Hari menjelang malam taksi yang mereka tumpangi sangat lambat bahkan beberapa kali saifa mengomel karena supir taksi itu
"Sabar dong kak" ucap Jan
"Gue masih sakti hati Jan sumpah gue sakit Lo gak ngerti di posisi gue"
"Lo bisa nyupir apa gak sih hah"
Teriak saifa sambil memukul-mukul tempat duduk didepannya membuat sang supir taksi dengan laju mengendarai taksi tersebut hingga dari kejauhan tak terlihat sebuah truk dengan kecepatan tinggi menghampiri mereka
"AWAS" teriak Jan dan Saifa bersama
Tidak bisa di hindari kecelakaan terjadi, mobil taksi yang mereka tumpangi terbalik sedangkan truk tersebut membentang menutupi jalan
Samar-samar saifa mendengar beberapa suara orang berteriak meminta bantuan dan sirene ambulance, terpikir di benaknya apakah ini akhir dari segalanya? apa ia akan mati muda dengan dendam yang masih membara
Hingga akhirnya suara Jan terdengar memanggilnya
"Kak, bangun" pukul pelan Jan di pipi saifa
Saifa terbangun dengan nafas memburu, Jan yang melihat langsung mengelus belakang punggung saifa
"Kak kenapa?" Tanya Jan khawatir
"G-gak, eh" jawab saifa masih mengatur nafasnya "kita dimana?" Tanyanya balik yang merasakan mobil berhenti
"Kita sudah sampai, tadi kak Alpin nanya kakak tapi aku bilang tidur katanya gak usah di bangunin"
Saifa masih mencerna semua nya apa tadi itu semua mimpi
"Jan" panggil saifa
"Iya"
"Alpin sama Juna Gak Nikah lagi?"
"Hah! Siapa yang nikah?" Tiba-tiba Juna datang ke mobil mereka
"Gak" jawab saifa cuek
Saifa turun dari mobil dan melihat keadaan disitu sudah sepih, anak-anak sudah pada bubaran karena memang waktunya sudah untuk pulang, tapi tidak dengan panitia karena mereka masih harus menunggu pemilik tempat
"Alpin mana?" tanya saifa
"Kenapa sayang?" Jawab Alpin datang bersama seorang wanita
Saifa yang melihatnya langsung melotot
"Dia ike anak pemilik tempat ini" ucap Juna
"Terus? Kalian udah selesai? Kenapa gak balik?"
"Sebentar" Alpin menatap Saifa
"Sebentar apanya! Terserah deh" saifa masuk kembali ke mobil Jan langsung menyusul
"Kenapa kak?"
"Aku mimpi aneh"
"Mimpi apa?"
Saifa diam menatap Jan yang penasaran, "lupakan"
"Deyon ayo balik" teriak saifa dari dalam mobil
"Kalo Lo sayang sama hayya pulang sekarang nyawa istri lo penting!"Mereka semua yang mendengar langsung masuk ke dalam mobil terutama Juna dengan muka paniknya.
Sesampainya Dirumah sakit mereka langsung buru-buru menuju ruang inap Hayya, Jan melihat hayya yang terbaring lemah dengan selang infus dan oksigen yang sudah terpasang
"Sayang" panggil Juna pelan mengelus kepala hayya
Hayya yang sedang tertidur membuat matanya pelan-pelan dan detik itu hayya tersenyum lebar, memeluk Juna erat dan membalas pelukan tersebut