POV NAYAPlak
"Dasar anak gak tau diri dibaikin malah ngelunjak."
Tamparan dan makian sudah menjadi makanan untukku, tatapan kebencian itu yang selalu aku sambut kala memasuki rumah.
Tak ada lagi cinta lagi bagiku, tak ada kebahagiaan bagiku dan tidak ada perhatian untukku.
Aku mengabaikan dia yang mencaci maki diriku, sepertinya aku sudah mati rasa. Bahkan rasa tamparan tak terasa di pipiku.
Aku memasuki kamar dan menguncinya, menatap diriku yang menyedihkan ini didepan cermin.
"Apa aku gak boleh untuk bahagia?"
"Apa kak Lala tak menyayangiku layaknya seorang adik dan kakak?"
"Apa aku tidak pantas untuk hidup?"
Ribuan pertanyaan bersarang di dalam otakku, ingin rasanya aku berteriak meluapkan rasa sakit yang aku rasakan selama 3 tahun sepeninggalan Ayah dan Bunda ke luar kota.
Ya! 3 tahun aku di kucilkan dalam keluargaku ini. Selama itu aku tak pernah lagi mendapatkan kasih sayang dan perhatiannya lagi.
Ting!
Darren 🦒 ~
|| Selamat tidur cantik, jangan lupa baca doa biar gak mimpi buruk.
Night too Darren ||
Darren 🦒
|| Jangan lupa sediain air putih
Iya bawel ||
Darren🦒
|| Pinter
Read~
🦋🦋🦋
Pukul 04.00 AM
Brak....
"BANGUN!!" Teriak Lala membangunkan Naya yang tertidur nyenyak di ranjangnya.
"I--iya." lirih Naya sambil mengerjapkan matanya berkali-kali.
"Nih baju cuci sampai bersih." suruh Lala sambil naruh baju kotor di depan Naya.
"Iya." ucap Naya malas.
Sampai kapan ia seperti babu seperti ini? Naya tak habis pikir kenapa kakaknya selalu menyuruh dirinya untuk melakukan pekerjaan rumah padahal sudah ada pembantu. Arghh, Naya sungguh bingung memikirkan itu semua.
Ting!
Saat dirinya sedang menjemur pakaian yang telah ia cuci langsung menoleh ke samping dimana HP diletakkan di meja samping sumur.
Darren 🦒
|| Gue ada didepan buruan keluar.
Begitulah pesan yang dikirim Darren membuat aku bingung ada apa Darren datang ke rumahnya di pagi buta?
Aku bergegas nyamperin Darren di depan pintu rumahnya.
Ceklek...
"Ren..."
Belum sempat aku melanjutkan ucapnya Darren sudah lebih dulu memeluk ku dengan erat entah apa yang dipikirkan aku saat ini benar-benar bingung.
Darren bergetar hebat, aku menyadari bahwa sekarang Darren menangis kala baju yang dipakai olehku basah.
"Are you, okey?"
Aku benar-benar bingung, tetapi aku tetap menenangkan Darren di pelukan ku saat ini.
"Hiks, jangan pergi!" ucap Darren sambil mempererat pelukannya sungguh sekarang Darren seperti bocah TK yang tidak ingin berpisah pada induknya.
"Iya Darren, ayo masuk kedalam jangan diluar dingin." ajak ku sambil melepaskan pelukannya.
Setelah masuk dan menyuruhnya untuk duduk, aku pergi kedapur untuk membawakan air minum untuk Darren.
"Ren, diminum dulu yah." suruh ku.
Darren menerima dan meminumnya sampai habis tak tersisa.
"Sekarang bilang lo kenapa?" tanya ku khawatir.
"Gu--gue mimpi buruk, lo ninggalin gue karena dijodohkan sama Bunda dan Ayah." Isak Darren sambil memegang tangan ku erat.
"Cuma mimpi Ren, jadi jangan berfikir kalau gue bakal pergi ninggalin lo. Mimpi itu hanya bunga tidur jadi jangan mikir aneh-aneh." jawab ku mengelus tangan kekar Darren.
"Hiks, ta--tapi gue takut Nay." ucap Darren menyambar ke pelukan ku.
"Takut kenapa lagi, hm?" tanya ku dengan antusias.
"Takut lo ninggalin gue disini.
'Gemes.' satu kata itu yang muncul dibenak ku sekarang ketika melihat Darren seperti anak kecil.
"Gue udah janjikan gak bakal ninggalin lo, jadi gue harus apa biar lo gak takut lagi, hm?"
"Nikah sama gue dengan cara itu gue gak takut lagi."
Deg...
"Bwahaha jangan bercanda deh gak lucu." ucap ku sambil tertawa ucapan yang Darren lontarkan sungguh lucu.
"Siapa yang bercanda Naya, gue serius." balas Darren menatap mata Naya.
"Udah ahh sana lo pulang gue mau masak ntar kena omel kakak gue kalau gue lama-lama duduk disini." lerai Naya.
🦋🦋🦋
Segitu dulu yah maaf kalo sedikit lagi sakit soalnya 😿🙏
Terimakasih sudah membaca, maaf kalo gak sesuai dengan ekspektasi 😿🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Story My Life
Teen FictionPublikasi : 20 juni 2022 END : ....? Budidayakan mengfollow akun authornya sebelum membaca ya. Plakk... Plakk... Plakk... Plakk... Empat tamparan Lala mendarat sempurna di pipi Naya. Sudah jelas Naya tak bisa melawan balik. Gadis itu hanya bis...