BAB 2

43 48 175
                                    

💐Happy reading 💐

Saat ini jam sudah menunjukkan pukul 6.30, masih tersisa 30 menit lagi pelajaran berlangsung, Dan saat ini Patricia atau yang akrab dipanggil cia sedang bersiap-siap menuju kesekolah diantar oleh supir.

Saat tiba disekolah banyak sekali siswa/i yang menyapa Cia.

"Hai Cia."

"Hai juga." Sapa Cia balik dengan senyum ramah.

"Apa kabar Cia?" Sapa salah satu siswi lain nya.

"Baik kamu apa kabar?" Tanya Cia kembali tidak lupa dengan senyuman yang sangat manis.

Banyak sekali yang menyapa cia atau sekedar say hello dan pertanyaan basa-basi lainnya.

Sesampainya dikelas Cia sudah melihat ketiga teman nya yang sudah datang dan sekarang mereka sedang asik mengobrol tanpa sadar akan ke hadiran Cia.

"Selamat pagi semua nya Cia back!" Sapa Cia dengan semangat 45 nya.

"Aduh Cia pagi-pagi semangat amat si?!" Komplen cewe dengan rambut sedikit ikal.

"Tau semangat amat lo." Timpal si rambut lurus.

"Iya dong awali pagi mu dengan kesenangan." Ucap Cia.

"Semangat-semangatnya gitu, udah ngerjain tugas mtk belum?" Tanya Aruna si murid pintar.

"Dih Aruna pake nanya lagi," Ujar Cia sombong.

"Udah?" Tanya si rambut lurus.

"Tentu saja belum." Cengir Cia tanpa dosa.

"Sudah gua duga." Ucap si rambut ikal malas.

Baru saja Cia ingin melihat tugas pada Aruna namun acara menconteknya harus dihentikan , karena kedatangan guru dengan tubuh tambun serta kepala pelontos.

"Selamat pagi anak-anak." Suasana kelas yang tadi nya ramai kini berubah menjadi hening.

Guru killer itu adalah gelar yang cocok di semat kan untuk pak mamat guru matematika.

"Pagi pak!" Jawab seluruh kelas dengan kompak.

Cia berdoa semoga saja pak mamat tidak mengingat tugas yang beliau berikan minggu kemarin.

"Baik, anak-anak seperti biasa kumpul kan tugas kalian didepan dan bagi yang belum silakan keluar dari kelas saya." Tegas pak mamat, Seperti nya Cia belum beruntung kali ini karena doa nya tidak di kabul kan.

"Mampus gua belum ngerjain lagi." Panik Cia, Aruna yang duduk di sebelah Cia pun ikutan panik.

"Aduh gimana dong ci?" Bukan nya memberikan Cia solusi Aruna malah membuat Cia semakin panik.

"Ya lo keluar dari kelas ini." Ucap Ava si rambut ikal dengan santai.

"Ck lo emang udah va?" Tanya Cia.

"Jelas udah anak rajin kaya gua masa belum." Sombong Ava.

"Kalo lo udah ce?" Cherly gadis dengan rambut lurus itu pun menengok kearah Cia.

Tanya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang