MJM- 13

82K 6.9K 183
                                        

Hari ini, suasana rumah begitu ricuh. Sang Nyonya terus-menerus mengidam. Membuat kepala Erland ingin pecah rasanya. Karena istrinya mengidam aneh-aneh. Bagaimana tidak, Eleana ingin membangun sebuah kolam ikan dan kebun sayur dengan syarat para bodyguard yang membuatnya. Selain itu, ia juga meminta pada mereka untuk memakai daster di tubuh kekar semuanya.

Tak sedikit dari mereka yang memohon untuk tidak diikutsertakan dari penyiksaan batin yang dilakukan sang Nyonya. Mereka semua merasa diturunkan harga dirinya oleh Eleana. Tetapi wanita itu tidak peduli. Ia terus berteriak-teriak menyuruh mereka semua untuk segera memakai daster yang sudah disiapkan. Para asisten rumah tangga terus menahan tawa. Mengidamnya Eleana saat ini menjadi hiburan tersendiri bagi mereka.

"Ayo cepetan dipake! Eksa!" teriak Eleana memanggil pria menyebalkan itu. Ia memiliki dendam kesumat padanya, mengingat pertemuan mereka yang sangat menguras kesabarannya. "Ambil dasternya, cepetan! Yang lain juga sama!!" lanjutnya.

"Kecuali Edward dan Elvan!!" ucapnya tersenyum malu-malu.

Edward telah kembali atas permintaan Eleana pada suaminya. Wanita itu menggunakan berbagai cara agar Erland dapat menyetujui. Namun, ia tak bisa melaksanakan syarat yang diajukan Erland untuk tidak berdekatan dengan asisten pribadinya itu. Karena sejak awal, Eleana menetapkan Edward sebagai gebetan pertamanya di dunia ini, kemudian Elvan—lelaki yang kala itu mencarikan kedondong untuknya.

"Eira, tidak bisa begitu!" tukas Erland menatapnya tajam. Ia tak akan membiarkan istrinya melakukan ketidakadilan pada para bodyguardnya.

"Bisa saja. Kau tidak boleh melawan keinginan ibu hamil. Jika tidak anakmu akan ileran!" balasnya menatap Erland dengan tak kalah tajam.

"Mengapa kau semakin melunjak, Ei!" Erland kehilangan kesabaran. Cukup selama ini, ia mengabulkan keinginan istrinya yang tidak masuk di akal.

"Apa? Kau tidak terima? Aku tidak akan seperti ini, jika kau tidak menghamili ku, Erland!" pekiknya cukup membuat pria yang berstatus sebagai suaminya terbungkam. Dengan rasa kesal, Eleana mengangkat kaki dari sana. Meninggalkan semua orang yang langsung merasa kesenangan.

Semakin hari, mood Eleana selalu berubah-ubah. Ia yang dulunya jarang sekali menangis, sekarang selalu menangis hanya karena hal sepele. Menyadari bahwa ucapannya menyakiti hati yang sensitif itu, Erland langsung berlari menyusul. Tak seharusnya, ia membentak istrinya yang tengah mengandung anak keenam mereka.

"Eira!" teriaknya yang dianggap angin lalu oleh Eleana. Wanita itu tetap melangkahkan kaki menuju kamar.

Erland menggeram saat istrinya mengunci kamar dari dalam. Eleana tahu, jika dirinya saat ini lemah. Oleh karenanya, ia tak mau orang lain tahu. Sebenarnya, Eleana bisa saja pergi dari rumah ini. Namun, ia tak tega dengan si kecil Emmanuel dan Elan yang sangat menyayanginya. Seketika, ia teringat pintu rahasia itu. Segera, ia berlari ke kamar mandi dan mendorong bathup tersebut. Tanpa membuang banyak waktu, ia masuk ke dalam. Jujur saja, dirinya masih sangat penasaran dengan pria itu yang mampu bertahan hidup di dalam sana. Eleana ingin menguak misteri yang ada di dunia ini. Kali saja, pria tersebut dapat membantunya kembali ke dunia aslinya.

Setelah berjalan jauh, Eleana memilih beristirahat di bangku taman. Meluruskan kaki dan memijatnya pelan. Kakinya terasa begitu pegal. Tak lama ada seseorang yang menepuk pundaknya. Sontak, Eleana langsung menoleh. Ia tersenyum kikuk pada pria tersebut.

"Aku akan mengambil minum untukmu." ucapnya, lalu pergi secepat kilat masuk ke dalam rumah.

Mata Eleana memicing melihat sekelebat bayangan yang masuk ke dalam bangunan yang terpisah dari rumah pria tersebut. Tak mungkin ada orang lain, selain dirinya bukan? Tanpa membuang waktu, ia pun berlari menuju bangunan tersebut. Eleana membeku mendapati pria yang tak asing baginya. Eksa. Pria itu hendak masuk ke dalam lift, namun terhenti karena kemunculan Eleana yang tiba-tiba.

Mendadak Jadi Mommy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang