Tak Semua Hal Bisa Terulang Seperti Inginmu

5 0 2
                                    

Sesampainya di kamar, Zyra tak sanggup lagi menahan tangisan dan air matanya yang sedari tadi ditahannya. Beberapa saat kemudian terdengar suara bel di depan apartemennya, dengan terburu-buru ia menyeka air matanya dan membuka pintu. Saat pintu terbuka ia melihat Kaine ada di depan apartemennya.

"Kaine?"

Kaine tak menjawab namun langsung memeluk Zyra yang ada di hadapannya lalu menangis. Zyra sedikit kaget namun ikut menangis juga.

***

Esok harinya Zyra menemui Devry, ia ingin menjelaskan tentang responnya terhadap perasaan Devry selama ini.

"Bang Devry, Zyra harus kembali ke Bandung lagi besok. Zyra juga belum kasih kesempatan kedua buat Kaine. Zyra sangat berterimakasih atas perasaan dan kepedulian Bang Devry selama ini, tetapi maaf Zyra hanya menganggap Bang Devry sebagai kakak saja. Zyra harap Bang Devry bisa mengerti dan tidak kecewa akan keputusan yang Zyra ambil. Sekali lagi maaf dan terimakasih, Bang." ucap Zyra tak enak hati pada Devry.

"Iya nggak apa-apa kok Ra, Abang senang kamu udah jujur dan bisa ambil keputusan dengan benar. Hal yang paling penting adalah mendahulukan kebahagiaan diri sendiri dulu dibanding keinginan orang lain. Abang lebih senang jika kamu bahagia daripada tertekan karena salah mengambil keputusan." jelas Devry. Sebenarnya mungkin ia sedih namun tak ingin ditampakkan.

"Makasih banyak ya, Bang."

"Iya, sama-sama, Ra."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melepas BelengguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang