Apakah Kaine terlambat?

5 0 0
                                    

Kaine mengendarai mobilnya dengan kencang agar segera sampai di kediaman Zyra. Sepanjang jalan pikirannya kacau dan bingung dengan apa yang sedang dilakukannya. Jika benar yang menikah adalah Zyra, maka ia sudah kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Zyra. Setibanya di depan rumah Zyra ia segera memarkirkan mobilnya.

Kaine semakin panik ketika melihat langsung tenda pernikahan dengan dekorasi yang sangat indah serta janur kuning yang melambangkan pernikahan. Tanpa menghiraukan orang-orang yang ada di sana ia melangkah masuk ke dalam rumah Zyra karena pelaminan terlihat masih kosong tanpa pengantin. Semua orang yang ada di sana kaget dan merasa aneh dengan tindakan Kaine. Beberapa orang mencoba mencegahnya namun ia tak bisa dihentikan.

Betapa terkejutnya Kaine saat melihat Zyra mengenakan kebaya putih yang anggun yang sedang berdiri tepat di hadapan seorang pria yang ia kenal. Pria itu adalah Devry, pemilik cafe yang biasa didatangi Zyra. Kaine melihat mereka berdua sedang bersenda gurau, membuatnya semakin gusar. Tanpa menunggu lama lagi ia melangkah ke arah Zyra dan menarik tangan Zyra untuk membawanya ke taman samping rumah Zyra. Zyra yang tak paham dengan perlakuan Kaine pun tetap mengikutinya karena tangannya ditarik olehnya.

"Kaine, kenapa kamu di sini?" tanya Zyra setelah tangannya dilepaskan, ia begitu kaget dengan apa yang dilakukan Kaine dengan tiba-tiba.

"Kenapa? Kamu gak suka aku ada di sini. Kamu berpikir kalau kehadiranku akan mengacaukan pernikahanmu, begitu?" Kaine menjawab dengan pertanyaan juga yang dilontarkan ke Zyra.

"Maksud kamu apa sih Kaine? aku nggak ngerti." tanya Zyra bingung.

"Ini sudah jelas semua," ujar Kaine sambil menggerakkan tangannya dari depan ke samping menyerupai bentuk setengah lingkaran yang dimaksudkan dengan dekorasi acara di rumah tersebut.

"Ada tenda pernikahan, pelaminan dan janur kuning. Kamu masih bilang nggak ngerti." suara Kaine semakin meninggi seperti menahan kesal dan kecewa.

"Jadi kamu berpikir kalau aku menikah dengan Zyra hari ini? baguslah jika begitu." tiba-tiba Devry menghampiri Zyra dan Kaine.

"Kenapa kamu mendekatinya? Sudah pernah kubilang untuk jangan menyukainya." teriak Kaine pada Devry.

"Why not?" ujar Devry dengan santai yang membuat Kaine hendak menyerangnya beruntung dicegah Zyra.

"Kamu ngomong apa sih Kaine? Bang Devry ini maksudnya apa?" tanya Zyra kepada mereka berdua secara bergantian.

"Yah, apa boleh buat akhirnya perasaanku jadi terbongkar di sini oleh orang yang kamu sukai, Zyra."

Zyra terkejut dengan pernyataan Devry, begitupun Kaine padahal yang ia tahu mereka berdua menikah hari ini.
Di tengah kebingungan mereka, muncul seorang wanita cantik dengan gaun pengantin yang indah.

"Kak Zyra gimana penampilan aku hari ini? Udah cantik belum?" tanya wanita itu sambil tersenyum ke arah Zyra.

"Kamu cantik banget hari ini." Jawab Zyra dengan senyum yang merekah.

"Ini dia pengantin aslinya." seru Devry sambil mengarahkan tangannya ke pengantin wanita tersebut.

Akhirnya Zyra paham maksud Devry dan juga kehadiran Kaine di rumahnya, ia tersenyum lega.

"Kenalin Kaine, ini sepupu aku yang tinggal di Bogor. Namanya Zenira, dia sengaja mengadakan acara resepsinya di rumahku." jelas Zyra.

"Iya mungkin kamu salah lihat tulisan di depan, padahal Zenira tapi yang terbaca jadi Zyra." sambung Devry
menambahkan penjelasan Zyra.

"Jadi bukan kamu yang nikah Ra?" Kaine bertanya lagi untuk menyakinkan dirinya.

"Bukan, tapi sepupu Zyra dan adik kandungku. Yah, tapi kalau kamu mengizinkan aku mau kok menikah beneran sama Zyra." ledek Devry.

"Apaan sih bang Devry?" Zyra agak kesal dengan bercandaan Devry walaupun ia juga sebenarnya kaget karena baru mengetahui kalau Devry selama ini menyukainya.

"Bercanda, Ra. Nanti ada yang makin marah-marah kalau betul terjadi." Devry tertawa keras diikuti tatapan tak suka dari Kaine.

"Ya udah bang Devry yang ganteng ini masuk ke dalam dulu yaa. Kalian lanjutin obrolannya dan perjelas kesalahpahaman yang udah terjadi." ujar Devry sambil berlalu menuju ruang pengantin dimana adiknya yang akan menikah berada.

***

Melepas BelengguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang