4

123 7 0
                                    

Elang's POV

"El, lo nemu Koala dimana sih?? Kok dia aneh ya." Kata Ethan
"Aneh gimana sih Than??" Kata gue
"Iya dia tuh aneh El. Udah namanya Koala, suka tidur kayak koala ditambah lagi dia suka bawa-bawa boneka koala. Kan aneh El?" Cerocos Ethan
"Dia gak aneh kok." Jawab gue
"Klo menurut lo gimana Van?" Tanya Ethan ke Evan
"Biasa aja," katanya yang sudah berbaring di kantung tidurnya.
"Ah Evan gabisa diajak ngobrol ih, eh kalo menurut lu Ja?"
"Menurut pengamatan gue sih iya, masa iya anak SMA masih bawa-bawa boneka, ya gak?"
"Tuh kan, lo emang sahabat gue yang paling nyambung kalo gue ajak ngobrol," kata Ethan
"Yoi," jawab Ahza.

Ethan yang sudah mengantuk akhirnya tidur di samping kembarannya, dan disusul oleh Ahza yang sedang bersiap tidur, "El, ga tidur?" Tanyanya
"Iya lo duluan, gue masih belum ngantuk," jawab gue.
"Gue duluan ya, udah ngantuk"
"Iya Za, selo aja."

Akhirnya mereka semua sudah tidur, sedangkan gue masih asik dengan gitar yang gue bawa. Gue yang emang suka main gitar mulai memetik senar gitar,

Tiba-tiba saja ada yang duduk di samping gue,
"Bagus El,"
"Eh, lo belum tidur?" Tanya gue ke Al yang sekarang sudah berada di samping gue,
"Engga, belum ngatuk," jawabnya enteng.
"Serius? Tapi mata lo udah merah loh," kata gue mengintrogasi
"Tapi ga ngantuk," katanya lagi.

Kriuk,,, kriuk,,,
"Oh lo laper ya?" Kata gue saat mendengar suara perut Koala yang berbunyi nyaring,
"Enggak, engga.." tolaknya
"Gue bikinin mie cup ya," kata gue sambil mengambil mie cup
"Engga, yaudah kalo gitu gue mau langsung ti-"
gue memotong perkataannya dan menyuruhnya untuk tetap duduk di samping gue.
Guepun mulai memasak air untuk menyeduh mie cup itu.

"Nih," kata gue menyodorkan mie cup yang sudah siap.
"lo?" tanyanya
"gue ga laper, lo aja," jawab gue
Akhirnya Al memakan mie cup yang barusan gue buat.
Sedangkan gue lanjut dengan gitar gue.

saat sedang asik dengan gitar Koala sudah tidak ada di samping gue, dia sedang berjalan menuju hutan yang sudah gelap.

"Al, lo ngapain?" kata gue sambil menghampirinya
Al berjalan agak cepat sehingga sulit bagi gue untuk ngejarnya.
"Al, please jangan bercanda, ini udah malem loh mending lo tidur," kata gue lagi

Al berbalik badan dan menyuruh gue untuk menghampirinya,
"Kenapa Al?"
"El, lo liat yang di sana ga?" katanya
"Mana?" kata gue penasaran.
"Itu, Mereka pemburu. Lebih tepatnya.. mereka lagi memburu Koala, El.. kita harus ngapain sekarang?"
"ya- ngapain? lo mau nyamperin dan marah-marahin mereka?" kata gue.
"El, gue kasian sama Koala yang ditangkep. Gimana nih? langsung lapor kepolisi aja El?" katanya sambil ngerengek dan menggelendoti tangan gue. Jujur, sekarang gue ngerasa pipi gue mulai panas dan jantung gue deg degan kayak mau copot.
"El kok lo diem? kita lapor polisi yuk.." katanya lagi
"Eh- ya gabisa dong Al,"
"Kenapa? lo ga kasian sama mereka?" katanya sambil menunjukkan puppy face nya. Sh*t! Imut banget.
"Bu-bukan gitu, kita harus punya bukti dulu, gabisa asal ngelaporin gitu Al," jelas gue.
"Foto aja,"
"gue ga bawa HP," ucap gue.
Sepertinya Koala kecewa dengan jawaban gue. Dia memutuskan untuk kembali ke tenda dan memikirkan cara untuk menangkap si pemburu.

"Al?" panggil gue yang tepat berada di sampingnya.
"hmm,," jawabnya lemes. Ya, dia belum mau tidur dan masih memikirkan kejadian tadi,
"Percuma lu fikirin sekarang, mending lo tidur. Besok gue anter lo ke tenda temen-temen lo," kata gue berusaha membujuknya tidur.
"Ya, gue gabisa tidur El, masih kepikiran," tolaknya
"Bener ga bisa tidur?" tanya gue.
"Bener, serius," jawabnya
"Loh, lo kan koala. Kok ga bisa tidur?" pertanyaan gue yang sedikit meledek berhasil membuatnya marah, "Apaan sih El, galucu tau ga,"

Gue bener-bener udah ngantuk, tapi Al belum mau tidur.
Setelah 15 sampai 20 menit ada sesuatu menempel di pundak gue.
Al tidur. Mungkin dia capek mikir? atau capek jalan? atau emang suka tidur? gatau deh.
Akhirnya gue memindahkan Koala ke dalam tenda, setelah itu gue langsung masuk ke dalam kantong tidur yang berada tepat di samping Ahza - di luar tenda.

»»»
Al's POV
Gue bangun dari tidur gue yang sangat menyenangkan (?)
Lalu gue keluar tenda untuk mengecek keadaan mereka - Elang, Evan, Ethan dan Ahza.

Loh, mereka semua belum bangun,
"El, Van, Than, Za, bangun...,"
tidak ada yang sadar dengan ucapan gue.

"Aaaa!!!! ada ular... Ular... Ular," teriak gue
"Mana? Mana? sini gue bunuh" kata Elang yang masih memejamkan mata tapi sudah berdiri di samping gue.
"Van, selametin gue.. lo gamau kan kembaran lo yang ganteng ini dicatok uler?" teriak Ethan sambil memeluk Evan.
"Diem Than, gue masih ngantuk,"
"Bangunin gue ya kalo ularnya udah mati," kata Ahza setengah sadar.

"Al, ularnya mana?" kata El yang sudah sadar
"Udah terbang, lo sih kelamaan bangunnya," jawab gue asal
"Emang uler bisa terbang?" tanyanya dengan muka polos
"Mending sekarang lo cuci muka dulu sono," kata gue sambil mendorongnya.
"Tapi Al, ulernya mana?"
"Uler apaan? udah cepet cuci muka,"

Lalu El mengajak ketiga temannya ke sungai yang tidak begitu jauh dari tenda.

"Lo tadi boong ya?" tanya El tiba-tiba
"Hm? Lagian lo susah dibangunin," jawab gue sambil menyantap makanan yg sudah disediakan.
"Jantung gue hampir mau copot tau," kata Ethan
"yee, sorry-sorry,"

Setelah selesai makan, gue berjalan di sekitar tenda untuk menghirup udara segar.
"woii," kata El dengan nada datar.
"Kenapa?"
"Lo ga--" belum sempat melanjutkan, gue sudah memotong pembicaraannya karena teringat sesuatu.
"Al, kita harus nyelametin Koala-Koala itu!"
"Hah? Gimana caranya?"
"Ya di foto, atau engga kasih perangkap gitu, please Al," kata gue memohon
"Ga ah males, diemin aja sih," jawabnya enteng
"Kok gitu sih, ga seru banget," kata gue cemberut
"Lagian gue udah nyelametin salah satu dari mereka kok,"
"Mana?" Tanya gue penasaran
"Lo kan Koala," katanya,
"Maksud gue bukan gue, tapi Koala yang--"
"Lo Koala kan?" Katanya memotong pembicaraan,
"Ih jangan ngeledek dong,"
"Lo kan Koala," katanya dengan nada meledek
"Elang jang--"
"Koala,," katanya sambil menjulurkan lidah,

Karena kesel, gue ninggalin dia tanpa berkata apa apa.
Arghh~
"Mau kemana?" Tanyanya
"Mau balik ke tenda gue," jawab gue ketus
"Tau jalannya?"
"Eh- El kan baik, anterin gue dong... gue ga tau jalan pulangnya, anterin ya, please.," kata gue yang sudah berada di hadapannya sambil mengeluarkan jurus andalan -- puppy face.

Gue baru inget, kalo gue itu lagi tersesat dan satu-satunya orang yang tau jalan keluar dari hutan ini cuma Elang.
Ya, tenda tempat gue dan temen-temen gue memang berada di pinggir hutan. Berbeda dengan tempat dimana Elang berkemah, Elang berkemah di tengah-tengah hutan. KAN SEREM.

"Please yaa," kata gue sekali lagi, dia masih diam membeku. Dia marah kah? Atau ingin balas dendam? Atau dia lupa jalan?
Gue mulai menggoyang goyangkan tangan kanan milik El "El, jangan diem dong,"
"Iya bawel,"
"Iya ayo, anterin gue. Vanka dan Ken pasti khawatir banget sama gue."
"Kok lu pede banget sih," katanya sambil menunjukan wajah jijik.
"Bodo, ayo cepet anterin gue,"

Setelah mengambil barang barang gue -- termasuk boneka koala gue.
Gue pamit ke Ethan-Evan dan Ahza.

Ethan sempat terharu saat gue pamit,
"Al, hati-hati ya.. gue ga bakal ngelupain lo seumur hidup gue. Gue janji," katanya.
Seperti biasa, Evan yang mendengar itu langsung membekap mulut kembarannya, "Najis lebay banget sih lo,"
"Iya Than," kata gue sambil tertawa kecil.

Diperjalanan tidak ada satupun dari kami yang berbicara. Hanya ada keheningan yang mendampingi.
Gue ga tahan kalo harus diem kaya gini terus.
"Eh--"
DORRR!!

KOALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang