ketiga.

719 74 13
                                    

[!] explicit mature scene ahead.




Debur ombak bersahut-sahutan memenuhi telinga tiap orang yang sedang berpesta di malam itu, dengan kaki dipenuhi pasir dan tangan yang kebanyakan sambil menggenggam segelas mocktail atau sepiring kecil buah-buahan penggugah selera yang disajikan. Perayaan ulang tahun DoubleJ kali ini diadakan di pinggir pantai, sesuai hasil survei karyawan dua bulan lalu. Pesta puncak diadakan di malam hari, karena pada sore harinya dipenuhi agenda permainan-permainan khas gathering tahunan.

Di pojok sebelah kiri restoran pinggir pantai itu, terdapat satu panggung kecil yang berfungsi untuk live music di malam ini, dimana beberapa karyawan menyumbangkan suara mereka untuk bernyanyi dan menari bersama.

Serasa seperti mimpi, disinilah Hyunjin memijakkan kakinya.

Ya, setelah terbangun di pagi hari seminggu lalu, ia menemukan notifikasi email yang berasal dari sang cinta untuk mengundangnya ke pesta ini. Hyunjin sama sekali tidak mengerti kenapa ia diberikan undangan dan akses masuk ke pesta eksklusif ini padahal ia tidak memiliki keterkaitan sama sekali dengan perusahaan.

Setelah berkonsultasi dengan Han– yang sebenarnya tidak membuahkan hasil apapun karena si kunyuk itu tidak pernah serius, Hyunjin memutuskan memberanikan diri untuk datang memenuhi undangan si manis dengan niat hati bertanya langsung alasan keberadaannya di pesta tersebut, walau dengan kemungkinan tidak dapat jawaban sama sekali. Lebih baik mencoba, bukan?

Hyunjin mengenakan pakaian casual khas pantai, kemeja kebesaran dengan motif dan warna mencolok, celana jeans selutut dan sandal santai. Hyunjin hanya datang di acara puncak malam ini, tidak berani datang dari sore karena takut ketahuan– karena ia bukan karyawan.

Di detik Hyunjin menginjakkan kakinya ke pasir putih pantai, matanya berpencar, mencari siluet si manis yang masih tidak kelihatan batang hidungnya. Hyunjin mengitari area pantai tersebut tanpa hasil yang berarti, malah ia hanya menemui Minho dan sempat bertukar pandang tanpa sapaan yang berarti.

Hyunjin memutuskan untuk berjalan ke restoran, dimana makanan dan minuman dihidangkan dengan niat mengisi perutnya yang sengaja dikosongkan sejak beberapa waktu lalu. Maklum, Hyunjin 'kan jarang-jarang dapat kesempatan seperti ini. Diundang ke pesta eksklusif perusahaan besar, kapan lagi?

Hyunjin tersenyum pada beberapa karyawan wanita yang tergoda dengan parasnya, menghasilkan pekikan senang dari wanita-wanita tersebut. Sedikit bisikan-bisikan Hyunjin dengar bahwa mereka sedikit bingung karena merasa tidak pernah melihat Hyunjin sebelumnya, namun bersikap acuh dengan hal tersebut karena berpikir mungkin saja Hyunjin pegawai dari perusahaan Minho sehingga mereka tak kenal. Si tampan Hwang hanya tersenyum saja, menulikan telinganya karena niatnya berada dan datang kesini hanya satu, yaitu bertemu rubah manisnya– selain makan enak, tentu juga.

Hyunjin mengedarkan pandangannya sekali lagi sebelum duduk di meja-meja yang disediakan di depan panggung live music, dengan niat yang sama yaitu mencari keberadaan Jeongin diantara kepala orang-orang lain. Hyunjin hanya mendapati Minho sebagai satu-satunya sosok yang ia kenal di pojokan lainnya, tengah berbincang dengan beberapa orang– mungkin soal bisnis. Minho terbalut dengan setelan santai, yang tidak mengurangi kharismanya sama sekali. Auranya tetap terpancar secara kharismatik meskipun di pesta yang dipenuhi banyak orang tersebut.

Hyunjin iri sedikit– atau cemburu? Entahlah.

Hyunjin memutuskan untuk menyantap sajian di depan matanya saja, masalah mencari Jeongin bisa dilanjutkan setelah kegiatan mengisi perut, 'kan?

☆ Sin's Circle《hyunjeongknow》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang