CHAPTER 13

245 40 5
                                    

.

.

.

CHAPTER 13 : still receiving and Shinoa


"Ara Yuu-chan, kenapa berada di sini?" Ayane bertanya dengan masih memegang tangan Yuichiro.

Melihat Yuichiro yang sedikit gelagapan membuat Ayane mengulas senyum tipis.

"Harusnya Yuu yang bertanya, ini kan tempat tinggal para ternak. Kenapa nee-sama berada di sini?" balas Yuichiro menatap iris merah menyala Ayane.

Setelah menenangkan diri nya karena terkejut, Yuichiro akhirnya menjawab pertanyaan Ayane.

Mendengar itu Ayane memiringkan sedikit kepalanya, oh Ayane tidak sadar jika ini tempat mereka.

Ayane mengelus kepala Yuichiro, "kalau begitu aku akan pergi, aku tidak tau ini tempat kalian" terkekeh tipis.

Yuichiro memegang tangan Ayane "nee-sama, sejak kapan?"

Ayane melihatnya manik itu berkaca-kaca, gadis itu mengecup kedua mata Yuichiro.

Tangan nya mengelus Surai hitam itu, "sejak awal"

"Aku sayang nee-sama" gumam Yuichiro pelan.

Ayane yang mendengar itu tertawa lalu menagacak-ngacak rambut anak itu dengan gemas.

"Kawaii~ aku tidak percaya kamu mengatakan itu Yuu-chan"

🍁🍁🍁

"Siapa yang kau undang kemari sekarang?"

Ferid tersenyum lebar dan memeluk pinggang kakaknya.

"Seorang dengan harum darah yang enak" jawab Ferid enteng.

Ayane mengibaskan tangannya menyuruh Valentine untuk pergi.

"Kau menyukai nya?" tanya Ayane seraya mengelus surai milik Ferid, sedangkan sang empu menggangguk sebagai jawaban.

Ini memang kebiasaan Ayane dan Ferid, saat berdua mereka benar-benar bersikap seperti saudara yang rukun bukan?

Ayane menyenderkan tubuh nya sendiri, "itu bagus, jauhkan mereka dari nee-san, nee-san tidak menyukai harum mereka"

Ferid tertawa sebentar lalu mengangguk, kakak nya sangat unik. Walau begitu entah mengapa dia selalu menyetujui apapun tindakan nya.

Sekalipun hal yang buruk.

Tapi itu membuat nya tambah menyayangi Ayane.

"Bagaimana jika aku membunuh nya?"

Kening Ayane mengerut, "dame! Jangan sekarang! Nee-san tidak suka disini terjadi pembantaian"

Sekali lagi Ferid tertawa, tentu saja dia tau. Ini adalah tempat peninggalan ibu mereka, lebih tepatnya tiri?

Tempat yang sangat suci bagi Ayane, dan gadis itu sangat merawat nya dengan baik.

"Aku hanya bercanda"

Yah, kakak nya tidak pernah berubah. Dan Ferid senang akan hal itu.

🍁🍁🍁

Ayane bergumam kecil dengan mata yang menatap sekeliling.

Suasana hati nya sedang sedikit senang sekarang, sampai langkah kaki nya berhenti saat makhluk besar berada di depannya.

Ayane melihat tatapan nya, menyebalkan! Kenapa dia menatap seperti ingin memangsa sesuatu?

Hik

Iris merah itu melirik ke sebelah kanan, di balik bebatuan. Oh ... Ada anak kecil? Sepertinya umur nya sama dengan Yuichiro dan Mikaela.

Atau lebih muda?

Gadis Vampir itu tersenyum, di tangannya muncul sebuah sabit besar. Ujung rambut nya berubah menjadi merah, Ayane menatap makhluk di depannya dengan mata yang sedikit membesar.

Melompat tinggi ke atas, Ayane mengayunkan sabit nya dan menerjang makhluk besar itu dengan cepat. Bibir ny membentuk sebuah lengkungan kecil.

SRASST

Darah terciprat ke seluruh badan Ayane, lidah nya menjilati darah yang berada di sudut bibir nya.

Gadis itu melepas pegangannya pada sabit nya, dan berjalan menghampiri anak kecil yang meringkuk di dekat batu.

Dia menundukkan kepalanya, menatap anak itu dengan dingin. Berbeda dengan tatapan anak itu, mata nya terlihat berbinar dan kagum.

Anak ini aneh, batinnya.

Tangannya memegang surai ungu itu, netra nya menelisik wajah nya. Ah, ternyata Shinoa.

"Siapa nama mu, gadis kecil?" Tanya Ayane dengan suara yang rendah.

"Shinoa Hiiragi"

Ayane tersenyum kecil, dia menegakkan tubuh nya dan berbalik, berniat untuk pergi.

"Nee-san, siapa?"

Mendengar itu, Ayane tersenyum. Dia menoleh, "Ayane, ingat itu. Suatu saat kita akan bertemu lagi"

•••

20 vote, update

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐈𝐍𝐄𝐅𝐅𝐀𝐁𝐋𝐄 ┊ Owari No Seraph x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang