9. Night Changes

87 12 3
                                    

Pandangan yang kabur diikuti sakit kepala yang terasa berputar membuat Jisoo harus mengerahkan segenap tenaganya untuk bangun dari posisi tidurnya. Tertatih ia duduk, peluh terasa mengalir dari dahi melewati pipinya.

Jisoo menemukan tasnya disisi kasur. Ia merogoh tas itu berusaha untuk menemukan ponselnya. Tepat pukul delapan malam dan Jisoo hanya sendirian di kamar itu. Jisoo ingat ia sedang bepergian dengan Taeri, namun ia tak menemukan keberadaan wanita itu ketika ia terbangun. Jisoo berusaha bangkit dari kasurnya untuk mencari keberadaan Taeri.

Rumah besar itu tampak seperti penginapan yang nyaman. Jisoo keluar dari kamarnya dan langsung menemukan lorong di sisi kanan. Perubahan suhu langsung terasa ketika Jisoo berjalan melewati lorong sembari mencari-cari keberadaan Taeri. Matanya mencari-cari tanpa suara, sepertinya Jisoo sudah melewati beberapa kamar namun tidak terdengar apapun sampai menuju pintu depan rumah itu. Jisoo melihat Taeri sedang duduk bersantai diterangi lampu hangat kekuningan di dekat pepohonan. Disisinya, wanita yang bernama Yeobeen yang Jisoo ingat sebagai teman Kim Taeri, sedang menyimak dengan khidmat.

Urung Jisoo menghampiri, ia memutuskan untuk menjaga jarak namun tetap bisa mendengar percakapan dua wanita itu.

"Apa yang membuatmu menyatakan perasaanmu padanya hari ini, Taeri ya?"

Jisoo bisa melihat dengan jelas Taeri mengambil jeda untuk menghela nafas panjang.

"Aku ingin segera menjaganya, Yeobeen ah. Sejak pertama kali melihatnya terluka seperti itu, aku ingin segera dekat padanya dan menjaganya." Setelah mengatakan itu raut wajah Taeri tampak muram.

"Kau bilang pertemuan pertamamu dengan Jisoo itu ketika kalian sedang berada di kedai yang sama. Dari ceritamu tadi, tidak ada tanda-tanda Jisoo terluka saat itu..", Yeobeen menimpali.

"Hari itu memang pertama kalinya kami bertemu, tapi itu bukan kali pertama aku melihat Jisoo.

Di suatu waktu, aku pernah melihatnya terluka karena seseorang yang.. dicintainya."

Suara Taeri berubah lirih. Jisoo mendengar setiap kalimat yang diucapkan Taeri dengan seksama. Kebingungan melandanya tiba-tiba.

Taeri pernah melihat Jisoo terluka karena siapa?

"Aku melihat Jisoo sangat terluka malam itu. Berdiri di tepi sungai Han, Jisoo berteriak sangat kencang. Ia merutuki dirinya, membenci dirinya sendiri, dan mengatakan bahwa seseorang telah mengusirnya pergi.

Gadis itu terluka karena cintanya, Yeobeen ah. Meski tak yakin benar atau salah dengar, aku rasa aku mengenali siapa yang menjadi sebab sakitnya."

Sesuatu terlihat meluncur di tenggorokan Yeobeen. Wajahnya tampak serius memperhatikan Taeri. Jisoo masih mendengar percakapan mereka, masih berusaha menebak apa yang sebenarnya ingin Kim Taeri ceritakan.

"Malam itu Jisoo terlihat benar-benar membenci dirinya dan sejak melihatnya saat itu, kuputuskan untuk mengenalnya dan ingin menyelamatkannya sekali lagi. Aku tak ingin Jisoo hidup tapi mati karena Kim Jennie, Yeobeen ah."

Jisoo menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dadanya berdebar sangat kencang. Jisoo mulai mengingat memori yang sedang Taeri bicarakan.

"Gadis itu pergi dengan lunglai, di malam yang dingin ia meninggalkan jaket hitamnya begitu saja. Ia memanggul luka di dadanya, berjalan terseok dengan airmata yang tidak berhenti mengalir.

Aku tidak pernah melihat siapapun seputus asa itu, Yeobeen ah. Dan hal pertama yang kulakukan adalah memastikan Jisoo tidak kedinginan lagi di pertemuan pertama kali kami di malam bersalju hari itu."

Segalanya mulai terasa masuk akal bagi Jisoo. Malam dimana ia memutuskan untuk mengikhlaskan Jennie dengan merilis penderitaannya sendiri malam itu.. ia tidak menyangka bahwa ada oranglain malam itu disana dan orang itu adalah Kim Taeri.

Blue Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang