MJM- 04

101K 8.9K 140
                                    

Eleana membulatkan matanya. Kemudian, mendongakkan kepala menatap wajah yang memiliki kemiripan dengan putra keduanya. Sontak, ia melepas tangan kekar tersebut dari pinggangnya. Sungguh, Eleana tak sudi disentuh oleh pria bajingan seperti Erland.

"Siapa kamu? Main peluk-peluk saya gitu aja! Edward, lindungi saya dari pria kurang ajar ini!!" teriak Eleana yang memulai perannya sebagai Eira yang kehilangan ingatan.

"Nyonya, dia adalah Tuan Erland, suami Nyonya." jelas Edward dengan kepala tertunduk.

"Mommy!" teriak si kembar berhamburan, berebut memeluk tubuh sang Mommy.

Erland memicingkan mata melihat interaksi antara istri dan anaknya. Setahunya, mereka tak memiliki hubungan yang baik, sama seperti hubungannya dengan Eira. Selain itu, ia juga sering mendapat laporan dari para pekerja di rumah yang mengatakan jika Eira selalu menyiksa anak-anak mereka. Namun, ia tak peduli. Tetapi, setelah mengetahui sebuah kebenaran itu, Erland memutuskan untuk menjadi ayah dan suami yang baik. Ia akan menebus semua salah dan dosanya. Terutama pada sang istri, Eira Eleanor Roosevelt.

"Bang Edzard sama Kak Ezra kemana?" tanya Eleana yang tak menemukan dua anaknya yang lain.

"Ada di UKS, Mom. Kak Ezra lagi bobok." jawab Eidlan.

Cup

Cup

Cup

Cup

Setelah mengecup pipi si kembar, Eleana menyuruh mereka untuk masuk ke mobil. Namun, si kembar membeku di tempat menyadari jika sang Daddy ikut berada di sekolah.

"Daddy?" panggil Elan yang tak percaya jika kedua orangtuanya menjemput mereka.

"Iya, twins. Ini Daddy." sahut Erland seraya merentangkan kedua tangan, membuat si kembar berlari ke dalam pelukannya. Lalu, ia juga melakukan hal yang sama seperti istrinya, yaitu mengecup kedua pipi mereka.

Eleana mencebikkan bibir. Ia tak suka melihat kedekatan anak-anaknya dengan pria itu. Eleana tak peduli, jika Erland adalah suaminya. Tanpa memikirkan akibat, ia langsung menyeret lengan Edward untuk menemaninya mencari ruang UKS. Erland menatap tajam ke arah mereka. Sepertinya, ia harus memecat Edward yang berhasil menarik perhatian istrinya.

****

Hampir selama satu jam, Eleana memandang wajah Ezra yang tertidur. Selama itu juga, ia mengutuk Eira yang telah tega menusuk putranya sendiri. Apa yang dimimpikannya semalam, ternyata cuplikan kehidupan novel ini. Sungguh, Eleana merasa iba terhadap anak-anak tak berdosa itu.

"Mau sampai kapan kamu menatap Ezra yang tertidur, Ei?" tanya Erland yang berhasil membuat istrinya terkejut setengah mati.

"Astaga! Lo bisa nggak sih, nggak ngagetin orang!" pekik Eleana dengan dada yang berdebar kencang.

Erland bergeming. Ternyata, yang dikatakan mereka semua benar. Jika istrinya telah berubah seutuhnya. Termasuk gaya bicaranya juga.

"Sorry."

"Gue nggak nerima maaf lo! Jadi, lo mending pergi dari sini!" usir Eleana seraya mendorong tubuhnya keluar kamar.

"E-Eh, apa-apaan nih? Kamu usir aku, Ei? Aku suami kamu!"

'Lo suaminya Eira, bukan suami gue!'

Eleana merasa lega setelah mengusirnya. Lalu, ia naik ke atas kasur dan membaringkan tubuh di sebelah Ezra yang masih pulas tertidur. Menjadi ibu adalah hal yang menakjubkan bagi Eleana. Meskipun, ia tak tahu sampai kapan dirinya terjebak dalam dunia ini. Yang pasti tujuannya adalah membahagiakan anak-anak Eira.

Mendadak Jadi Mommy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang