Selamat datang di cerita After Rain.
Selamat membaca.
♤♤♤
Terlambat,
Salah satu diantara mereka sudah menemukan Airin. Dengan tenang Airin terus berjalan dengan cepat menelusuri gang-gang, tetapi bukan menuju kost-annya."Si sumo gak ada kerjaan ngejar gue mulu," ungkapnya masih fokus. Rasa takutnya hampir menguasai seluruh tubuhnya.
Pria berbadan besar itu semakin dekat. Dan itu membuat Airin semakin takut dan memutuskan berlari saja. Bayangkan digang sempit dengan tembok-tembok tinggi dan hanya ada mereka berdua, -Airin dan Pria besar itu.
Langkah Airin terpaksa terhenti dipersimpangan gang. Ada 4 gang dihadapannya sekarang dan ia tidak tahu harus memilih yang mana.
Dengan takut Airin menoleh kebelakang, pria itu sepertinya ketinggalan jauh dibelakangnya. Tapi ia tetap ketakutan karena 2 pria lagi masih belum terlihat.
"Mampus," umpat Airin. Kini ia benar-benar ketakutan.
Air matanya sudah turun membasahi pipi, dan Milo? Mana Milo? Ia kehilangan Milo saat berlari tadi.
"Airin lo gak boleh takut. Gak boleh nangis," ujarnya menguatkan diri. Namun itu tetap saja percuma, nyatanya Airin tidak bisa melawan rasa takutnya.
"Milo!" Ingatnya masih terdiam di persimpangan gang itu.
Kembali pun tidak mungkin, sekarang Airin memilih untuk terus berlari kearah mana saja. Karena suara langkah kaki Pria besar itu sudah bisa ia dengar.
***
Airin berteduh disebuah teras sebuah rumah kosong, dan bersembunyi sambil mendekap diri dibalik dinding yang menutupi teras itu.
Sudah 2 jam ia bersembunyi, dan sampai sekarang Airin masih belum berani untuk pulang. Bahkan Airin tidak tahu ia ada dimana sekarang.
Masih dengan keadaan menangis Airin mengintip keluar.
"Mereka udah pergi," tiba-tiba terdengar suara dari balik tubuh Airin. Ia ikut bersembunyi.
Spontan Airin berdiri dan membalikan badan dengan cepat. Sejak kapan orang itu ada bersama Airin? Dengan takut, Airin melangkah mundur menjauhi lelaki itu.
"S-siapa lo? Ngaku atau gue..." Tanya Airin kembali menangis, ia sangat takut.
"E-eeh tenang, gue baik!" Pintanya menjelaskan.
Tetapi tidak semudah itu Airin akan percaya, diraihnya sebuah ranting kayu yang ada didekatnya dan menyodorkannya kearah lelaki itu.
"Bilang sekarang siapa lo!" Teriak Airin. Seluruh tubuhnya terasa bergetar.
"Gue baik, demi Allah."
Lelaki itu mengangkat tangannya sambil melangkah mundur.
"Gak usah bohong!" Ujar Airin dengan suara bergetar.
"Gue gak bohong, gue ngikutin lo karena om-om itu keliatan aneh. Gue takut lo di apa-apain," jelas lelaki itu.
Airin terdiam,
Ranting kayu yang tadi ia pegang perlahan turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain
Teen FictionKeberadaan Awan membuat Airin merasa aman. Semua kekhawatiran yang selalu mengikutinya seolah-olah enyah entah kemana. Perlindungan Awan harus berakhir dilorong gelap diikuti rintik hujan dibulan Oktober. Sejak saat itu kesedihan dan kekhawatiran me...