Dwi

262 40 5
                                    

Dengan tertatih-tatih Oryza berjalan menuju pintu masuk gua. Dia mengambil pisau lipat dari dalam tas carriernya. Oryza memotong beberapa pohon bunga untuk membuat jalan masuk gua. Dengan hati-hati Oryza memeriksa isi gua, khawatir ada binatang buasnya.

Ukuran gua tersebut tergolong kecil, di dalamnya ada kolam kecil yang menampung tetesan air dari langit langit gua. Oryza sudah berhenti takjub saat melihat kuncup bunga lotus pink raksasa seukuran dirinya berada di tengah kolam.

Setelah memastikan gua tersebut aman, Oryza berjalan ke tepi kolam. Duduk bersandar pada batu besar di pinggir kolam, dia melepas sepatu beserta kaos kakinya. Oryza memasukkan kakinya kedalam kolam yang terasa dingin. Mengambil kotak P3K dari tas dan mulai mengobati lukanya setelah membersihkan lukanya terlebih dahulu.

Oryza bersandar pada batu dengan kaki di atas tas yang sudah dia perban. Melihat pada Android yang masih setia menggantung di lehernya, Oryza memeriksa android nya masih utuh, hanya sedikit goresan. Masih normal kecuali ikon sinyal yang masih tanda silang.

Oryza hanya bisa berdoa dan berharap teman-teman nya sadar dirinya terpisah dari rombongan, sehingga mereka segera mencari keberadaan nya. Meski dia merasa aneh pada hutan yang tiba-tiba flora dan fauna nya berukuran besar. Terlalu lelah, Oryza perlahan tertidur.

**********

Saat cahaya di dalam gua semakin gelap, perlahan-lahan kuncup bunga lotus di tengah kolam yang ada dalam gua tempat Oryza istirahat terbuka.

Perlahan-lahan menampilkan sosok di dalamnya. Rambut pirang panjang, hidung mancung, bibir busur cupid berwarna merah, telinga runcing,kulit putih dan simbol kuncup bunga lotus di glabella. Sedang duduk dalam bersila, tangan di atas lutut dengan mata terpejam. Saat lotus terbuka sempurna, mata yang terpejam terbuka, seketika iris mata hijau zamrud terlihat.

Dengan elegan sosok dalam lotus keluar dari bunga lotus dan menghampiri Oryza yang sedang terlelap. Dia berjongkok di samping Oryza, memperhatikan Oryza. Jari-jari lentik menyingkirkan rambut Oryza yang menutupi sebagian wajahnya. Seulas senyum terbentuk saat memperhatikan Oryza yang nampak pulas.

*************

Oryza perlahan terbangun dari tidurnya. Merasa bingung saat melihat tempat yang asing. Kemudian ingat peristiwa saat dia tersesat sampai berakhir di gua.

Menghela nafas pelan, Oryza melihat jam di pergelangan tangannya menunjuk kan pukul 7 pagi. Sudah sehari semalam dia berada di hutan. Oryza masih berharap ada tim yang mencarinya, sehingga dia bisa segera keluar dari hutan. Apalagi perutnya terasa perih karena belum makan dari kemarin.

Oryza bergeser ke kolam untuk mencuci wajahnya agar lebih segar.

"Eh, udah mekar lotusnya."
Oryza sedikit terheran karena bunga lotus yang dia lihat kemarin sudah mekar penuh dalam waktu sehari.

Tidak lagi memperhatikan lotus di kolam, Oryza segera mencuci wajahnya.

" Kau sudah bangun?"

Oryza di buat kaget saat mendengar seseorang berbicara, padahal dia tidak mendengar langkah kaki. Dengan bahagia, mengira tim penyelamat menemukan nya, Oryza menoleh ke asal suara.

Oryza berkedip berkali-kali memastikan sosok yang dia lihat nyata, bukan ilusi semata.

" Kau pasti lapar, aku membawa buah untuk kau makan."
Sosok itu menyerahkan keranjang rotan berisi aneka buah dengan senyum mempesona.

Oryza di buat terpesona oleh sosok pria yang sedang berjongkok di sampingnya. Sangat tampan, bagaimana bisa pria ini sangat tampan . Meski pakaian nya tampak aneh karna terbuat dari daun lebar tapi tidak mengurangi kadar ketampanan nya.

"Hei !"

Oryza tersadar dari keterpesonaannya saat sosok tampan di sampingnya melambaikan tangan padanya.

" Kamu ___" Oryza akan bertanya apakah pria itu dari tim penyelamat, tapi urung karna dirasa tidak mungkin sosok di sampingnya adalah anggota tim penyelamat.

Oryza di buat bingung, bagaimana pria tampan itu ada di sini, apakah dia juga tersesat?. Tapi pakaian yang dia kenakan terasa aneh, seperti kostum film. Apakah sedang ada pembuatan film di sekitar sini?. Tapi dia tidak melihat orang lain di sekitar mereka berdua.

"Kamu siapa?"

"Aku Ren, elf hutan." Sosok tampan,Ren, memperkenalkan dirinya dengan senyum yang tidak pernah luntur dari bibir nya.

"Hahahaha.."
Oryza tertawa, saat mendengar perkenalan Ren yang menyebut dirinya elf hutan. Dia merasa lucu, ada seorang pria dewasa yang seperti nya terobsesi pada karakter elf dalam film.

Ren bingung, kenapa gadis di depannya malah tertawa saat dia memperkenalkan diri.
Ren merasa tidak ada yang lucu dari ucapannya. Tapi tidak masalah, gadis di depannya terlihat cantik saat tertawa, dia menyukainya.

Oryza berhenti tertawa saat merasa puas tertawa.

Grrrr~~~
Suara perutnya kembali terdengar. Seketika Oryza merasa malu.

" Makanlah.!"
Ren mengupas pisang, menyerahkan pada Oryza.

"Terimakasih."
Dengan malu Oryza mengambil nya.

Senyum Ren semakin lebar saat Oryza mengucapkan terimakasih. Dia senang karena merasa dihargai.

Oryza makan dalam diam dan menunduk, terlalu malu untuk menatap pria di sampingnya yang terus mengawasi nya.

Ren mengambil sebuah apel saat pisang yang di makan Oryza sudah habis.

" Ini."
Menyerahkan apel yang telah dia gosok permukaan kulitnya pada Oryza lagi.

" Kamu tidak makan ?"
Oryza bertanya saat tidak melihat tanda-tanda Ren akan makan buah yang dia bawa. Malah melayani nya.

" Kau makan dulu, aku makan saat kau sudah kenyang."

" Mana bisa gitu !!, Aku gak enak kalau makan sendirian, apalagi kamu yang punya buahnya."

" Kenapa tidak enak? Sudah wajar perempuan selalu makan pertama dan pria makan setelah perempuan merasa kenyang."
Wajah Ren terlihat bingung.

" Eh??"
Oryza juga di buat bingung dengan pernyataan Ren.

••♪♪♪♪♪|÷÷§∆£¢€¥←′≠≈(}\‰©®™[]><

20 juni 2022

HarvestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang