jadi rumah pulang.

812 117 5
                                    

Apa yang kau pikirkan dengan menjadi rumah singgah seseorang? menanti dengan sabar, memberi kasih selayak nya hadiah tanpa imbalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang kau pikirkan dengan menjadi rumah singgah seseorang? menanti dengan sabar, memberi kasih selayak nya hadiah tanpa imbalan.

Jeno untuk pertama kali nya memanipulasi pikiran dan hati nya sendiri. Membuka tangan nya terlalu lebar untuk Jaemin-laki-laki yang hati nya sudah terlalu dibutakan oleh cinta.

Gejala akut, atau memang bodoh nya sudah di tingkat luar biasa. Menangis ketika disakiti, lalu memaafkan kembali di esok hari.

Memang ada sisi positif yang bisa diambil dari kejadian malam itu bagi kedua nya. Menjadi saling terbuka untuk sebuah sebutan awal-pertemanan. Bisakah mereka menganggap nya begitu? Setidaknya, kedua nya berusaha untuk saling mempedulikan sekarang. Seperti saat ini, atau hari-hari sebelumnya.

Bau enak yang Jeno yakini berasal dari arah dapur membawa langkah nya dengan cepat keluar dari dalam kamar. Tergugah selera nya saat teringat betapa enaknya rasa nasi goreng Jaemin yang sudah hampir belasan kali masuk ke dalam perut nya.

"Selamat pagi!" Jaemin menyambut nya seperti biasa. Senyum yang terbit di sana pagi ini juga tak kalah cerah sama seperti sinar mentari di luar sana.

Dua piring nasi goreng yang masih mengepul kan asap tipis sudah tersaji rapi di atas meja makan. Jeno tersenyum simpul, menarik salah satu kursi di sana untuk segera menikmati sarapan paginya.

"Kopi atau teh?"

Jeno membawa pandang nya ke arah Jaemin, laki-laki pemilik senyum cantik itu tampak begitu manis dibalut sweater putih kebesaran di tubuh nya.

"Bisakah aku mendapat kan secangkir kopi ku pagi ini, Jaemin?"

"Oh tentu, tunggulah sebentar."

Menikmati sarapan dengan tenang, Jeno bukannya tidak tahu bahwa sedari tadi Jaemin terus saja mencuri pandang ke arah nya. Maka ketika laki-laki itu sudah lebih dulu menyelesaikan sarapan nya, dan lantas masih belum juga beranjak guna menunggu nya, Jeno dengan sadar diri berusaha untuk ikut segera menyelesaikan sarapan nya juga.

"Aku seperti nya akan pulang terlambat."

"Pergi?" Jeno mengangkat cangkir kopi pagi nya, menghirup cairan hitam yang telah menghangat itu sedikit demi sedikit.

"Ya, Minho hyung meminta ku menemani nya mengerjakan tugas."

Jeno meletakkan cangkir kopi nya kembali ke atas meja makan. Berusaha pusatkan perhatian terhadap laki-laki yang menempati kursi tepat di depan nya.

Jaemin dengan cepat mengangkat satu tangan nya."Aku janji tidak akan tunduk begitu saja jika dia kembali memperlakukan ku seenaknya!"

"Kau yakin?"

"Ya, lagipula Minho hyung sudah menjelaskan bahwa hubungan nya dengan Han Jisung murni hanya teman biasa. Mungkin memang aku saja yang jadi berlebihan karena terlalu banyak menenggak bir malam itu."

DekapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang