"...setan kampret..." Hange mengumpat, berkali-kali meraung dan mengerang kesal. Hange marah kepada apa pun, kepada batu, kepada tanah, kepada rumput, dan kepada dirinya sendiri yang jatuh pingsan menghantam pohon. Bagaimana bisa dirinya pingsan oleh satu pukulan, sementara ia telah berkali-kali dihajar titan. Hange seorang prajurit, dilatih di akademi militer, telah bertarung puluhan kali, berkelahi adalah sarapan sehari-hari. Kenapa bisa pingsan dengan mudahnya.
"ANAK SETAN!"
Hange tak bisa berhenti merutuk apa pun, termasuk dirinya sendiri. Kepalanya mulai berpikir, apa ini jangan-jangan karena dia terlalu lama berada di laboratorium sehingga tubuhnya menjadi lemah? Ah, tapi kemudian Hange memutuskan berjalan ke arah yang dia pikir ke sana lah si penculik Erwin pergi.
Siapa pun yang menculik Erwin, orang itu pasti tahu tentang senjata para prajurit kebebasan. Pedang dan 3D maneuver Hange dirampas. Sekarang Hange hanya sebatang tubuh yang berjalan di antara pohon-pohon tinggi, tanpa armor, tanpa perlindungan diri. Jika titan muncul, ah mati lah sudah.
Hange tidak takut. Meski Hange bertemu titan di tengah jalan, dia akan menyapa titan itu lalu bercakap-cakap, begitu pikirnya. Tapi apa yang menyingkirkan rasa takut Hange adalah... kemungkinan besar si penculik Erwin adalah orang yang Hange kenal, dan karena si penculik itu ada di sini, artinya titan lain tidak akan muncul. Hanya satu titan saja yang mungkin bakal muncul.
"...si Pantat Tepos... awas saja kalau bertemu nanti."
---
"Kau menyukainya kan, Ackerman?"
Levi mendelik ke arah suara yang menyiratkan kebencian, tapi Levi tak menggubris. Levi marah kepada Eren.
"Jawab!" dan Eren marah balik kepada Levi.
"Aku tidak memintamu membawanya kemari. Aku lari dari markas membawamu ke sini, kau pikir supaya aku bisa bertemu dengannya? Apa yang kau lakukan, Bodoh?!"
"Aku yang membawamu kabur, bukan kau yang membawaku pergi!"
"Hah?"
"Aku yang membawamu keluar dari para prajurit tolol yang memenjarakan diri mereka sendiri. Aku bisa keluar dari sana tanpa bantuanmu!" Kedua tangan Eren mengepal, dan Levi berwaspada mengetahui kepalan tangan itu bisa melayang kapan saja.
"Jika kau bisa, kenapa kau biarkan dirimu tertangkap oleh kami?"
"Dia," Eren menunjuk batang hidung buruannya. "Aku datang untuknya. Ingat?"
"Bohong!" Levi menyembur cepat. Ia mendadak amat tidak suka jawaban Eren. "Lalu kenapa kau malah pergi bersamaku?"
"Aku tahu, dia akan mencarimu, dan di sini... Aku bisa melakukan apa yang kumau tanpa ada yang mengganggu."
Eren mengeluarkan pisau dari balik punggungnya, dan Levi kebingungan setengah mati. Apa yang sebenarnya sedang dipikirkan oleh si Bodoh ini?
Erwin terkulai di lantai. Darah di keningnya mengering, tapi ia masih belum sadarkan diri. Eren mendekat, memperhatikan dengan saksama Jenderal Batalyon perang yang dipercayai seluruh negeri. Keberhasilan meraih kebebasan ada di tangan orang berambut pirang ini, dan Eren jadi merasa ingin mengoyak-oyak tubuhnya. Ingin ia tancapkan pisau itu ke bahu Erwin, lalu ia gigit jari jemari Erwin sampai putus, kalau sudah berteriak sakit, Eren ingin colok kedua mata Erwin menggunakan pisau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Makhluk Buas
FanfictionBagaimana bisa kau sebut itu bercinta ketika kau melakukan seks dengan makhluk buas? Ia menyerahkan diri kepada keresahan, dan belenggu rahasia terdalam diri manusia. Nikmat atau tidak, tapi mereka melakukan seks. Berkali-kali. D19+ Seksual Eksplis...