rumah singgah.

862 111 18
                                    

Kelopak mata dengan bulu mata lentik itu mengerjap perlahan, berusaha menyesuaikan sinar mentari yang menorobos masuk menusuk retina nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelopak mata dengan bulu mata lentik itu mengerjap perlahan, berusaha menyesuaikan sinar mentari yang menorobos masuk menusuk retina nya.

Seingat Jaemin, malam tadi Jeno bersedia meminjamkan bahu nya di tengah kalut keadaan nya yang begitu berantakan. Tidak tahu kapan jelas nya ia jatuh tertidur, tahu-tahu dirinya kini sudah terbangun di atas ranjang empuk milik nya.

Jaemin menunduk menekan kedua sisi dahi nya. Kepala nya berdenyut di landa pening menyadari kembali apa yang baru saja menimpa batin nya semalam.

Hubungannya dengan sang kekasih usai sudah.

Tidak mau berlarut, Jaemin beranjak turun dari kasur nya. Menuju ke arah kamar mandi untuk menyegarkan tubuh juga pikiran nya.

Butuh waktu hampir satu jam Jaemin habiskan untuk berendam. Sesak masih merasuk sukma nya. Luka yang ia terima kemarin malam tentu nya masih menggores dalam.

Kerap kali air mata masih terasa begitu hangat melintasi pipi nya. Di luar kuasa, maka ia biarkan.

Jaemin melangkah menuju luar, sesuatu yang diletakkan di atas meja makan menjadi hal pertama yang menarik perhatian nya. Segelas susu yang sudah tidak lagi hangat, sepotong sandwich dan juga sebuah sticky note di letakkan di sana.

"Habiskan sarapan mu. Aku akan segera pulang sore nanti."

Jaemin menatap kosong pada sarapan yang Jeno buat. Sedikit pun—dia sungguh tidak berselera memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.

 Sedikit pun—dia sungguh tidak berselera memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menepuk sisi pakaian nya yang sedikit basah. Di luar perkiraan, hujan turun dengan lebat ketika ia akan melangkah pulang sesuai rencana nya sore tadi. Jeno baru bisa menuju halte saat dapati reda sedikit. Itupun, tetap saja baju nya basah di beberapa bagian.

Flat dalam keadaan gelap saat kaki nya melangkah masuk. Namun suara yang ia pastikan dari arah televisi yang menyala membuat nya segera bergerak ke arah sana untuk memastikan.

Bibir Jeno terkatup rapat tatkala mendapati sosok Jaemin yang tengah duduk tenang pada sandaran sofa. Tatapan laki-laki itu lurus ke arah televisi yang menyala di depan, namun sejati nya Jeno tahu pikiran laki-laki itu sedang kosong.

DekapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang