Pagi-pagi Alpin sudah pusing sama kelakuan Saifa yang daritadi merengek minta ayam geprek
"Ini masih pagi sayang...ntar sakit perut" bujuk Alpin
"Aaaaahhhh Alpin gak sayang aku?" Teriak Saifa gak mau di bantah
Alpin berdecak kesal dan mendekati Saifa yang kini duduk diatas ranjang sambil manyun
"Sini sini dengerin Alpin, kamu itu maagh sayang belum makan nasi udah minta ayam geprek"
"Ish kamu mah ahh" Saifa memukul kepala Alpin pelan bikin alpin menarik nafas panjang kesal sebenarnya tapi kalo dimarahi yang ada makin ngambek orangnya
"Yaudah aku beliin tapi nanti makan nasi juga ya?"
Saifa tersenyum memeluk Alpin dan mengangguk, "okeii, janji"
Alpin ikut tersenyum dan bersiap pergi belikan Saifa ayam geprek.
Alpin lagi jalan beli ayam geprek Saifa, Juna sama Hayya juga sudah balik lagi kesini beberapa hari lalu jadi dari tadi Denger rengekan Saifa
"Kamu kenapa? Ngidam?" Tanya Hayya berdiri di depan pintu kamarnya
Saifa terkejut dan terkekeh
"Gak kak, kepengen aja"
Hayya mendekati Saifa dengan wajah yang murung Saifa yang lihat khawatir dan beranikan diri bertanya
"Kak, kenapa?"
Hayya diam dan tersenyum sekilas
"Cerita sini sama Saifa"
Hayya tersenyum dan menggenggam tangan Saifa lalu menghela napas menatap Saifa sendu dan air matanya jatuh bikin Saifa panik, reflek memeluk hayya
"Kak, kakak Kenapa?"
"Cape fa" ucap hayya dengan suara parau nya
"Cupcupcup...Tenangin diri dulu kak" Saifa menggelus belakang hayya agar tenang
"Aku cape banget pengen nyerah tapi susah"
"Sttt diem dulu kak kasian kakak"
"Aku kurang apa fa, kok bisa Juna jahat banget sama aku" hayya makin nyaring nangisnya
"Juna kenapa kak? Udah udah nanti aja"
Saifa penasaran tapi liat hayya kaya gini gak tega buat kepo lebih dalam lagi
Setelah agak membaik hayya menghapus air matanya dan Kembali tersenyum
"Juna... selingkuh lagi" hayya tersenyum seperti hatinya tak sakit
Saifa kaget bukan main bahkan tidak bisa berkata untuk menanggapi ucapan hayya
"Kali ini sama Zoya, Sepupunya Deyon"
"Zoya? Yang kandidat pangeran kampus itu?" Kaget lagi Saifa
"Hm" hayya mengangguk dan memalingkan mukanya kearah lain gak kuat nahan air mata
"Tinggalin aja kak, buat apa masih bareng kalo Semisalnya nyakiti hati Mulu" Saifa emosi
Untung dulu nolak keras sama Juna
Hayya Tersenyum getir dan memegang tangan Saifa erat, "maunya gitu fa, tapi susah"
"Gak bakal susah kak. Kakak dijadiin mainan aja sama Juna emang dia pikir dia siapa?"
"Mana Juna?" Saifa ingin berdiri namun di tahan hayya
"Gak ada Juna, dia jalan sama Alpin keluar"
Saifa kembali duduk dan memeluk erat hayya dia tau bagaimana perasaan hayya sekarang karena dia pernah di posisi itu