Pangeran Mahkota: Kulup

3.1K 27 1
                                    

"Kenapa?" Tanya Peter yang sedari tadi bersandar pada bahu Rizal saat menyadari Rizal bangkit.
"Aku mau pipis" Kata Rizal beranjak dari sofa di depan TV
"Tunggu, mau pipis? Ayo Lucy kita bantu dia pipis" Ucap Susan menarik tangan adiknya. Tanpa menolak Lucy langsung bergegas
"Hah? Apa? Eh aku bisa pipis sendiri"
"Udah ayo! gausah banyak tanya cepetan!" Hardik Susan sambil menampar pantat Rizal. Alih-alih menarik tangan, Lucy menggenggam batang kontol Rizal & menariknya untuk bangkit. Mereka akan pergi ke ladang jagung.
"Kalau keluar setidaknya bolehin pake baju dulu please"
"Kenapa? Kamu malu kalau ada yang lihat?" Tanya Lucy
"Halah gausah malu, kalau ada cewek yang lihat kamu telanjang gini langsung ngiler mereka liat kontol super jumbomu ini. Kalau cowok yang lihat pasti langsung insecure" Kata Susan menenangkan Rizal
"Lucy sebelum pergi ambilin kalung & tali anjing di atas lemari"

_________________

Peter melihat abang tirinya Rizal digiring oleh kakak-kakaknya seperti hewan, namun bedanya jika anjing dipasangkan tali di leher, maka Rizal digiring dengan tali yang mengikat kelaminnya, tentu saja. Menyaksikan itu Peter mulai penasaran & ingin menanyakan sesuatu ke ayah.

"Yah, aku boleh nanya sesuatu ga?"
Ayah hanya berdehem
"Kenapa kita memperlakukan Rizal begitu,,, ayah tau lah, begitu kejam?"
Ayah menoleh "kenapa kamu tanya begitu"
"Hmmm gapapa, cuma mau tau aja. Apa ayah bakal ngelakuin itu juga ke aku setelah aku seusia Rizal nanti!?"
"No no no, kamu anak ayah, darah daging ayah, ga mungkin lah ayah gituin"
"Jadi kenapa kita harus begitu ke Rizal yah? Aku terkadang ikut ngerasa ngilu juga kalo liat Lucy ngehajar Rizal sampe mohon-mohon ampun gitu"

Ayah berpikir sejenak merangkai kata berusaha menjelaskan ke Peter.
"Ceritanya panjang. Jadi dulu ga lama setelah Susan lahir, Raja Phalussia memerintahkan pengecekan setiap rumah. Mereka mengambil semua perempuan yang dianggap cantik. Tak peduli perempuan itu masih gadis, orang tuanya tidak setuju ataupun perempuan yang sudah bersuami. Mereka menggedor setiap pintu, menarik paksa setiap perempuan cantik untuk dijadikan selir di istana. Melayani nafsu bejat si Raja"

"Malam itu mereka mengambil ibunya kakakmu, Susan. Ayah & kakek-nenek Susan memohon & menjelaskan bahwa Sena baru saja melahirkan & Susan butuh ASI, tapi pengawal kerajaan tidak peduli. Mereka merampas istri ayah & ayah ga bisa berbuat apapun. Banyak anak yang kehilangan ibu & orangtua yang kehilangan anak perempuannya. Para pengawal mengatakan para wanita itu akan dipekerjakan sebagai penjahit, pelayan & tukang masak di istana. Tapi kami sudah mendengar rumor sebelumnya kalau itu semua bohong, faktanya mereka hanya akan dijadikan budak seks untuk memuaskan nafsu bejat raja biadab itu"

"Ayah bersama warga berusaha mencari & menggali informasi tentang mereka, sekedar ingin mengetahui kalau mereka baik-baik saja. Tapi usaha itu sangat sulit, kerajaan sangat tertutup terhadap rakyat biasa. Apa yang terjadi di balik dinding istana tak banyak yang bisa menyaksikannya secara langsung. Ayah sangat sedih memikirkan bagaimana nasib Sena."

Ayah kira ayah ga akan bisa bangkit setelah kehilangan Sena. Sampai ayah bertemu seorang wanita luar biasa. Lucynda, ibumu & Lucy. Kami menikah & memulai hidup baru di luar tembok Phalussia. Semuanya seperti kembali normal, meskipun kenangan pahit itu tidak bisa terlupakan"

"Masa-masa baik sedang tidak memihak kami waktu itu. Phalussia melancarkan perang, menginvasi negeri-negeri diperbatasan. Hingga mereka sampai di tanah ini. Waktu kalian masih kecil, Raja memerintahkan kembali untuk merekrut para wanita untuk kerja di istana. Kala itu rakyat tidak bisa diam saja. Kami melawan, terjadi perang hebat malam itu untuk mempertahankan istri & anak gadis yang diincar kerajaan untuk dijadikan budak seks. Banyak rakyat mati melawan tentara kerajaan. Ayah terluka parah & harus kehilangan ibumu"
Suara ayah berat & bergetar menceritakan pengalaman itu.

"Tapi syukur lah umur Raja biadab itu tidak panjang. Dia mati beberapa tahun kemudian. Ada yang mengatakan dia dibunuh oleh sekumpulan orang yang marah & dendam atas perilaku kejinya. Ada juga yang bilang Raja mati diracun salah satu selir. Saat itu Rizal masih kecil jadi belum bisa menggantikan ayahnya. Ratu yang naik tahta mereformasi pemerintahan, kerajaan jadi lebih terbuka"

"Malam saat perang, ayah terluka cukup parah, pemulihannya butuh waktu sangat lama & memakan biaya besar. Keluarga ayah & ibumu juga mengalami masalah keuangan. Setelah ayah sembuh, ayah terpaksa mencari kerja ke ibukota kerajaan. Saat itu kalian bertiga ayah titipkan bersama nenek di desa. Ayah beruntung dapat kerja di taman kerajaan sebagai tukang kebun. Saat itu lah tanpa sengaja Ratu menatap ayah, ia mengajak berbincang & hari demi hari kami mulai akrab. Awalnya sulit memang, tak mungkin seorang tukang kebun bisa akrab dengan seorang Ratu. Ratu mengajak ayah untuk menikah dengannya. Banyak anggota kerajaan juga yang menolak keras. Banyak cobaan, halangan & rintangan. Namun Ratu lah yang punya kuasa sekarang setelah suaminya meninggal. Dia mereformasi kerajaan & merubah beberapa peraturan sehingga kami bisa menikah"

"APPAAA?? Ayah nikah sama Ratu Phalussia? " Peter kaget sampai menyemburkan sedikit minumannya.

__________________

Sementara itu di tengah ladang jagung Rizal masih menahan pipisnya. Lucy menekan pangkal batang kontol abangnya itu agar air seninya jangan keluar saat ini. Susan sedang mengecek kulup Rizal, mencubit-cubitnya, membukanya sampai kepala kontolnya terlihat, menutupnya lagi. Kulup alias kulit yang menutupi kepala kontol pink Rizal masih cukup ketat, masih perlu usaha ekstra ketika ingin membukanya. Rizal meringis antara geli & sakit setiap kali kulup nya ditarik ke belakang secara paksa. Susan memblokir ujung kulup adiknya itu dengan jarinya. Mereka mempersilahkan Rizal pipis sekarang.

"Kenapa kulitnya ditutup? Gimana pipisnya" Tanya Rizal heran
"Mmm.. Iya kak kenapa? Mau kita apain dia kali ini?" Tanya Lucy sama herannya dengan Rizal
"Udah lakuin aja, Lucy buka blokir pangkal kontolnya"

Rizal takut & tidak yakin. Kakaknya menyuruh pipis sekarang, tapi ia masih menahan.
"Ayo denger kata kak Susan apa? Piiiiisssss pisssssshhhhh ayo pipis kontolnya Rizal! " Kata Lucy menggoyang-goyangkan batang kontol abangnya sambil berdesis piiisss piiissshh seperti orang dewasa yang sedang membantu anak kecil untuk pipis, terkadang anak laki-laki harus dibantu dengan desisan pis supaya memicu kelaminnya untuk mengeluarkan air seni.

Rizal tidak bisa menahan lebih lama lagi, ia mulai berkemih. Saat air kencingnya mengalir menuju batang kontolnya, mereka terperangkap di kulup yang dipencet jari Susan. Air seni itu mengumpul memenuhi kulup yang mulai menggelembung. Susan memencet ujung kulup lebih kuat agar air kencing tidak keluar sedikitpun.

Gelembung pada kulup semakin membesar. Rizal berusaha menahan laju air seninya. Karena kulup nya menggelembung semakin besar, itu cukup menyakitkan. Susan belum membuka blokir kulupnya. Semakin sakit Rizal berteriak. Kulupnya yang menggelembung seperti ingin pecah. Ia merasakan sakit yang teramat sangat saat kulupnya melar terisi air kencing. Dea & Lucy tertawa.

Sudah begitu besar kulupnya menggelembung sampai air keluar dari sela-sela ujung kulup yang diblokir Susan dengan cara menjepit dengan sangat kuat dengan jarinya. Susan tidak bisa menahan lagi & membukanya. Air kencing yang menggelembung dalam kulup pecah keluar. Air kencing masih mengalir jatuh ke tanah. Tak berhenti sampai disitu Susan menutup ujung kulup adik tirinya itu sekali lagi. Rizal berteriak lagi saat air kencing mengisi lagi kulupnya yang diblokir. Susan menggoyangkan jepitan kulupnya itu ke atas & bawah kemudian melepasnya.

Siapa sangka ternyata kandung kemih Rizal belum kosong, kontolnya masih memancarkan air seni. Lucy kini giliran yang melakukannya, namun hanya berhasil sekali sebelum air kencing Rizal habis. Rizal menarik nafas tersengal melihat kebawah, kontolnya masih mengeluarkan beberapa tetesan air kencing. Dia meraba kontolnya & mengecek kulupnya, kulit ujung kontolnya itu sedikit lebih longgar karena habis melar akibat ulah Susan & Lucy.

Susan menampar tangan Rizal yang sedang mengecek batang kejantanannya. Dia menggoyangkan batang itu supaya air yang menetes habis. Dia mengecek kulup Rizal, membukanya lagi, sudah agak lebih mudah daripada yang tadi. Susan menutupnya, ia memasukkan jari ke dalam kulup Rizal. Jari itu menggosok kepala kontol Rizal. Kontan saja Rizal menggelinjang. Kepala kontol itu masih lembab habis dipenuhi air kencing. Tak ketinggalan Lucy juga bergantian melakukan itu.

Setalah itu mereka tertawa terbahak-bahak. Rizal hanya menatap mereka dengan tatapan penuh penderitaan, habis disiksa, dipermalukan & dilecehkan batang kejantanannya. Buang air seni seharusnya jadi hal yang privat bagi pria seusianya, tapi malah ada orang lain yang mempermainkan & memegang-megang kontolnya. Betapa teganya mereka melakukan itu kepadaku, dalam benak Rizal.

Prince RizalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang