HAI HAI!
Ketemu lagi dengan aku di cerita baru ini.
Call me Bunva okay?
Bunva : Bunda Vatresya.
Oh ya, tau cerita ini darimana?
Tolong, hargai penulis dan ceritanya. Aku nggak nerima plagiat dalam bentuk apapun dan dengan alasan yang tidak masuk logika.
Happy reading!
• • •
Pria paruh baya itu melemparkan selembar kertas tepat di wajah gadis yang tersenyum manis dihadapannya. Berharap jika Papanya senang dengan itu.
"APA INI?" Pria itu juga melempar sebuah piala ke atas aspal hingga pecah.
"SAYA NGGAK BUTUH ITU!"
Plak!
Sebuah tamparan keras mengenai pipi gadis berbandana merah maroon itu.
Ia sedikit meringis, menahan air mata di pelupuk agar tak terjatuh.
Pria itu mengangkat dagunya hingga mendongak. "LIHAT SAYA JIKA SEDANG BERBICARA! TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN, HAH?!" bentaknya lagi.
Runtuh sudah pertahanannya. Air mata yang sedari tadi berusaha ia bendung akhirnya meluruh begitu saja saja mengalir ke pipi putihnya.
"A-aku dapat juara pertama umum, Pah. Papa nggak-"
"NGGAK! SAMA SEKALI TIDAK BANGGA!"
Pria itu membuang kasar dagu nya, "Apa yang harus saya banggakan dari anak seperti kamu? Menyusahkan!"
Sakit...Sangat sakit rasanya jika Papa yang ia banggakan. Satu-satunya orang tua yang ia punya, seolah tidak menganggapnya seperti seorang anak.
Ia malu saat ini. Semua teman-teman sekolah sedang mempertontonkan dirinya. Ada yang iba, namun kebanyakan menertawainya.
"Duh, kasian banget ya. Percuma deh dapet juara umum kalo dibuang juga," bisik salah satu dari mereka.
"Makan tuh! Sok pinter sih hahah... "
"Eh kalian jangan gitu. Jangan lupa ngajak gue maksudnya anjayy."
Gadis itu melirik sebentar pada mereka yang terang-terangan membicarakannya. Kepalanya tertunduk dalam. Bibir mungilnya bergetar. Bulu matanya lentik nya basah. Ia memilin roknya takut bercampur malu.
"DENGAR! Kamu tidak perlu mengundang saya untuk menghadiri pengumuman hasil ujian kamu!"
Setelah itu, ia pergi meninggalkan anaknya sendiri yang kini sudah menjadi bahan perbincangan.
"Hey, sayang?" Seorang wanita cantik yang sudah berkepala empat menepuk bahunya yang bergetar.
Gadis itu mendongak. "I-iya?"
Wanita itu tiba-tiba memeluknya. Mengusap surainya lembut.
"Mau tinggal sama Tante?" ajaknya tersenyum tulus.
• • •
Gimana prolog nya?
I hope you guys like this story baby ❤️
Penasaran gak sama kisah cerita ini?
YUK RAMEIN DENGAN VOTE, KOMEN DAN SHARE!
Spam next di sini buat lanjut 👉

KAMU SEDANG MEMBACA
DANDELION
Novela Juvenil[PRIVATE ACAK! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] ~ Sequel GABRIEL Gracella Fallensia. Gadis rapuh yang dipaksa kuat di segala bidang. Dibandingkan? Itu sudah menjadi makanan sehari-hari. Sampai suatu ketika, ada orang baik yang membantunya untuk bangkit...