Malam ini langit terlihat sangat terang dengan hamparan bintang yang berkelap-kelip, bulan pun tampak penuh dengan sinarnya yang amat indah.
Seulas senyum terlukis indah di wajah jisung kala matanya terpaku pada bulan purnama yang tampak indah, namun senyum itu perlahan memudar kala ia mengingat pertanyaan jaemin beberapa hari yang lalu.
Lelaki berparas cantik itu menghela nafas, apa ia harus jujur pada jaemin, apa ia harus mengatakan semuanya, tapi bagaimana jika lelaki itu tak mempercayainya, bisa saja jaemin akan menganggapnya gila atau semacamnya. selain itu, apa jaemin masih mau menampungnya saat tau tentang dirinya? Jujur saja, berada di dekat jaemin membuatnya tenang, lelaki itu benar-benar baik dan memperlakukannya dengan lembut hingga tanpa sadar rasa yang seharusnya tak ia miliki mulai muncul.
Jisung kembali menatap langit dengan senyuman sendu, apa ia boleh egois? Apa ia pantas mencintai lelaki sempurna seperti jaemin? Sungguh ia tak ingin berada jauh darinya, namun ia sadar ia tak semestinya memiliki perasaan lebih pada manusia itu.
"Sedang memikirkan apa?"
Suara lembut itu membuatnya tersentak, dengan cepat lelaki cantik itu berbalik dan mendapati jaemin berdiri di ambang pintu balkon dengan senyum teduh.
"Oh kau baru pulang?" Bukannya menjawab jisung malah balik bertanya membuat jaemin terkekeh.
Lelaki itu menghampiri jisung lalu menyampirkan sehelai selimut ditubuh jisung, "udara malam ini terlalu dingin, kau bisa sakit jika hanya memakai baju setipis ini."
Perhatian sederhana, namun terasa istimewa bagi jisung, lelaki itu menatap jaemin yang kini asik menatap keindahan kota di malam hari, terlihat sangat tampan dan sempurna.
Kembali pertanyaan itu terputar di ingatannya, haruskah ia beri tau sekarang?
"Jaemin, aku ingin mengatakan sesuatu padamu." Baiklah, jisung memang harus jujur sekarang.
"Apa yang ingin kau katakan?" Tanya jaemin menatap jisung dengan senyum lembut.
"Tentang pertanyaan mu tempo hari, tentang siapa aku dan alasan aku ada disini."
Jawaban bernada serius itu membuat jaemin menegakkan tubuhnya dan menarik jisung untuk duduk.
"Kamu yakin mau bercerita?" Tanya jaemin serius, "aku gak masalah kalau memang kamu belum siap."
Jisung menggeleng "aku siap jaemin, aku gak mau nyembunyiin apapun dari kamu!"
Jaemin menghela nafas, kalau boleh jujur ia memang sangat penasaran tentang jisung.
Jisung menarik nafas lalu menghembusnya pelan.
"Mungkin setelah kamu tau ini kamu akan menjauhi ku, tapi gak masalah."
Lelaki itu memejamkan matanya mencoba fokus pada satu titik hingga suasana yang tadinya dingin menjadi sedikit hangat dan menenangkan hingga sepasang sayap putih bersih muncul dari balik punggung jisung membuat jaemin terkejut.
"Jisung..."
"Iya jaemin, aku punya sayap," ujar jisung membuka matanya memperlihatkan iris matanya yang berwarna hijau dan terlihat indah, "aku seorang malaikat, lebih tepatnya malaikat pelindung. Tugasku melindungi dan membantu siapapun yang membutuhkan bantuan." Lanjutnya menatap jaemin yang tampak terkejut seperti yang ia duga.
"Jadi kamu malaikat? Tapi bagaimana bisa..." Rasanya jaemin kehilangan kemampuan berbicaranya, jujur ia masih sangat syok dengan kenyataan yang ia dengar ini.
"Aku kabur dari langit." Lirih jisung masih terdengar oleh jaemin membuat lelaki tampan itu mengernyit.
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelus Custos
Fanfiction❗ Jaemsung area ❗ (END) Na jaemin selalu merasa hidupnya terlalu monoton, tak ada yang spesial. Namun siapa sangka pertemuannya dengan seorang lelaki manis yang mengaku malaikat merubah hidupnya, tanpa disangka niatnya untuk menolong malah berakhir...