Jam menunjukkan pukul dua belas malam, seorang gadis remaja masih terjaga, tatapan matanya kosong, gerimis matanya tak lagi jatuh, tetapi bibir mungilnya masih bergetar, isak tangisnya tertahan, matanya sembab, tubuhnya penuh dengan memar.
Dia kesal kepada kakak perempuannya yang selalu memarahi dirinya dan memukulnya sampai memar. Hanya karena dia tidak sengaja menjatuhkan gelas sampai pecah berkeping-keping. Pukulan demi pukulan Naya terima sambil menahan tangis, kayu rotan yang sering Lala gunakan untuk memukul gadis itu takkala di saat gadis itu melakukan kesalahan kecil.
Kejadian itu membuat ia meringis merasakan memar di sekujur tubuh, seperti di dorong ke jurang yang penuh dengan hewan buas dan siap untuk menerkam mangsanya. Kakinya sudah tak bisa menopang tubuh mungil Naya, ia terperosot kelantai dan mulai memejamkan matanya.
Naya Haura Sumaniar Hafizah_ sebut saja Naya, gadis remaja yang mempunyai mata coklat, lesung pipi, dan berparas cantik. Ia gadis yang memiliki semangat yang kuat namun hati yang sangat rapuh, ia gadis yang selalu berada dalam ke kecewaan namun terus menebah keceriaan di mana-mana. Ia dia Naya, dan ini kisah ku sigadis yang penuh dengan ketidak adilan dan kekecewaan.
Selain itu juga Naya memiliki kakak bernama Latifa Sumaniar Hafizah_ sebut saja Lala, kakak yang tidak sudi direpotkan oleh adiknya sendiri.
***
UPDATE BESOK YA! 5 komen dulu 😁
Spam : 😍
IKUTI TERUS KESERUAN CERITA INI YA ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Story My Life
Teen FictionPublikasi : 20 juni 2022 END : ....? Budidayakan mengfollow akun authornya sebelum membaca ya. Plakk... Plakk... Plakk... Plakk... Empat tamparan Lala mendarat sempurna di pipi Naya. Sudah jelas Naya tak bisa melawan balik. Gadis itu hanya bis...