"Nama lo siapa?" Tanya lelaki itu dengan ragu-ragu.
"Airin."
***
"Rin, masakin gue sayur lagi ya. Gue belum pernah nyoba sayur seenak buatan lo."
"Bayar, kalau mau."
***
"Airin lo gak sarapan? Bukannya lo ada praktek ya hari ini?"
"Iya Awan, ayo sini sarapan bareng gue traktir."
***
"Airin, kenapa lo gak suka terang?"
"....."
***
Derasnya hujan dibulan Oktober membasahi tubuh gadis itu. Tangisnya sudah tak tertahankan lagi. Dikerumuni 3 preman biadab yang sudah menyentuh seluruh tubuhnya.
"Kurang ajar lo semua."
Jelas sekali ekspreksi marah ada pada wajah pemuda itu. Sebuah kayu besar juga ikut diseret Awan menuju kearah Airin.
"Biadab kalian semua!" Ayunan balok kayu mengenai salah satu preman yang ada disana. Airin menjerit ketakutan.
***
"AWAAN! PANGGIL GUE SEKALI LAGI AJA WAN. GUE MOHON, PANGGIL AIRIN LAGI KAYAK BIASANYA!"
"AWAAAN!"
"A-airin gue suka sama lo."
"Awan?"
***
Salam,
dekobodo.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain
Teen FictionKeberadaan Awan membuat Airin merasa aman. Semua kekhawatiran yang selalu mengikutinya seolah-olah enyah entah kemana. Perlindungan Awan harus berakhir dilorong gelap diikuti rintik hujan dibulan Oktober. Sejak saat itu kesedihan dan kekhawatiran me...