OBSESSION - 7

1 0 0
                                    

Sudah satu pekan penuh Park Jimin tidak terlihat dikantor perusahaannya. Selama satu pekan penuh itu juga Yujin menjadi malas-malasan untuk datang bekerja, tidak ada sesuatu yang menyenangkan selama satu pekan ini.

Tapi ada hal yang harus diketahui, selama itu pula Yujin selalu menghampiri apartment Jimin. Tidak masuk kok, hanya didepan pintu saja, lalu hanya meletakkan makanan yang telah ia buat untuk Jimin seorang didepan pintu.

Lelah? Tidak sama sekali selama itu untuk Park Jimin. Kim Yujin tidak mengenal kata lelah jika sudah berurusan dengan Park Jimin.

***

Yujin hanya bertumpu dagu merasakan bosan yang kian menggerogoti dirinya. Apalagi semua pekerjaannya sudah ia tuntaskan sejak 20 menit yang lalu. Jadinya ia hanya memainkan ponselnya sembari menunggu jam istirahat tiba.

Dia benar-benar tidak datang lagi hari ini?

Karena sudah tak tahan, akhinya Yujin menurunkan gengsinya sedikit untuk menanyakan kabar Jimin. Padahal daritadi dia sudah menahan-nahan dirinya untuk tidak mengirim pesan pada Park satu ini.

Park Jimin

Hari ini tidak masuk lagi?

Masih sakit?

{Read}

Didepan ada makanan untukmu, tadi aku menekan bel tapi tidak ada jawaban.

Dimakan ya.

Get well soon..

{Read}

Yujin menutup ponselnya setelah selesai mengirimkan Jimin pesan, walaupun tidak dijawab oleh Jimin, yang terpenting dia sudah membacanya. Itu saja sudah melegakan bagi Yujin.

"Yujin ah.. makanlah, ini aku membawanya dari rumah." Tiba-tiba saja satu tangan muncul dari belakang dan meletakkan wadah bekal berisi buah-buahan segar.

"Tidak perlu, kau makan saja, Nako ya. Aku tidak lapar." Kata Yujin tidak bertenaga.

"Tidak mau tau, sekarang makan!" Dengan cepat Nako menarik kursi milik pekerja lain dengan cepat, dan mendudukan pinggulnya tepat disebelah Yujin.

"Buka mulutmu, Kim Yujin!" Amuknya. Jika sudah seperti ini mau tidak mau Yujin menuruti perintahnya sebelum Nako makin-makin meluapkan kekesalannya dengan Yujin.

"Buah sangat lezat kan? Begitu saja tadi menolak.." Nako sekarang sudah seperti seorang ibu yang memarahi anaknya.

"Ah.. Nako ya.. aku merindukan Jimin.." Yujin meletakkan kepalanya dilengan diatas meja, dirinya sudah tidak tahan dengan kebosanan ini dan kerinduan ini terhadap atasannya sendiri.

"Kenapa kau tidak mengatakan langsung padanya?" Celetuk Nako tanpa berpikir.

"Ya.. meskipun tidak bisa langsung didepan wajahnya, at least kau mengatakannya melalui chat." Tambah Nako.

Benar juga.. tapi bisa-bisa aku disangka seperti perempuan diluar sana yang mengemis cintanya..

Yujin perlu mengumpat pelan dulu sebelum membuka ponselnya dan tangannya langsung menekan-nekan cepat sesuatu disana.

Obsession [Park Jimin]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang