✦
Dua minggu.
Dua minggu sudah Hyunjin menghabiskan waktu kosongnya dengan banyak melamun, banyak berpikir dalam diam. Hyunjin sudah mempersiapkan diri dan hati atas semua yang akan diterima dan didengarnya hari ini. Apapun itu, Hyunjin siap. Hyunjin yakin dirinya harus siap. Tidak ada yang bilang bahwa hari ini adalah kesempatan terakhirnya untuk memutuskan keberlangsungan hubungannya –yang labelnya entah apa sebenarnya, dengan segala hal terkait Jeongin, tapi hatinya sudah mempersiapkan itu.
Malam ini, Hyunjin tampak luar biasa tampan -meskipun biasanya ia juga menawan, namun dalam memenuhi undangan khusus ke pesta ulang tahun rubahnya, pastinya Hyunjin tidak bisa dan tidak boleh biasa-biasa saja. Ia datang dengan rambut yang ditata rapi, menggunakan kemeja hitam lengan panjang dengan potongan fit body, celana bahan dan sepatu pantofel yang mengkilap karena ia gosok semalaman. Hyunjin memastikan tampilannya yang terbaik pada acara penting Jeongin.
Sebab Hyunjin untuk memenuhi undangan eksklusif dari Minho beberapa waktu lalu sehabis mereka menghabiskan 'malam' bersama, sejak tadi Hyunjin terus menatap ke arah Minho yang terlihat sedang bercengkrama bersama tamu-tamu penting di meja VIP. Hyunjin terus mengedarkan pandangannya sambil sesekali meneguk champagne di genggamannya, mencari keberadaan star of the show, Jeongin.
"Selamat malam, Tuan Hyunjin?" seorang usher tiba-tiba datang ke hadapan Hyunjin, dengan senyum ramah. Hyunjin hanya merespon dengan mengangguk karena setengah terkejut, mengingat di pertemuan terakhir mereka juga begini cara si manis berkomunikasi dengannya. Which isn't surprising, mengingat posisi, keadaan, dan status mereka.
Melihat respon Hyunjin, sang usher segera melangkahkan kakinya menuju keluar main ballroom tempat acara akan segera berlangsung, menuju ke ruangan khusus yang tidak terlalu jauh dari ballroom. Setelah mereka sampai, sang usher segera membukakan pintu untuk Hyunjin dan mempersilahkan Hyunjin masuk.
"Silahkan, Tuan."
Hyunjin melangkah masuk ke dalam ruangan setelah dengan senyum tidak kalah ramah mengucapkan terimakasih dan menitipkan segelas champagnenya yang telah kosong.
Dalam ruangan itu tersisa Jeongin, tampaknya ia baru saja selesai dirias. Hyunjin menikmati siluet Jeongin di kaca, sambil berjalan mendekat dan akhirnya berdiri tepat di belakang Jeongin. Jeongin tampak sangat menawan, dengan balutan jas dan setelan formal nuansa abu-abu, rambut yang ditata ke atas dan anting yang menjuntai panjang pada sebelah telinganya.
"Kakak!" Jeongin yang menyadari keberadaan Hyunjin segera berbalik, setengah memeluk pinggang Hyunjin.
Hyunjin lalu mengusap perlahan pucuk kepala Jeongin, tidak cukup untuk mengacaukan tata rambut Jeongin. "Selamat ulang tahun, fox.. kamu cantik sekali." Kalimat itu terucap mulus dari mulut Hyunjin, tanpa Hyunjin rencanakan sama sekali.
Jeongin mendongak ke arah Hyunjin, dengan wajah berbinar dan pipi yang merona. "Kakak juga tampan.. selalu, sih.." lalu Jeongin berdiri dari kursi riasnya, menarik lengan Hyunjin ke arah sofa yang tidak terlalu jauh di ruangan tersebut. Jeongin mendudukkan dirinya dan Hyunjin bersebelahan, kemudian ia menggenggam erat-erat kedua tangan Hyunjin.
"Kak, ada hal serius yang aku dan Kak Minho harus bicarakan dengan kakak."
Belum sempat Hyunjin mencerna, pintu ruangan sudah terbuka dan terlihat Minho memasuki ruangan setelah mengunci pintu.
✦
KAMU SEDANG MEMBACA
☆ Sin's Circle《hyunjeongknow》
Fanfiction"Kak Hyunjin!" Hidup hanya sekali, kan..? [!] bxb, lots of explicit mature scenes. a hyunjeongknow fiction, read on your own risk. all rights reserved. happy reading! ☆ 2022, yoongeism.