stevahanz : [Kasih Tak Sampai]

503 43 5
                                    

Song : Kasih Tak Sampai by Padi
............................................................

Apakah ini akan menjadi akhir untuk kisah cintaku? Sungguh tragis. Tapi biarlah, jika ini yang sudah Tuhan tuliskan untuk kehidupanku, maka akan aku keterima.

"Uhuk!" aku menutup mulut dan tersenyun melihat apa yang ada ditanganku. Darah. Aku berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi. Tanganku bergerak-gerak sibuk memegang apa saja yang bisa kujadikan tumpuan. Kran air terbuka dan mengalirkan air yang kujadikan untuk membersihkan mulut. Aku menatap cermin, melihat betapa mirisnya diriku sendiri. Lalu aku kembali ke kamar dan berbaring diatas kasur. Aku melihatnya disana. Dia, sosok hitam menyeramkan yang sedari tadi menungguku.

"Sebentar ya, aku nulis surat dulu." Ucapku ramah padanya. Dia hanya diam tanpa bergerak. Aku harus menulis surat perpisahan untuk dia-orang yang aku sayang. Aku tau hari ini aku tidak bisa mengucapkannya secara langsung. Dia sedang berbahagia sekarang,dan aku tidak mungkin merusak kebahagiannya.

"Kamu tau gak rasanya jatuh cinta? Jatuh cinta itu indah." Kataku kepada sosok itu yang hanya diam. Biarlah dia diam, hanya dia yang dapat mengetahui betapa sakitnya diriku hingga ia rela menjemputku. "Aku cinta sama pacar aku. Aku sayang banget sama dia. Tapi sekarang dia sedang berbahagia, dan aku gak mau ngerusak kebahagiaan dia. Makanya nanti kalo dia inget sama aku, aku udah nulis surat ini." Jelasku padanya. Tanganku masih sibuk menulis surat. Beberapa menit kemudian, aku selesai. Aku tersenyum kepada makhluk itu.

"Kamu mau aku bacain isi suratnya?" tanyaku padanya yang tentu saja tidak ada jawaban. Aku pun mengambil kesimpulan bahwa ia juga ingin mengetahui apa yang aku tuliskan. Aku mengangguk dan mulai membacakan isi surat itu.

"Untuk Reynaldi.

Hai Rey, apa kabar? Selamat ya karna kamu sudah menikah hari ini. Siang ini, aku pengen banget ngeliat kamu pakai jas formal di hari pernikahanmu. Kamu benci banget ya ampe gak ngundang aku ke pernikahan kamu? Kamu malu punya pacar penyakitan kaya aku?

Seenggaknya aku pengen liat kamu tersenyum dihari pernikahan kamu, walau bukan dengan aku, dan walau itu yang terakhir. Sampai sekarang kamu tetap pacar aku, kamu bintang di hati aku, kamu tetap cahaya di kehidupan aku. Tapi karna kamu seperti bintang, makanya aku terlalu sulit untuk aku gapai. Kamu terlalu tinggi untuk aku raih. Dan sekarang, semua terbukti, yang meraih kamu bukan aku, tapi dia.

Bagaimana dengan wanitamu? Aku iri kepada dia. Aku 4 tahun bersamamu, dan dia 4 minggu bersamamu. Tapi yang mendapatkan kamu adalah dia yang hanya dengan singkat membuatmu bahagia. Aku ingin sepertinya, merasakan bagaimana gugupnya di hari pernikahan kita. Andai aku yang memakai gaun dipernikahan kita, andai aku yang bersanding bersamamu. Ah tapi itu semua hanya khayalanku saja.

Waktuku sebentar lagi, aku sudah dijemput, jadi aku gak akan ngenang masa lalu kita yang begitu indah. 4 tahun bukan waktu yag sebentar untuk mencintai kamu. Tiada rasa penyesalan yang ada di hatiku karna akhir dari cerita kita. Kamu tetap dihati aku. Namamu sudah terpantri dengan jelas di dalamnya. Andai waktu ku bisa lebih panjang, mungkin aku punya kesempatan melihatmu untuk terakhir kalinya. Melihat bintang dihatiku tersenyum bahagia, itu sudah cukup.

Selamat tinggal kasih tak sampaiku. Selamat tinggal bintang yang tak bisa ku raih. Selamat tinggal cahaya yang tak bisa ku gapai.

Walaupun pun kau akan membuang kisah kita, dan kau akan melupakanku. Aku tidak akan melepasmu dihatiku. Aku akan berkata kepada Tuhan bahwa kaulah orang yang aku bawa namanya hingga waktu terakhir.

Salam hangat terakhir, Reyna."

Satu tetesa air mata terjatuh. Aku melipat surat itu dan meletakkannya di meja. Makhluk hitam itu menghampiriku dan mulai mendekat. Aku pun berbaring diatas kasur memejamkan mata. Bahkan ketika aku pergi, aku tetap sendirian dan tidak ada yang mengetahui. Aku tidak pernah menyesal jika memang seperti ini. Akan ku bawa hatiku, dan aku tidak akan pernah berhenti mencintai Rey bahkan hingga detik ini.

............
END

SongFict: SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang