Pernikahan siapa?

8 0 0
                                    

Pukul 14.00 WIB, Zyra duduk di ruang tunggu keberangkatan pesawat. Ia sempat melihat sebentar ponselnya, masih tak ada tanda-tanda balasan dari pria yang kemarin ditunggunya. Ia menoleh sekali lagi ke belakang sambil berjalan menuju pesawat yang akan membawanya ke kota Bandung, yang terlihat hanya beberapa keluarga dan sahabat-sahabatnya.

***

Sudah 1 tahun Zyra berada di Bandung dan besok ia akan kembali ke Jakarta dengan mengambil cuti selama 1 minggu. Ia menggunakan transportasi udara agar cepat sampai di Jakarta.  Suasana Jakarta sudah tampak terlihat dari jendela pesawat ketika akan landing. Akhirnya ia menginjakkan kembali kakinya di tanah Ibu Kota. Setelah menaruh barang-barangnya di rumah dan bertemu beberapa keluarga, ia beranjak ke tempat favoritnya yaitu cafe Bang Devry. Ia pernah berjanji 1 tahun lalu jika liburan akan segera menemuinya. Ia yakin Devry akan kaget melihatnya di sana karena belum memberi kabar akan pulang ke Jakarta.

***

Di sebuah ruangan kantor, Kaine (Keyn) dan teman-temannya tengah sibuk mengerjakan jobdesk masing-masing. Aldo yang baru saja keluar dari toilet menghampiri tempat kerja Kaine dan bersandar di sisi mejanya.

"Eh Kaine, lo dulu deket sama Zyra kan ya?" tanya Aldo.

"Iya, waktu itu gue emang jarang hubungi dia dan pas handphone gue aktifin, gue baru dapet kabar kalau dia ke Bandung." jawab Kaine.

"Oh begitu." Aldo mengangguk-anggukkan kepalanya sambil menatap langit-langit kantor.

"Emang kenapa lo tiba-tiba bahas dia?" tanya Kaine penasaran.

"Oh enggak. Tadi pagi gue nggak sengaja lewat rumahnya kayak lagi rame-rame gitu ada acara, kalau dilihat dari dekorasinya sih kayak acara pernikahan." Jelas Aldo.

"Pernikahan? Pernikahan siapa?" tanya Kaine lagi.

"Ya gue nggak lihat sih, soalnya kan lagi naik motor agak ngebut jadi nggak lihat jelas."

Jawaban Aldo tak memuaskan pertanyaan Kaine, membuatnya terpaku di layar laptopnya tanpa menggerakkan jarinya sedikitpun.

"Yaudah kalau gitu gue balik ke tempat kerja gue lagi ya, deadline sore ini." Ucap Aldo sembari melangkahkan kakinya menuju meja kerjanya.

"Eh Do, sebentar.... " belum selesai Kaine memanggil Aldo, Aldo sudah berada di meja kerjanya mengerjakan deadlinenya. Akhirnya Kaine meluruskan kembali pandangannya ke arah laptopnya dan terlihat seperti sedikit berpikir.

"Bukankah Zyra itu anak tunggal?" tanya Kaine dalam hati.
Itu berarti jika ada acara pernikahan, kemungkinan Zyra yang menikah tapi dengan siapa? Benarkah Zyra menikah? Pikiran seperti itu terus mengalir dalam pikiran Kaine.

Sudah 1 jam Kaine gelisah, walaupun ia berusaha tetap tenang karena ia ingat apa yang telah dilakukan pada Zyra 1 tahun yang lalu. Akhirnya Kaine tak bisa menahan kegelisahannya lagi dan beranjak keluar kantor. Saat akan keluar ruangan  tangannya ditarik Cleo, wanita yang selama ini mendekati Kaine dan membuat Kaine berpaling dari Zyra. Beberapa bulan ini Kaine tampak menjauh dari Cleo karena sifat aslinya yang kurang disukai Kaine mulai terlihat.

"Kamu mau kemana Kaine?" tanya Cleo.

"Lepasin tangan aku Cleo," bukannya menjawab pertanyaannya, Kaine malah meminta Cleo untuk melepaskan tangannya dari genggaman Cleo di lengannya.

"Sebentar lagi kita ada meeting penting." Ucap Cleo berusaha menahan Kaine agar tak pergi.

"Aku mau izin sama Pak David. Jadi lepasin tangan aku sekarang atau aku tarik paksa."

Akhirnya Cleo melepaskan tangan Kaine. Kaine memasuki ruangan Pak David yang merupakan Direktur Perusahaan.

"Maaf Pak David, saya izin keluar sebentar. Kalau dalam beberapa jam saya terlambat ikut meeting mohon kurangi saja jatah cuti atau tambah deadline saya. Karena saya harus memastikan sesuatu yang penting hari ini."

"Apa itu Kaine?" tanya Pak David dengan tegas.

"Maaf saya tak bisa menjelaskannya karena hal ini sedikit privasi, mohon dimaklumi Pak David." Mohon Kaine pada Pak David agar ia diizinkan keluar kantor siang ini.

"Baiklah, silahkan pergi."

"Terimakasih banyak Pak David."

***

Melepas BelengguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang