1

25 10 5
                                    

hai gayss😉
Happy reading 🖤

Kalau banyak typonya kasih tau aja ya maaf masih acak-acakan hehe🙏

Kamu memiliki segala kelebihan dan aku berharap jadi salah satu kelebihanmu
-Prisil Ayama-

Mencintai dalam sepi
Dan rasa sabar manalagi
Yang harus ku pendam
Dalam mengagumi dirimu...

Brak

 Aku mendongakan kepala melihat adik kecilku sudah ada di ambang pintu dengan seragam sekolah putih merahnya yang kotor.

Aku yang panik pun segera menghampiri Hanna Ayada dengan perasaan tak karuan.

"kamu kenapa?"tanyaku karena dari tadi Hanna cuma menangis.

  "Yaudah mendingan sekarang kamu ganti dulu baju nya terus masukin ke cucian, biar nanti kakak yang cuci ia."suruhku.

"Iya kak."

Kayaknya ada yang gak beres nihh...

Hmm sabarrrr isil.

"Oke sekarang ayo pelan-pelan aja kamu ceritain kenapa baju kamu bisa kotor gitu?!".tanyaku.

"Iya kak, jadi tadi aku di paksa buat beliin makanan di warung depan sama kakak kelas. Tapi ana gak mau soalnya udah mau bel masuk, ehh pas pulangnya Hanna malah di dorong ke lumpur pas di jalan tanjakan sana." Jelasnya.

"Emm yaudah gapapa, tapi besok-besok kalau mereka gitu lagi kasih tau kakak ia?"

"Iya kak, siap."

"Janji?"

"Janji."

"Tapi kak jangan bilang-bilang sama mamah juga ayah ia? Soalnya ana takut di marahin."murungnya

"Iya deh kakak gak bakalan bilang-bilang, yaudah sana kamu ke kamar lagi."

"Oke ka isil makasih banyak ia."

"Iya sama-sama."

                           ***

Seperti keluarga lainya kamu juga suka makan malam tapi ia dengan sederhana saja, toh memang segini kondisi keluarga ku.

Hanna adikku sedang asik bercerita tentang hari pertama dia sekolah.

Aku hanya bisa tersenyum simpul mendengar kan dia berbohong seolah-olah ia tadi tidak terjadi apa-apa.

Sebenarnya aku tidak habis pikir, kenapa jaman sekarang masih ada buly-bulyan begitu?, Sangat tidak baik. Mengingat sekolah adikku sekarang sudah menjadi negri, tidak seperti diriku dulu.

"Prisil kalau kamu gimana?" Rina bertanya pada putri sulungnya, karena dari tadi anaknya itu hanya melamun.

"Eh... Gimana apanya mah?

"Ya, sekolah kamu sil."Ando ayah dari kedua anak perempuan itupun ikut penasaran dengan perkembangan anak-anak nya di sekolah.

"Oh, ya seperti biasa ayah."

Tentang Luka IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang