"Jaemin maafkan aku untuk semua yang terjadi, sungguh andai aku bisa mengulang waktu aku akan berusaha untuk tak bertemu denganmu, seandainya saat itu kita tak bertemu mungkin kau tak akan terluka, ini semua salahku.""Apa yang mereka katakan memang benar adanya, aku tak pantas untukmu, aku ini hanya pendosa yang bahkan sangat buruk karena akulah kau harus kehilangan kedua orangtuamu, karena akulah kau harus menderita, seharusnya waktu itu kau tak perlu menolongku."
"Jaemin aku sadar aku tak pantas mengatakan ini, tapi aku ingin kau tau bahwa aku sangat mencintaimu, aku tak ingin berpisah darimu, sungguh, tapi aku sadar makhluk sepertiku takkan pantas untuk mencintai manusia sempurna sepertimu, takkan pernah pantas."
"Jaemin mungkin hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku, mungkin ini takkan cukup dan aku sadar ini memang tidak cukup karena apa yang aku lakukan tidak akan pernah bisa ditebus dengan apapun, namun aku bersyukur, setidaknya aku bisa menyelamatkan mu dari mereka."
"Sekarang kau tak perlu khawatir, kau tak akan merasakan rasa sakit itu lagi, takkan pernah, dan mungkin kau juga akan melupakanku karena aku memang seharusnya tak pantas untuk diingat oleh orang sepertimu."
"Tapi jaemin, andai tuhan mengizinkan aku ingin bisa kembali bertemu denganmu dan mendapatkan cintamu walaupun kemungkinan itu sangat jauh, tapi aku sungguh berharap."
"Sekali lagi maafkan aku, terima kasih untuk hari-hari indah yang sudah kita lewati, terima kasih karena kau sudah mau menolongku dan mencintaiku dan maaf karena aku harus pergi darimu, aku harap kau akan baik-baik saja, dan aku harap kau akan selalu bahagia. Saranghae na jaemin, yeongwonhi."
Jaemin mengerjapkan matanya membiasakan sinar mentari yang terasa menusuk retinanya, lelaki itu mengernyit saat sekilas mimpinya terbayang "apa itu?" Gumamnya.
Tak ingin ambil pusing lelaki itu menatap jam dan memilih bangun untuk bersiap saat ingat ia punya janji dengan sahabatnya.
Setelah selesai mandi dan berpakaian lengkap, jaemin tampak mondar mandir di kamarnya menyiapkan segala hal yang sekiranya ia butuhkan untuk menemui sahabatnya nanti.
Setelah dirasa cukup lelaki berparas tampan itu mematut dirinya di depan cermin, sempurna, satu kata yang menggambarkan dirinya, yah tak bisa dipungkiri ia memang tampan dan menawan bahkan banyak gadis-gadis dan submisif yang selalu mengejar-ngejarnya, jika dia ingin mungkin dia bisa mengencani mereka satu persatu, namun apalah daya, jaemin bukanlah sosok yang amat ramah dan perduli sekitar, bahkan sikap dingin dan cueknya kerap kali membuat para sahabatnya menghela nafas dan selalu berdoa agar jaemin menemukan seseorang yang bisa mencairkan dirinya.
Setelah merasa puas dengan penampilannya, lelaki yang sebentar lagi berumur 20 tahun itu merapikan barang-barang yang akan ia bawa, namun suara alarm beker mengagetkannya, lelaki itu menatap alarm yang terletak nyaman diatas nakas, berdecak kecil, sepertinya ia salah mengatur jam, untung saja ia tak terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelus Custos
Fanfiction❗ Jaemsung area ❗ (END) Na jaemin selalu merasa hidupnya terlalu monoton, tak ada yang spesial. Namun siapa sangka pertemuannya dengan seorang lelaki manis yang mengaku malaikat merubah hidupnya, tanpa disangka niatnya untuk menolong malah berakhir...