Ketiga.

157 12 2
                                    

"Wow, gila banget." Pawaret duduk bersandaran di kayu yang berada di rooftop. Lalu meneguk air minum yang dibelinya tadi.

Pawaret melihat Wasuthorn yang nafasnya terengah-engah, sesekali Wasuthorn mencuri pandang ke arah botol yang Pawaret minum.

"Ini, aku tahu kamu haus. Sayang" Kata Pawaret dengan nada mengejek, sembari menyodorkan air minumnya untuk Wasuthorn.

"Menjijikan, jangan panggil aku dengan sebutan itu lagi." Jawab Wasuthorn, sembari menjitak kepala Pawaret.

"Haha. Maaf, bercanda." Jawabnya.

Suasana menjadi canggung, hanya ada suara yang berasal dari telephone pintar milik mereka berdua. Sudah dua menit mereka saling diam, sampai akhirnya Pawaret membuka suara, memecah keheningan.

"Ao, Wave. Lihat, ada yang membuat akun fans tentang kita." Wasuthorn dengan cepat melihat ke arah Pawaret yang menunjukkan akun fans tentang mereka di Aplikasi burung biru (TWITTER)

Akun ini sepertinya baru dibuat, terlihat dari cuitan twitter yang pertama dibuat 5 menit lalu.

"Hack saja akunnya" Kata Wasuthorn, mendadak Pawaret menahan tangan Wasuthorn yang segera mencari akun fans itu dengan cepat.

"Jangan, lumayan kenang-kenangan." Celetuk Pawaret, Wasuthorn hanya menatapnya bingung.

Apa maksud pria ini?

"Oih, ada apa denganmu ini?" Wasuthorn menepis tangan Pawaret yang mencengkeram tangan Wasuthorn dengan kuat.

"Ah, maaf."

Wasuthorn menggelengkan kepalanya, pandangan Wasuthorn kembali fokus kepada layar telephone pintarnya.

"Ai Wave." Panggil pria yang berada di samping Wasuthorn.

"Kenapa?"

"Kalau saja saat tadi aku memegang tanganmu, lalu aku bilang "Jadilah pacarku, selamanya" apa itu akan berhasil?"

"HAH"

——————————————————————

tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ambivalen. | PangWave Maybe short fic.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang