"Bang, hari ini jadi temenin aku sama Jeonghan keluar makan siang, kan?" Tanya Seungcheol yang pagi itu ketemu salah satu manajer Seventeen di toilet dekat ruang latihan.
"Jadiii, bawel! Dari kemarin nanya terus."
"Kan cuma mastiin abang bisa atau gak." Bibir Seungcheol mencebik.
"Iya-iya terserah. Nanti kabarin aja kalau udah siap-siap. Hari ini jadwalku juga lumayan lengang."
"Sip! Nanti kita jemput Jeonghan di rumah. Dia bilang hari ini mau banyak makan daging." Beritahu Seungcheol yang mendapat tatapan lelah dari sang manajer. Pasalnya hari ini dia sudah tiga kali mengatakan hal itu.
"Latihan yang bener." Manajer itu menepuk bahu kekar Seungcheol sebelum berpisah disana.
Siang harinya, Seungcheol lari menuju tempat parkir perusahaan dimana manajernya sudah menunggu. "Langsung berangkat, Bang."
"Kamu udah mandi?" Tanya Manajer karena baju Seungcheol berbeda dari yang ia lihat beberapa jam lalu.
"Udah, tadi pagi sekalian bawa baju ganti dari apartement."
Mobil berisi dua orang tersebut melaju menuju rumah Jeonghan. Setelah beberapa saat akhirnya keduanya sampai di rumah Jeonghan. Sejak operasi siku minggu lalu, anggota Seventeen berjuluk malaikat itu pulang ke rumah orang tuanya untuk mempercepat pemulihan paska operasi.
Manajer duduk di ruang tamu bersama Mamanya Jeonghan, sementara Seungcheol sudah melenggang masuk ke kamar teman dekatnya.
"Sudah siap?" Tanya Seungcheol.
Jeonghan tidak begitu kaget karena tadi Seungcheol sudah mengabarinya akan langsung ke kamarnya. "Bentar." Jeonghan sepertinya bingung memilih baju di lemari karena dia masih telanjang dada disana, sementara alat penyangga tangannya tergeletak di atas kasur. "Ada ide gak? Bingung mau pake baju apa."
"Pake yang buat kamu nyaman aja, Jeonghan." Jawab Seungcheol.
"Sweat shirt?" Jeonghan menunjukan baju lengan panjang berwarna ungu pastel pada Seungcheol.
"Itu kamu nanti susah pakenya."
Jeonghan menurut, lalu kembali mencari baju yang sekiranya nyaman dan bagus dipandang. Apa lagi hari ini sekaligus kemunculan pertamanya di depan umum setelah seminggu pemulihan operasi.
"Pake baju yang lengannya longgar atau kaos. Kamu kan punya banyak tuh." Seungcheol memberi ide karena Jeonghan terlihat bingung memilih pakaiannya.
"Gembel banget, kaya abis latihan buat perform. Kamu aja pake jaket bagus." Protes Jeonghan.
"Nanti aku buka jaketnya. Carat juga pasti gak bakal ngehakimin penampilan kasual kamu. Untuk sekarang lihat kondisi kamu baik-baik aja mereka pasti seneng." Jelas Seungcheol, lalu mengambil baju abu-abu—rumahan— longgar Jeonghan dari dalam lemari. "Mau pake sendiri atau aku bantu pakein."
"Gak apa-apa, Seungcheol. Aku udah bisa pake sendiri kok, bentar."
Jeonghan dengan hati-hati memasukan tangan kanannya. Dia bernafas lega saat berhasil mengenakan kaos yang dipilihkan Seungcheol.
"Aku bantuin pake alat penyangganya, ya."
"Gak usah, Seungcheol." Jeonghan menolak halus.
"Aku pengin bantu." Ucap Seungcheol dengan nada yang tidak ingin dibantah.
"Oke, makasih."
Kali ini Seungcheol yang sangat pelan dan penuh kehati-hatian membantu memakaikan Jeonghan alat penyangga. Dia tersenyum bangga saat berhasil mengalungkan alat tersebut. "Semoga cepet sembuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
JeongCheol : Moments
FanfictionBerisi khayalan-khayalan receh saya yg kebanyakan dari moment JeongCheol yang dituangkan dalam cerita-cerita pendek JeongCheol. Staring : Choi Seungcheol Yoon Jeonghan JEONGCHEOL SHORT STORY ganti judul jadi JEONGCHEOL MOMENTS