#14.teror?

190 29 19
                                    

setelah pertemuan dokter Vian dan sang papa sekarang ia datang untuk mengecek kondisi keyla dan Sabrina. setelah mengetahui putrinya yang koma karena kecelakaan Sabrina pun drop dan harus dirawat, pada awalnya ia tidak mau dengan alasan ingin menjaga putrinya, dengan segala rayuan Vian Sabrina akhirnya menyetujui untuk dirawat inap dengan syarat satu ruangan dengan keyla.

terlihat Sabrina yang terbaring lemah dengan pandangan kosongnya.

"ma gimana keadaan mama" Vian mengusap tangan sabrina lembut, bukan jawaban yang ia dapatkan melainkan tangisan, yang membuatnya panik

"ma mama kenapa? ada yang sakit?" panik Vian

"mama gapapa?" alvan alvin yang sudah di samping brankar Sabrina

Sabrina menggeleng lemah sambil menyebut nama Keyla lirih.

"izza.. "

"adek gapapa ma, adek hanya cepek makanya tidur, mama doain ya.. semoga adek cepat bangun" ujar vian menenangkan

"mama senang izza kita udah ketemu, tapi kenapa harus dengan keadaannya yang seperti ini, mama pengen ngobrol banyak dengannya tapi adeknya malah tidur.. mama kangen" jelasnya parau

"papa kalian kemana?" lanjutnya bertanya, setelah mengetahui tidak ada suaminya di dalam ruangan.

"papa pergi sebentar, ada urusan penting katanya"

"kemana?"

"Vian kurang tahu ma, soalnya tadi papa perginya buru-buru" ia sangat merasa bersalah telah berbohong pada mama yang sangat disayanginya, toh ia lakukan juga demi kebaikan mama.

"padahal mama juga kangen papa kamu, meskipun lebih kangen izza " sedangkan Vian, alvan dan alvin hanya tersenyum getir mendengar penuturan mama nya, walaupun sudah terbiasa akan kemesraan kedua orang tua nya tapi tetap saja terkejut.

"ya Allah ma, baru ditinggal papa sebentar loh" Alvin

"biarin, masalah buat kamu" Jawab Sabrina, mereka meringis dibuat nya

"yasudah, sekarang mama tidur ya, biar cepet sembuh terus bisa jagain adek lagi" ucap vian, dan dibalas anggukan Sabrina

setelah memastikan Sabrina sudah terlelap, ketiga saudara itu menuju ranjang keyla "gimana bang, keadaan adek?" tanya alvan

"Izza gapapa, berdoa saja semoga dia cepet bangun" jawab Vian. "ya bang"

"papa pergi kemana bang?" Alvin penasaran, tidak biasanya papa pergi tanpa pamit padanya bahkan mamanya saja tidak tahu.

"ikut abang" berjalan keluar ruangan dan diikuti keduanya

kini mereka duduk di ruang tunggu keluarga, rumah sakit ini terdapat ruang rawat khusus keluarga, ruang tunggu keluarga, ruang tunggu untuk tamu, dan juga terdapat dapur, bahkan semua itu bisa dibilang lumayan besar.

"papa pergi nyusul abang kamu" jawab Vian serius

"bang Ansel sama bang farel?" tanya alvin polos

"ya iyalah, memangnya abang kamu siapa lagi" jengah Vian

"kan masih ada bang- "

"mereka Abang sepupu bego! ck diem dulu deh" potong alvan kesal, ia tahu kalau alvin sudah kepo seperti ini itu tandanya akan terus bertanya.

"oke, alvin salah ya? kan alvin memang selalu salah" ucapnya dramatis, alvan memutar bola matanya malas

"sudah-sudah malah berantem, jadi kemarin farel dapat teror berupa surat, terus dia bilang ke bang Ansel dan mereka memutuskan untuk mencari siapa dalang dibalik teror itu dan akhirnya mereka menemukan nya di Singapura dengan bantuan orang suruhan keluarga kita, maka dari itu papa nyusul mereka kesana." jelas Vian, alvan alvin yang terkejut dengan penjelasan abang keduanya

Annoying Brother (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang