awal.

1.1K 151 25
                                    

Musim panas 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Musim panas 2021.

Satu tahun yang lalu saat untuk pertama kali nya Jeno mengenal Na Jaemin. Laki-laki sejawat yang bersedia berbagi kamar flat yang sama dengan nya. Ingat, satu setengah jam usaha nya menunggu di depan pintu yang terkunci, terbayar sudah tatkala iris gelap nya menangkap keberadaan sosok yang tengah berlari terburu-buru ke arah nya.

Surai coklat gelap yang menjuntai jatuh menutupi dahi membuat Jeno tanpa sadar memperhatikan dengan lamat figur wajah laki-laki di depan nya. Dan ketika senyum tertarik sebagai sapaan pertama, tidak bohong dalam hati Jeno mengakui—bahwasanya ia baru saja menyaksikan senyum paling cantik yang belum pernah ia lihat sejauh ini.

"Meleset dari janji ya? Maaf, aku harus mengembalikan flashdisk kepada Taeyong Sunbae."

Jeno mengangguk dalam artian bisa mengerti.

Usai bisa mengendalikan nafas nya yang tersengal, Jaemin merogoh kunci dari dalam saku jeans yang sedang ia kenakan. Membuka pintu bernomor 0813 itu.

"Masuklah."

Jaemin masuk terlebih dahulu mendahului Jeno. Melepas sepatu nya dengan rapih lalu menaruh nya di tempat yang sudah tersedia.

Jeno juga melakukan hal yang sama, hanya saja tidak sampai menaruh sepatu nya ke tempat penyimpanan. Tanpa disuruh pun, kedua mata nya lantas bergerak ke sekitar, memperhatikan tiap sudut ruangan yang dijangkau penglihatan.

"Oh sebentar, aku akan membuat kan minuman. Kau bisa lihat-lihat saja terlebih dahulu."

Seperginya Jaemin, langkah kaki Jeno lantas bergerak ke arah ruang tengah. Sejauh ini ruangan yang hanya terdiri oleh satu sekat pembatas tersebut tampak begitu bersih dan rapih. Tidak terlalu banyak barang yang mengisi memang, karena itu Jeno pikir ia mungkin bisa meletakkan barang-barang milik nya juga di beberapa tempat yang masih kosong.

Jaemin datang dengan sebuah nampan di tangan, meletakkan nya dengan segera ke atas meja kecil di depan sofa."Bagaimana, terlalu sempit ya?" dia berujar sembari terkekeh pelan.

Jeno menggeleng, lantas kemudian memfokuskan wajah nya pada laki-laki di depannya. "Apa aku boleh melihat kamar nya?"

"Oh tentu! Astaga hampir saja lupa. Tentu saja kau harus melihat kamar nya. Kemari lah biar aku tunjukkan!"

Jeno mengikuti langkah kaki Jaemin menuju arah dua kusen pintu yang terdapat di sana. Laki-laki bersurai coklat tua itu lalu menarik gagang pintu di sebelah kiri.

"Kalau kau mau kau bisa gunakan kamar ini, dan yang sebelah sini adalah kamar milik ku."

Jeno mengangguk paham. Kepala nya menyembul ke dalam pintu kamar yang sedang Jaemin buka. Hanya sebuah ruang kosong dengan beberapa kardus yang entah isinya apa. Tapi sepertinya, laki-laki itu memang sengaja tidak menggunakan ruang tersebut.

DekapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang