4.KOLOR.

293 37 1
                                    

Rea masih berat untuk mengikhlaskan kepergian ayahnya yang kini telah bahagia bersama keluarga baru yang dia pilih. Namun, apa pun perasaan yang Rea rasakan saat ini harus tetap tegar, agar dirinya bisa membuktikan bahwa suatu saat nanti pasti Rea dan ibunya pasti akan sukses.

"Ya udah, Rea mau belajar dulu ya, buk. Jaga kesehatan sama makannya jangan sering telat juga." Ujar Rea mengakhiri pembicaraan di telfon dengan ibunya.

Hari ini gadis tersebut sedang sibuk menyiapkan tugas presentasi untuk minggu depan, bu Rina memberikan waktu satu minggu dan memecah kelas menjadi beberapa kelompok.

Kebetulan Rea satu kelompok dengan Alvin dan para beban-bebannya itu.

Sekarang gadis dengan rambut yang dikuncir dua, tengah menunggu taxi yang ia pesan agar mengantarkannya ke alamat rumah Alvin yang sudah dikirim lewat google maps.

Setelah sampai di alamat tujuan, Rea sedikit tercengang kala melihat halaman rumah yang begitu luas serta tidak percaya jika itu adalah rumah Alvin.

Ia mencoba untuk menekan tombol bel di tembok sebelah gerbang besar di depan rumah.

Tak perlu waktu lama, tiba-tiba ada seorang gadis kecil bersama kucing putih di belakangnya menghampiri Rea.

"Temennya bang Alvin ya? Masuk aja, kak. Yang lain udah pada di dalem," tanpa ragu Alesha membukakan gerbang yang terpampang di depan rumahnya.

menunjukan beberapa mobil dan motor yang terparkir di halaman rumah mewah tersebut.

Atensi mata Rea tertuju pada taman yang luas, dihiasi pepohonan serta kolam ikan menjadikan taman itu terlihat sangat indah.

"Gue kayaknya gembel sendiri deh di sini." Gumam Rea.

"Hai Rea," sapa Destin yang tengah duduk antang di sofa bermotif kulit macan.

"Hai," David menyapa namun tak memalingkan pandangannya dari game mobile legend yang sedang asik ia mainkan.

"Hallo," sapa Richo asik dengan rubik di tangannya.

"Welcome dikelompok kita, Re. Tapi sekarang lo cewek sendiri dikelompok ini gakpapa, kan?"
Reza menyambut Rea dengan ramah, mengetahui bahwa sekarang kelompok mereka bertambah satu anggota istimewa yang tidak lain adalah anak baru di kelas mereka.

"Gakpapa kok, makasih ya."

seorang siswi baru yang selalu tampil sederhana dan apa adanya, kini dikelilingi oleh pria tampan dengan setelan outfit ala Korea, membuat siswi itu rasanya ingin pingsan saja sekarang juga.

"Nih, tante bikinin kue bolu kesukaan kalian," ujar bu Berlin keluar dari arah dapur membawa 2 piring bolu coklat dan keju.

"Loh, sekarang ada ceweknya? Kamu cantik banget," lanjut bu Berlin meletakkan piring itu lalu mengulurkan tangannya.

Dengan segera, Rea mencium punggung tangan wanita di depannya.

"Kata Alvin kamu anak pindahan ya? Kok baru main kesini,"

"Iya, aku pindahan dari Jawa tengah tante, baru pindah kemarin," jawab Rea apa adanya.

"Oh gitu, sering-sering main kesini ya, nak, kamu cantik banget." Ujar Bu Berlin tak henti memuji gadis di hadapannya.

Meski hanya memakai pakaian sederhana dan menggunakan sepatu seadanya, tapi Rea tetap mempunyai aura yang sangat cantik jika dilihat dari sisi mana pun.

"Alvin, cepetan turun, nak. Temen kamu udah dateng semua,"

"Maa, kolor Alvin ilang!" Pekik cowok itu dari lantai 2 rumahnya.

Alvin Anggara.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang