ada seorang teman Naya yang bernama Darren Sonata Wijaya sedang berjalan jalan di sore hari melewati jembatan dan bertemu dengan naya yang sedang frustasi dan ingin bunuh diri
"Nay, lo jangan bunuh diri bodoh!" teriak Darren sambil menarik Naya menjauh dari jembatan yang berada di ibu kota jakarta.
Ya, sekarang Naya berada disisi jembatan tatkala mengingat kejadian beberapa waktu lalu yang membuat dirinya pingsan.
"Lo denger gue gak sih? Udah gue bilang berkali-kali kalau ada masalah dateng ke gue bukan bunuh diri!"
Darren melihat sekujur tubuh Naya dipenuhi dengan memar membuat dia menggedik nyeri pasti sakit kalau disentuh.
"Biarin gue mati, Ren. Gue cape." ucap Naya dengan tatapan kosong seakan dirinya tidak berhak hidup didunia.
"Lo jangan gila." ucap Darren memeluk Naya sambil menenangkan dirinya yang sedari tadi menahan tangis.
Darren tahu betul siapa dalang dari semua ini, karena dia selalu sering melihat Naya disiksa habis-habisan oleh kakak perempuannya ketika ia ingin mengajak Naya pergi untuk berangkat sekolah bersama.
"Ajak gue pergi dari sini, Ren." isak Naya meminta membawanya pergi.
🦋🦋🦋
Hiks!
Isak tangis Darren menggelegar disepenjuru ruangan tamu tatkala ia sedang mengobati luka robek yang berada disudut bibir Naya.
"Alay banget sih lo, gitu aja udah nangis!" ledek Naya.
"Bodoamat, lo udah bikin gue khawatir Nay,"
Setelah selesai mengobati luka Naya, Darren mengingat sesuatu jika Naya sedari tadi belum menyentuh makanan yang ia bawa sejak tadi sore.
"Naya lo makan yah, dari tadi pagi lo belum makan," bujuk Darren.
Mereka sekarang berada di kediaman keluarga Sonata dan Wijaya. Naya bisa aja tinggal bersama mereka dirumah Darren untuk menghindari amukan dari sang kakak tetapi, Naya mengingat pesan Ayah dan Bunda nya agar tidak pergi menginap di rumahnya Darren, karena ia terlalu banyak merepotkan Darren dan keluarganya.
"Gue mau pulang aja Ren, lagian udah malem juga kasian kakak gue sendirian dirumah." ucap Naya sambil beranjak pergi dari ruang tamu.
"Gue gak akan ngizinin lo pergi dari rumah ini." tegas Darren sambil menarik tangan Naya duduk kembali agar tidak pergi.
"Gue mau pulang Ren, plis anterin gue pulang." mohon Naya agar Darren mau mengantarkan pulang.
"Nggak! Malam ini lo tidur disini" ucap Darren dengan penuh penekanan.
"Ta--tapi..."
Belum melanjutkan ucapannya Darren lebih dulu menggendong Naya ala karung beras menuju kamarnya yang sering ia dan Naya tempati untuk tidur.
"Lo gak usah bandel tidur sekarang atau gue cium, hm?" ancam Darren.
Mendengar ancaman Darren membuat Naya terdiam pucat dan tertidur di atas ranjang. Sedangkan Darren tidur di sofa yang sudah terbiasa setiap kali Naya tinggal di rumahnya.
***
Bantu vote ya teman-teman ☺🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Story My Life
Teen FictionPublikasi : 20 juni 2022 END : ....? Budidayakan mengfollow akun authornya sebelum membaca ya. Plakk... Plakk... Plakk... Plakk... Empat tamparan Lala mendarat sempurna di pipi Naya. Sudah jelas Naya tak bisa melawan balik. Gadis itu hanya bis...