[7] Ketahuan!?

124 17 1
                                    

Langit malam seolah menyambut kedatangan pemuda tampan yang datang dari balik tirai tulip di pinggir kolam, ia sendirian, sembari membawa MacBook dan sebuah buku catatan kecil. Tidak lupa dengan segelas Cappuccino hangat yang ia bawa beserta piring kecil antik yang sangat unik.

Terdengar gemericik air, yang sedikit membasahi sandal pemuda itu, ia menoleh dan berdecak heran, sudah bukan hal asing lagi ketika pemuda yang dua tahun lebih muda dari nya menganggu setiap kegiatan yang sedang ia lakukan.

Ia menengadahkan kepala ke depan, melihat sosok wanita cantik yang sedang menyesap Cappuccino hangat miliknya, entah sejak kapan wanita ini memasuki rumahnya, lagipula ia tidak perduli, sudah menjadi kebiasaan.

"Sshhh.." desis wanita itu sembari menyusap bibir nya karena baru saja meminum— minuman panas.

"Hati-hati dong!" ucap Sean, pemuda yang kini membantu mengusap ujung bibir Zee yang memerah dengan Tissue akibat Cappuccino hangat yang membuat nya sedikit melepuh.

"Panas banget, sih!" hardik Zee pada Sean dan mengambil alih Tissue ditangan Sean.

"Siapa suruh asal minum aja, nggak pakai nanya lagi." sahut Sean merasa benar.

"Tau ah, gue kesini tuh mau mencari udara segar tau nggak!" ucap Zee sembari memandang langit malam yang Indah.

"Ada masalah apalagi, hm?" tanya Sean yang masih sibuk dengan MacBook nya.

"Jin ngajak jalan terus, bahkan nekat samperin gue ke rumah." jawab Suzee, Sean terkekeh.

"Jangan sok-sok nolak kalau di sentuh dikit aja masih salting." ejek Sean.

"Apansih lo." sergah Suzee yang kini melihat kesegala arah, nggak mau ketahuan kalau wajah nya mulai memerah.

"Nih ya, lo giniin aja muka lo langsung merah." ucap Sean sembari menempelkan telapak tangan nya di dahi mulus Suzee, dan tertawa terpingkal ketika mengingat wajah merah Suzee didepan UKS beberapa hari lalu bersama Jin.

"Gue kira lo balikan sama Kak Jin, Kak..." sahut pemuda lainnya, sembari berjalan gontai keluar kolam, mengambil handuk yang tersedia, dan menghampiri dua orang pemuda dan wanita yang sedang asik berbincang.

"Gue? Balikan sama Jin? Nggak banget ya!"

Sean terkekeh, begitu juga Jeno, "Kak Jin jomblo lhoo Kak sampai sekarang."

"Nggak perduli, yang ada nih ya, kalau gue balikan, terus gue di selingkuhi lagi gimana coba? Selingkuh tuh penyakit tau nggaak..." ucap Suzee yang terdengar kesal.

"Masuk sana lo, pakai baju! Sakit baru tau rasa!" omel Sean kepada adiknya masih betah berdiri dibelakangnya sembari ikut dalam topik obrolan mereka.

"Ck! Bawel."

Setelah Jeno meninggalkan mereka, kegiatan Sean hanyalah mendengarkan cerita Zee yang random, mulai dari cerita dia dengan Jin semasa pacaran, atau cerita konyol tentang Suho yang masih gencar mendekati Ireen. Sesekali Sean tertawa,
dan mengangguk.

Sean melihat Zee beberapa kali menutupi wajah nya yang terlihat mengantuk, perempuan itu bersandar pada sisi ternyaman kursi kayu sembari memandang air kolam yang tenang, "Betah di Brown? Atau nyesal udah pindah?"

Sean menatap Zee sekilas, dan melanjutkan pekerjaan nya lagi.

"Nyesal,"

Suzee menoleh dan memukul Sean dengan tangan mungilnya, Sean terkekeh, menutup MacBook serta buku catatan kecil nya, dan mengikuti arah mata Suzee menatap kolam yang tenang.

"Tau nggak sih, Yes? Di Sekolah gue popular banget lho, banyak banget yang dekati gue, tapi kenapa gue nggak pernah bisa ya?" Suzee menoleh menatap Sean yang memainkan kuku.

Friendzone Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang