4. Feels Like You

221 49 7
                                    


Semesta selalu memiliki rencana dan kejutannya sendiri, Jisoo memercayai hal itu. Jika itu hanya bualan Jisoo tidak mungkin dipertemukan dengan wanita itu begitu alami dan terjadi begitu saja. Lalu Jisoo merasa bodoh karena baru saja menyadari bahwa ia dan wanita itu sudah bertemu bahkan sebelum Hae In mempertemukan mereka secara resmi.

Kim Taeri. Wanita itu yang sedang dibicarakan disini. Sosok yang menarik perhatian Jisoo ketika ia berada di kedai tempo hari dan Jisoo memiliki firasat bahwa ia seperti mengenalinya entah dimana (tentu saja dari film dan drama yang dibintanginya). Wanita asing yang tahu namanya begitu saja dan memberikan mantelnya pada Jisoo di cuaca yang sangat dingin. Wanita yang terlihat berbeda dan dengan sengaja melucu di depannya ketika pertemuan kedua. Wanita yang sama, yang Jisoo kagumi seluruh karyanya beserta kepribadiannya yang unik.

Dan wanita itu juga yang kemudian Jisoo tidak ingat bagaimana caranya, telah mendapat nomor ponsel pribadi Jisoo di pertemuan kedua mereka.

Siapa yang dengan sensitifitas lucunya berani menulis takdir seperti ini bagi Jisoo?

Ia sungguh sangat bersyukur dan masih tidak percaya bahwa Snowdrop menjadi pintu paling ajaib yang kesaktiannya pantas menandingi pintu ajaib Doraemon. Proyek pribadi pertamanya itu, serta merta menjadi pintu yang mempertemukan Jisoo dengan banyak orang diluar dunia menyanyinya sebagai idol. Yang kemudian mempertemukan Jisoo dengan aktor dan aktris lain yang sudah jauh lebih dulu berkecimpung di dunia peran.

Tapi sungguh, bagi Jisoo bertemu dengan Kim Taeri merupakan satu mimpi yang memukulnya hingga terbangun dengan perasaan bahagia. Seperti mimpi yang memiliki pertanda baik. Lalu entah bagaimana itu bekerja, perasaan terdalamnya yang belum lama terluka kini terasa baik-baik saja.

Jisoo sedang duduk di tepian kasurnya menghadap jendela dengan sebuah buku dan pena, genap menulis dua bait lirik yang lahir begitu saja dengan mudah, yang digubah sederhana dengan musik di kepalanya.

Tangan Jisoo menghangat manakala mulai menulis bagian yang ia akan kira sebagai refrain. Sensasi itu datang bersama bayang-bayang sosok wanita bertopi yang ia temui malam itu, lalu berganti dengan cepat menjadi wanita berponi pendek yang menjabat tangannya belum lama ini.

"Kata-kata ini begitu mudah kutulis hanya karena aku teringat padanya?", Jisoo berbicara pada dirinya sendiri.

Kembali pada gurat lirik yang ia cipta, Jisoo menuntaskan bagian itu dalam enam baris. Pandangannya sebentar beralih pada embun di jendela yang perlahan turun hendak hilang. Ada rasa yang tercampur aduk dan memori yang bertubruk lagi-lagi menguap di kepalanya. Jisoo sudah yakin bisa menerima jika itu hanya memori, namun perasaan yang ditimbulkannya membuat Jisoo tidak nyaman setengah mati.

Gelisahnya itu lantas hilang berganti notifikasi getar dari ponsel Jisoo. Sebuah pesan singkat yang baru saja masuk.

'Jisoo, apa kabar? Aku dengar kau baru saja menyelesaikan syuting untuk drama debutmu, aku yakin itu keluar dengan baik. Tetap berpikir positif untuk hasilnya nanti, fighting!'

Lagi, Jisoo terkesima. Pesan itu datang dari sunbaenya, IU. Ia merasa semesta sedang menunjukkan sesuatu padanya lewat orang-orang baik ini. Rasa syukur menguar begitu saja di dadanya. Sebagai junior yang belum berpengalaman Jisoo sangat menghormati IU sebagai seniornya di dunia musik dan kini di dunia seni peran. Sebuah kehormatan pula bagi Jisoo dikirimi pesan dukungan dari seseorang yang menjadi panutannya di dunia musik itu.

'Terimakasih untuk perhatian dan dukunganmu, sunbaenim.
Apa kau sedang sibuk menggarap album terbaru?'

Jisoo membalas formal pesan itu lalu menutup aplikasi percakapannya. Atensinya beralih pada sebuah aplikasi perekam suara di ponselnya.

Blue Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang