik dulu lu nya."

Padahal selalu Sulthan yang pulang lebih dahulu di antara mereka berdua.

Seperti kata Sulthan di kelas, saat jam pulang Kaylee dan Sulthan sudah menunggu di depan ruangan pengajar. "Jangan ketahuan guru yang lainnya," bisik Kaylee. Sulthan mengangguk, "Udah serahin ke gua aja. Nanti lu bantuin tapi."

"Kak Rio!"

Pengajar lelaki itu menoleh saat melihat Kaylee dan Sulthan yang berdiri di depan ruangan, "Woy. My favorite students. Long time no see. Lanjut nih kalian kelas 12 disini?" tanya Rio.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kayi's love languages  ✰  pjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang