OBSESSION - 6

1 0 0
                                    

"Enough, Kim."

Jimin mengetahui bahwa kepala Yujin menggeleng begitu mendengar penuturan Jimin. Mau tidak mau Jimin harus mendorong pelan pundak Yujin menjauh dari lehernya.

"Sudah cukup. Sulit sekali mengertinya?"

"Jangan memerintahku!" Seru Yujin dengan mulut yang otomatis mengerucut kedepan.

"Baru saja ingin membuat hickey, sudah didorong.." Katanya pelan.

Perhatian mereka berdua teralihkan oleh ponsel Yujin yang berdering tanda ada telepon masuk. Begitu dilihat, tertara nama Min Nako disana, sudah dipastikan Nako akan meneriakinya habis-habisan jika Yujin menjawab teleponnya.

Yujin mematikan ponselnya dan menghela nafas sejenak, "Aku harus kembali ke kantor, lanjutkan makanmu. Dan jika kau ingin melanjutkan our intense moment, aku bisa menetap-.."

"Pergi sekarang." Potong Jimin cepat sebelum telinganya semakin terkontaminasi kata-kata tak senonoh.

Yujin sempat mengeluarkan senyum tipisnya, sembari tangannya mengambil tas selempangnya diatas ranjang, "Your neck tastes is so fucking good. Tidak sabar untuk mencoba bagian yang lainnya."

"Aku tidak akan membiarkanmu mencoba lainnya."

"Aku tidak meminta izinmu. Aku bahkan bisa melakukannya sekarang juga."

Tangan Yujin dengan cepat menarik tengkuk Jimin supaya semakin mendekat ke arahnya. Dengan cepat dia mempertemukan bibirnya dengan bibir penuh milik Jimin. Yujin memimpin pergerakan dengan tergesa, lidahnya berusaha menerobos masuk ke dalam mulut Jimin yang masih tertutup rapat.

Lidah Yujin berhasil memasuki mulut Jimin, menelusuri dalamnya lebih leluasa. Sedangkan Jimin, dia masih diam. Tidak ada pergerakan apapun dari Park Jimin, bahkan matanya masih setia terbuka saat Kim Yujin meraup bibirnya rakus.

Yujin mengakhirinya dengan kecupan singkat dibibir Jimin. Bibir keduanya sudah basah, dan sedikit bengkak. Nafas Yujin terlihat sangat tersenggal, sangat berbeda dengan Jimin yang tampak santai saja sembari menatap Yujin datar.

"Aku bisa melakukannya lebih dari itu. Aku bisa membuatmu memohon untuk melakukannya lebih." Kim Yujin masih berusaha mati-matian untuk mendapatkan validasi dari seorang Jimin, satu-satunya orang yang bisa menolak pesonanya.

"Sorry i've kissed you, aku lapar. Dan bibirmu terlihat sangat chewy. Jadi aku tidak bisa menahannya lagi." Tambahnya terdengar lebih santai.

"Hanya seperti itu saja kemampuanmu?"

Perkataan santai Jimin mampu menusuk sedikit harga diri Yujin. Yujin mengira Jimin akan mengalah, namun tidak, Park Jimin malah semakin menantangnya.

"Aku bisa lakukan lebih dari itu, aku sudah bilang sebelumnya." Yujin menyunggingkan senyum remehnya untuk menutupi luka yang sedikit menganga diharga dirinya.

"You are a whole meal, Mr.Park Jimin. The meal that only served for me, Kim Yujin."

Sedetik kemudian, Yujin sudah beranjak keluar dari apartment Jimin. Gadis Park itu sudah merasakan sesuatu didalam dirinya bangun dan semakin tidak tertahan, dan sayangnya dia harus cepat kembali lagi ke gedung, gairahnya tidak bisa ia lepaskan sekarang juga.

Namun ada hal yang tidak Yujin ketahui. Bahwa Park Jimin merasakan hal yang sama dengannya, ternyata ada sesuatu didiri Jimin yang ikut terbangun juga.

Yujin pasti akan besar kepala jika mengetahui fakta ini.

***

"Yak! Kim Yujin! Darimana saja?!" Omel Nako begitu dia mendapati Yujin yang sudah duduk manis ditempatnya.

Obsession [Park Jimin]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang