ACDD 01# HUKUMAN

64.4K 3K 54
                                    

ACDD 01# HUKUMAN

"Sehebat apapun kita merancang rencana di masa depan, kalau Allah tidak menghendakinya, Allah akan menggagalkannya. Akan tetapi yakinlah bahwa Allah akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih indah, melebihi sesuatu yang sudah kita susun rapi."

~Aisfa (Cinta dalam Doa)~

🕊🕊🕊

Plak

Suara kulit bertemu kulit itu menggema di sepanjang koridor sekolah megah yang selama ini dinaungi oleh keluarga kaya raya, Razzandra Adinata. Seorang gadis berusia 18 tahun sampai terjerembap di lantai akibatnya.

Gadis bernama Aisfa Naziya Almahyra itu meringis sambil memegangi pipinya yang memerah. Sudut bibirnya mengeluarkan darah segar. Baru kali ini ia mendapatkan kekerasan fisik selama hidupnya. Apalagi di tempat umum, dan yang melakukanya adalah Ayahnya sendiri, Adzriel Razzandra Adinata.

Semua siswa dan siswi yang menyaksikan hal itu pun terkejut. Seorang Aisfa, gadis berandalan yang biasanya selalu mendapat perlindungan dan perlakuan istimewa di sekolah, kini diberi pelajaran di hadapan mereka semua. Tidak ada rasa iba sama sekali di hati mereka. Mereka malah menyengir puas dengan apa yang baru saja terjadi.

Puas karena Aisfa memang pantas mendapatkan pelajaran. Aisfa adalah gadis dengan tingkat keburukan diatas rata-rata. Dirinya suka mengganggu dan mem-bully teman-teman disekolahnya ketika tak mau menuruti kemauannya. Walau begitu, Aisfa tidak pernah mendapatkan sanksi karena Aisfa adalah anak pemilik sekolah.

Selain itu, Aisfa adalah anak motor yang suka balapan liar dan suka berulah dengan sekolah lainnya.

"Ayah mendapatkan laporan kalau kamu sudah menabrak lari teman sekolah kamu yang bernama Ita. Kamu tahu, kakinya cacat karena itu Aisfa."

Semua anak-anak SMA merpati terkejut mendengar apa yang baru saja dikatakan Adzriel. Mereka tidak tahu menahu kabar ita yang kecelakaan. Pantas Ita tidak masuk sekolah beberapa hari ini.

Mendengar perkataan ayahnya, tubuh Aisfa menegang di tempatnya. Perlahan rasa takut mulai menguasainya.

"Ayah akan membawamu ke kantor polisi sekarang juga untuk mempertanggung jawabkan kesalahanmu."

Aisfa menggeleng dengan mata berkaca-kaca. "Tapi, Yah-"

"Tidak ada tapi-tapian Aisfa! Ayah malah bersyukur kalau kamu ditahan di dalam sel penjara. Biar kamu merasakan bagaimana tersiksanya di sana."

Aisfa merangkak dan langsung memeluk lutut Adzriel. Gadis itu memohon dengan tangisan yang menjerit-jerit karena takut apa yang dikatakan ayahnya benar-benar terjadi.

"Ayah, Aisfa minta maaf. Aisfa gak sengaja nabrak Ita karena waktu itu Ita nyeberangnya gak hati-hati."

Adzriel yang sudah buta akan api amarah tidak mau mendengarkan penjelasan putrinya lagi. Sudah cukup ia melindungi Aisfa dengan kasih sayang dan kekuasaannya selama ini. Dan karena hal itu Aisfa malah bertingkah semena-mena.

"Bukan Ita yang tidak hati-hati, tapi kamu yang memang suka balapan liar."

Adzriel mendorong putrinya yang masih setia memeluk lututnya dengan penuh amarah. "Ayah tidak mau tahu. Kamu harus minta maaf sama Ita, lalu ayah akan membawamu ke kantor polisi."

"Ayah...," rengek Aisfa ketakutan.

"CUKUP AISFA!!! SELAMA INI AYAH DIAM DAN SELALU BERSABAR MENGHADAPI SIFAT BERANDALAN KAMU. KARENA WATAKMU KERAS, AYAH PIKIR KAMU BISA BERUBAH ASAL DIPERLAKUKAN DENGAN LEMAH LEMBUT. TAPI APA BUKTINYA? KAMU MALAH SEMAKIN MENJADI-JADI. TAPI KALI INI TIDAK LAGI! SEMAKIN AYAH BERSIFAT LEMBUT KEPADAMU, SEMAKIN KAMU MELUNJAK. DAN HARI INI AYAH AKAN BERSIFAT TEGAS SAMA KAMU. SEBAGAI PERWAKILAN RASA SAKIT YANG DIALAMI ITA DAN KELUARGANYA, AYAH SENDIRI YANG YANG AKAN MENJEBLOSKANMU KE PENJARA!" Amarah Adzriel meledak.

Aisfa Cinta dalam Doa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang