AstKazu : [Seandainya]

377 41 4
                                    

Song: Seandainya by Vierra
...................................................

Aku janji akan membantumu menemukan tubuhmu.

Suara anak laki-laki itu masih terbayang dalam benaknya. Matanya berkilat penuh keteguhan, suara bariton namun lembutnya itu membuatnya terus terbuai dalam perkataannya.

Percaya padaku, Gina. Aku tidak akan membiarkanmu terus seperti ini.

Sejujurnya Gina tak ingin lagi kembali pada tubuhnya. Tubuh nyata, dia sudah bersyukur dengan kehidupannya yang lebih berarti biarpun ia hanya sosok semu berwarna. Ya, dalam arti harfiah. Tubuhnya tembus pandang dan hanya memiliki satu warna. Dia adalah hantu. Ruh dari orang koma.

Anak laki-laki itu pernah menatap pada raganya dengan sendu. Ia mengelus pipi tubuh Gina yang terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan punggung jari-jarinya. Ia pun berbisik ..., "kau jangan terus bersedih memiliki tubuh semu."

Selama kau ada di sisiku, aku sudah bersyukur, Chaka. Aku senang dengan perjuanganmu. Aku senang kau membiarkanku terus berada di sisimu.

Namun, Chaka tidak tahu apa-apa tentang hal yang sebenarnya.

Gina kadang tak terlihat. Sengaja tak terlihat, dan Chaka tidak pernah mengetahui kapan waktu itu akan terjadi.

Ia dan seorang perempuan lain saling mempertemukan bibir mereka. Chaka tampak begitu berhasrat seakan sudah menginginkan perempuan itu dari lama. Lantas, siapakah Gina? Siapakah dia yang diinginkan hadir dalam tubuh asli?

Seandainya Chaka tahu dia tak ingin dirinya pergi. Pergi dari hatinya.

Seandainya Gina kembali pada tubuh aslinya, apakah Chaka baru mau memandangnya? Baru mau mencintainya dengan sungguh-sungguh?

Apakah kemarin-kemarin Gina hanya terlalu berharap?

"Gina, ke mana kau pergi?" Chaka pun bertanya di dalam kamarnya, kebingungan. Berhari-hari ia ditinggal oleh Gina yang bisa tak terlihat kapan pun.

Bukan. Gina tidak menyuruh tubuhnya untuk menghilang.

"Aku di sini, Chaka. Aku di sini," Gina bicara di hadapannya, namun kenapa Chaka tidak bisa melihatnya lagi?

"Gina ... apa kamu ... marah padaku karena aku menyukai orang lain?"

Pertanyaan itu seketika membuat hati Gina panas. Panas seperti terik matahari. Panas seperti nyala api. Panas seperti terbakar oleh kemarahan.

Apakah karena Gina sudah meneguhkan hati untuk tidak menyuakinya lagi?

"Gina ... jawab aku ...," gumam Chaka dengan lara.

Gina perlahan mundur darinya ... mundur ... mundur terus mundur, begitu pun hatinya yang semakin mundur.

Seandainya Chaka tahu dia telah pergi terlalu jauh. Seandainya Chaka tahu Gina ada di hadapannya dan dia tak bisa melihatnya.

Seandainya Chaka ....

.........
END

SongFict: SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang