Ting...
Suara lift berbunyi, semua orang mulai memasuki lift tersebut. Terlihat dari jauh seorang wanita berlari ke arah lift yang mulai tertutup.
Tangan seorang pria menahan pintu lift itu sehingga si wanita tadi bisa masuk kedalam lift.
"kemana aja loe?" tanya si pria pada wanita si sampingnya.
"biasa, nganterin anak dulu." jawab Widya nuraeni, itulah nama yang tertera di nametag nya.
Mengangguk si pria itu, yang bernama Fajar. Ya Fajar. Tak ada nama belakang dan tak ada nama depan. Fajar itulah yang tertera di nametag nya.
"eh... Gue hampir lupa, tolong bagiin ini ke anak anak marketing ya" ucap Fajar sambil nyodorkan undangan ke Widya.
"cieee jadi kawin nih yeee"
"bukan kawin, tapi nikah"
"Ya elah sama aja"
Ting...
Mereka telah sampai di lantai 3 dan berhamburan keluar. Hanya Widya dan beberapa orang yang tidak keluar karena tujuan nya ada di lantai 6.
Karena Widya adalah marketing manager maka dia cukup tau dengan bawahannya.
Widya melihat kebelakan dan memberikan selembaran undangan itu ke orang orang yang berada di lift. Termasuk aku.
"oh... Iya Stefan gimana hasil dokumen yang kamu terima kemarin? Kalo sudah beres simpan di meja saya ya." ucapnya dengan ramah kepada ku.
Ting... Lift itu telah sampai di lantai 6. Dia yang terlebih kemudian aku dan di ikuti beberapa orang.
*-*-*-*-*
Jika di tanya siapa aku?
Aku, Stefan Andra zannea adalah asisten Manangernya sekaligus tetangganya Widya. ya walaupun aku sering ketemu dengannya, walaupun rumah kami saling berhadapan, dan satu kantor pula. Aku dan dia tak akan bisa sedekat dia dengan Fajar. karena fajar adalah sepupu Widya makannya tak heran jika dia begitu akrab dengan fajar.
Tapi kenapa Widya tak begitu dekat dengan aku? Padahal rumah kita berhadapan? Semua itu karena aku.
Aku menjaga jarak dengan nya karena aku tau dia telah memiliki keluarga.
Jika di pikir kembali buat apa aku menjaga jarak dengannya? Padahal kita hanya tetangga dan teman kantor. Karena...
aku menyukainya.
*-*-*-*-
Jam dinding menunjukan jam 9 malam aku baru selesai dengan pekerjaan ku dan waktunya untuk pulang. Terasa dingin dan sunyi malam ini.
Saat di perjalanan pulang aku melihat dari jauh mobil berwarna silver yang aku kenal siapa pemiliknya.
Aku berhenti. Dan keluar untuk melihat.
"ada apa dengan mobilnya bu?" tanya ku kepada Widya yang tengah melihat melihat mesin seolah dia mengerti.
"mogok" jawabnya singkat.
Aku tersenyum "iya, saya tau ini mogok tapi mogok kenapa?"
"saya juga gak tau, kenapa ya? " jawab nya sambil menggosok hidungnya yang kini terlihat seperti kumis.
Aku harus tahan. Dia atasan ku. Biarkan saja, biarkan saja.
Aku mulai menggulung lengan baju ku dan melihat permasalahan yang ada.
Dan setelah aku mengecek mesin mobil itu ternyata alternatornya rusak. Aku tak bisa berbuat apa apa jika itu kerusakan alternator. Mobil itu harus di bawa ke bengkel. Aku menutup kap mesin mobil.
"bu kalo boleh tau kapan terakhir ibu servis mobil?" tanya ku menoleh ke Widya.
Oh... Sungguh aku tak bisa menahan lagi. Aku seketika tertawa melihat wajah Widya.
Widya terheran heran kenapa dengan aku yang tertawa. Dia mulai melihat ke kaca spion. Dan segera menghapus noda itu.
Aku menarik napas perlahan dan berusaha berhenti tertawa.
"Maaf bu, ini alternatornya bermasalah bu, jadi listrik dari aki nya tidak mengalir sempurna ke mesin mesin lainnya. Harusnya mobil ini di bawa ke bengkel di perbaiki alternator atau diganti saja alternator tapi kalo misalnya bukan alternator yang bermasalah pasti itu kabel alternaornya yang rusak dan harus diganti " jelasku ke Widya.
Yang aku liat dia hanya mengangguk seperti mengerti tapi terlihat wajahnya yang masih bingung.
Aku melihat ke arah jam tangan ku waktu menunjukan jam 10.30. "ya udah gini aja bu. Saya punya teman pemilik bengkel. Biar dia aja yang nanganinnya ya bu. Dan ini juga udah malem jadi Ibu pulang aja pake mobil saya." ucap ku mengeluarkan kunci mobil ku itu dan memberikan nya kepada Widya.
"kamu gimana? Terus ini beneran gak papa? " tanya Widya khawatir.
"iya gak papa bu, biar ini mobilna sama saya dulu."
"ya ampun makasih ya Stefan."
Dia pergi membawa mobilku. Dan disini aku sendiri menunggu temanku itu datang. Dalam lamunan ku aku teringat tingkah Widya tadi. Tingkah ya lucu itu tak henti henti ya membuat diriku tersenyum sendiri.
*-*-*-*-
gimana cerita kali ini sob?Kayanya ini awal mula kedekatanyan Stefan deh.
Apakah hubungan ini bakalan gitu gitu aja atau ada perkembangan?
Yaudah pokoknya staytoon terus say.
See you next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
the simbiosis
ContoManusia adalah makhluk sosial yang tak bisa hidup tanpa manusia lainnya karena mereka saling bergantungan Sama hal nya seperti sebuah materi biologi yang kita semua ketahui yaitu simbiosis Entah simbiosis mutualisme atau pun simbiosis yang lainya. "...