Bab 2 : Kabur

616 92 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading—

.
.
.
.
.
.
.

1 Tahun Kemudian...

"CUMA SEGINI HASIL LO NGULI??? INI BUAT BELI ROKOK AJA HABIS ANJING!" 


⚪⚪⚪

Semakin lama, paman semakin gila

Aku tidak berbohong:( 

Aku dan abang diberhentikan sekolah, bahkan kami diminta untuk bekerja:((

Hingga malam disaat aku demam dan Abang yang mulai menyusun strategi untuk kabur


⚫⚫⚫

"Paman! Lean demam tinggi! Tolong paman! Tolong!" Jean bersimpuh dibawah kaki sang paman yang tengah meminum minuman keras. Jean saat itu tidak tau jika sang paman tengah mabuk berat.

"Huh dasar pembuatan masalah! Antar saja adikmu itu sendiri, dasar merepotkan" umpat sang paman kemudian pergi kearah kamarnya dengan sempoyongan.

Jean mengusap air matanya. Mata tajamnya menatap langit mendung diluar sana, kemudian kembali beralih kearah kamar paman Yuda.

"Aman" gumamnya.

Langkahnya ia bawa kearah kamar tempat Lean berbaring.

"Adek..."

"Abang hiks pusing" lirih Lean dengan wajah pucatnya.

Jean mengusap rambut berkeringat sang adik perlahan, kemudian berbisik "Lean...Lean bakal ikut abang kemanapun abang pergi, kan?"

Lean dengan cepat mengangguk yakin.

"Ayo kita kabur"


⚪⚪⚪

Hari itu kami kabur
Lebih tepatnya berusaha kabur dari neraka dan berharap dapat menemukan surga sementara...

⚫⚫⚫

"Maaf ya dik, tapi rumah sakit ini tidak bisa menangani pasien jika keluarga pasien belum melakukan administrasi atau pembayaran" ucap suster itu untuk yang kedua kalinya.

Jean dengan pakaian basahnya, berlutut untuk yang kedua kalinya. Berharap sebuah keajaiban datang kepada mereka.

Mata sipitnya menatap sang adik yang sudah tak sadarkan diri, tubuhnya dingin, wajahnya pucat. Jean takut.

Abang | Zhong Chenle, Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang