17

1.5K 187 3
                                    

Sudah 4 hari sejak jeongwoo menerima paperbag berisi coklat yang entah siapa pengirimnya. dan selama 4 hari itu pula jeongwoo selalu menerima bingkisan dengan isi yang sama persis. Hingga kini jeongwoo belum mengetahui siapa sang pengirim, karna si pelaku selalu menitipkan kepada orang lain.

Mulanya jeongwoo cuek saja, acuh juga jika teman-teman nya mulai menggoda bahwa dirinya punya penggemar rahasia. Tapi agaknya kini jeongwoo harus mulai was-was, karna jika beberapa hari lalu ia selalu menerima bingkisan tersebut melalui orang lain tapi tidak dengan hari ini, bingkisan tersebut justru datang ke apartement lamanya.

Siang usai kuliah tadi, jeongwoo menerima telfon dari resepsionis apartemen yang belum lama ia tinggalkan, bahwa ada paket yang dikirim untuknya. Segera setelah menerima pesan itu, ia melesat ke apartement lama nya tentu tak lupa mengabari haruto dengan dalih ada yang mau di ambil. Beruntung Haruto tak se posesif kedua kakaknya, ia masih diberi kelonggaran untuk pergi sendiri meski tetap harus izin terlebih dulu.

Kini Jeongwoo tengah berada di ujung sofa ruang tamu, masih memandangi kotak persegi dengan bola bola coklat berlapis alumunium foil berwarna emas di dalamnya. Tak tinggal dengan kertas bertulis 'Hello J' yang selalu tersemat. 'Creepy' itulah yang ada di otak jeongwoo sekarang. Bagaimana bisa sang pengirim tanpa identitas itu tau alamat tempat tinggal nya.

Memang belum lama sejak kepindahannya ke apartement haruto, tapi juga tak banyak orang yang tau alamat apartement nya ini. Hanya keluarga dan beberapa teman dekat jeongwoo saja yang tau. Jika pihak keluarga jeongwoo yang mengirim tentu tak mungkin, karna mereka semua sudah tau jika ia tinggal bersama haruto.

Juga jika mereka yang mengirim barang pasti sudah dikirim ke apartemen haruto dengan identitas lengkap. teman-teman kuliah jeongwoo ? mustahil juga rasanya, mereka bertemu setiap hari dan ia rasa teman-temannya tidak segabut itu untuk mengiriminya bingkisan coklat seperti ini.

Selain siapa dan dari mana si pelaku tau alamatnya, mengapa dan bagaimana bisa si pelaku selalu mengiriminya coklat dengan merk yang sama. Sedang itu adalah coklat favoritnya dulu, juga menjadi tanda tanya besar di kepala jeongwoo.

Aneh sekali menurutnya, jika memang seorang penggemar rahasia kenapa pesan yang tertulis hanya sapaan 'Hello J' bukan kata kata manis atau kata-kata penyemangat. Jeongwoo terus merenung, mengingat-ngingat siapa kiranya yang berkemungkinan melakukan ini dan apa motifnya. Hingga dering ponsel mengaburkan lamunan nya, tertera nama haruto di sana.

"halo"

"halo wo, lo masih di apart ?"

"iya masih"

"gue udah kelar kelas, mau di jemput sekarang apa nanti ?"

"sekarang boleh deh"

"oke otw"

Jeongwoo menutup kembali kotak bingkisan di depannya, kemudian ia bawa ke kamar. Lebih baik ia simpan disini saja, ia tidak mau di tanya macam-macam jika haruto melihat bingkisan ini. jeongwoo meletakan bingkisan tersebut di atas lemari pakaian nya, saat berbalik mata jeongwoo tertuju pada laci kedua nakas dekat ranjangnya. Jeongwoo berjalan mendekat kemudian ia buka laci tersebut, jeongwoo mengambil sebuah benda di sana yang menjadi incarannya serta benda lain di sebelahnya. Setelahnya jeongwoo segera pergi dari sana menuju lobi karena haruto baru saja mengirim pesan bahwa dirinya sudah sampai.

-----

"siang bi inah" sapa jeongwoo pada ART yang baru beberapa hari bekerja padanya, saat jeongwoo memasuki dapur untuk mengambil minum.

"siang juga den, aden udah makan ? mau bibi masakin sesuatu ?" balas wanita berusia 40 an tersebut.

"boleh deh bi, kebetulan saya belom makan."

Sisi LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang