Suara lembut dari seorang gadis cantik yang sedari tadi terdengar dari kamarnya itu tak henti menceritakan hal-hal yang ia lakukan akhir-akhir ini di sekolahnya setelah pindah sekolah.
Sebenarnya bukan hanya suara wanita saja yang ingin ia dengar dari telepon genggamnya, ia juga merindukan suara dari seorang lelaki yang sudah beberapa tahun ini tidak ada kabar untuk dirinya.
Ya udah, Rea mau belajar dulu ya, buk. Jaga kesehatan sama makannya jangan sering telat juga." ujar Rea mengakhiri pembicaraan di telfon dengan ibunya.
Hari ini gadis tersebut sedang sibuk menyiapkan tugas presentasi untuk minggu depan, bu Rina memberikan waktu satu minggu dan memecah kelas menjadi beberapa kelompok.
Kebetulan Rea satu kelompok dengan Alvin dan para beban-bebannya itu.
Sekarang gadis dengan rambut yang dikuncir dua, tengah menunggu taxi yang ia pesan untuk mengantarkannya ke alamat rumah Alvin yang sudah dikirim lewat google maps.
Setelah sampai di alamat tujuan, Rea sedikit tercengang kala melihat halaman rumah yang begitu luas serta tidak percaya jika itu adalah rumah Alvin.
Ia mencoba untuk menekan tombol bel di tembok sebelah gerbang besar di depan rumah.
Tak perlu waktu lama, tiba-tiba ada seorang gadis kecil bersama kucing putih di belakangnya menghampiri Rea.
"Temennya bang Alvin ya? masuk aja yuk, kak. Yang lain udah pada di dalem," tanpa ragu Alesha membukakan gerbang yang terpampang di depan rumahnya.
menunjukan beberapa mobil dan motor yang terparkir di halaman rumah mewah tersebut.
Atensi mata Rea tertuju pada taman yang luas, dihiasi pepohonan serta kolam ikan yang membuat taman itu terlihat sangat indah.
"Gue kayaknya gembel sendiri deh di sini." Gumam Rea.
"Hai Rea," sapa Destin yang tengah duduk anteng di sofa bermotif kulit macan.
"Hai," David menyapa namun tak memalingkan pandangannya dari game mobile legend yang sedang asik ia mainkan.
"Hallo," sapa Richo asik dengan rubik di tangannya.
"Welcome dikelompok kita, Re. Tapi sekarang lo cewek sendiri dikelompok ini gak papa, kan?"
Reza menyambut Rea dengan ramah, mengetahui bahwa sekarang kelompok mereka bertambah satu anggota istimewa yang tidak lain adalah anak baru di kelas mereka."Gak papa kok, makasih ya."
seorang siswi baru yang selalu tampil sederhana dan apa adanya, kini dikelilingi oleh pria tampan dengan setelan outfit ala Korea, membuat siswi itu rasanya ingin pingsan saja sekarang juga.
"Nih, tante bikinin kue bolu kesukaan kalian," ujar bu Berlin keluar dari arah dapur membawa 2 piring bolu coklat dan keju.
"Loh, sekarang ada ceweknya? nama kamu siapa nak cantik banget," lanjut bu Berlin meletakkan piring itu lalu mengulurkan tangannya.
Dengan segera, Rea mencium punggung tangan wanita di depannya.
"Hehe... makasih tante, nama aku Rea lavanya, panggil aja Rea,""Kata Alvin kamu anak pindahan ya? kok baru main kesini,"
"Iya, aku pindahan dari Jawa tengah tante, baru pindah kemarin," jawab Rea apa adanya.
"Oh gitu, sering-sering main kesini ya, nak, kamu cantik banget." Ujar Bu Berlin tak henti memuji gadis di hadapannya.
Meski hanya memakai pakaian sederhana dan menggunakan sepatu seadanya, tapi Rea tetap mempunyai aura yang sangat cantik jika dilihat dari sisi mana pun.
