melewatkan mu.

506 59 8
                                    

Jeno sudah berbesar hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno sudah berbesar hati. Ketika malam saat ia dan Jaemin menyatu dalam gejolak panas percintaan, saat dipeluk nya tubuh itu semalaman. Pagi nya, mereka terbangun dengan saling bertatapan.

Jaemin tidak mengeluarkan sepatah kata pun, di luar perkiraan laki-laki itu semakin merengsek masuk ke dalam peluk nya. Pukul dua siang, ketika akhirnya mereka benar-benar bangun untuk membersihkan diri juga mengisi perut kosong masing-masing.

Jeno kira, setelah malam panas yang mereka lalui hari itu Jaemin tidak pernah lagi membahas perihal mantan kekasih nya.

Jeno berusaha menghormati putusan lelaki itu. Dia juga tidak pernah menyinggung ke arah sana. Kiranya, Jaemin pada akhirnya memilih untuk mengobati hatinya.

Melupakan semua yang sudah terjadi secara perlahan melalui dirinya.

Jeno sungguh tidak apa-apa.

Satu bulan, ketika keadaan kembali lagi seperti semula. Saat Jeno dengan begitu mantap menawarkan sebuah langkah baru kepada lelaki itu, tidak terduga Jaemin menyambut nya secara terbuka.

Tahu jika saat itu Jaemin masih belum sembuh sepenuhnya. Tak elak, dirinya mungkin tampak seperti Jaemin di masa lampau.

Usaha menyembuhkan, harap-harap kelak ia bisa memiliki hati lelaki itu sepenuhnya. Hanya untuk nya.

satu tahun kemudian.

Semua orang kini bersuka cita, merayakan hasil jerih payah selama empat tahun guna capai impian sesungguhnya. Lee Jeno—sebagai salah satu diantara. Tangan kirinya kini berusaha peluk buket bunga pemberian orang-orang yang selama ini dekat dengannya. Sementara yang kanan mengangkat panggilan telepon dari adik perempuan nya.

"Nanti temui aku di perpustakaan. Aku akan menunggu mu di sana."

Langkah kaki Jeno berjalan mulus menuju tempat temu janjinya bersama Jaemin pagi ini. Suasana hatinya benar-benar sangat baik apalagi ketika mengingat rencana yang akan mereka lakukan nanti malam.

Jeno bersusah payah mendorong pintu dengan kedua tangannya yang penuh. Sepi didapatinya ketika dia melangkah masuk ke dalam ruangan penuh akan buku-buku itu.

"Sebenarnya ada hal lain yang ingin aku katakan."

"Apa itu?" tungkai Jeno kini dibawa melangkah ke sudut favorit Jaemin yang dia tahu.

"Ayah.... sedang sakit."

Langkah kaki Jeno berhenti. Entah karena kabar buruk yang baru saja diterima nya saat ini atau karena pemandangan dua orang yang kini saling berbagi ciuman di ujung sana. Tubuh Jeno membeku di tempat.

 Tubuh Jeno membeku di tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DekapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang