Bab 5 : kebebasan?

496 79 2
                                    

vote dan comment ya! biar aku juga makin semangat nulis nya:'(

vote dan comment ya! biar aku juga makin semangat nulis nya:'(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.

—HAPPY READING—
.
.
.
.
.
.
.

Hai! Lean kembali hehe!

Kalian tau? Lean bahagiaaaa sekali
Karena saat Lean sadar, Lean bisa lihat semua mas dan kakak, bahkan ada Arel:'((
Sudah lama tidak bertemu Arel:<

Oh iya, cerita Lean tentang abang kayaknya udah cukup banyak deh.

Jadi sekarang Lean mau ceritain tentang mas Damar, mas Bimo, kak Rehan, dan mas Jaka.

Selain Abang, Lean bersyukur banget bisa punya mereka didunia ini.

Mas Damar yang super perhatian dan taat agama.

Mas Bimo yang sering buat lelucon dan suka beliin Lean makanan enak!

Kak Rehan yang pintar dan teratur—ya walaupun sedikit galak. 

Dan mas Jaka yang palinggg kuat!

Juga Arel yang menggemaskan!

Mereka hebat! Lean sayanggg kalian!

Salam cinta dan sayang dari Lean!<3

⚪⚪⚪

Ceklek!

"Lean~"

Lean menutup buku diary nya dan menatap Jaka yang berjalan kearahnya dengan sebuah nampan. Ah iya, Jaka adalah seorang dokter anak dirumah sakit tempat Lean dirawat. Sesekali ia akan mengecek keadaan Lean. Adik kecilnya.

"Ayo makan dulu bocah kecil!"

"Ihh mas Jaka! Lean bentar lagi 17 tahun tauuu!"

"Iya iya, mau kamu umur 100 tahun pun tetap bakal jadi anak bayi dimata mas" ucap Jaka sambil menyendok kan bubur.

Lean tersenyum sambil mengunyah bubur secara perlahan.

"Lean gak akan hidup selama itu, mas"

Suara lirih Lean membuat Jaka menghentikan gerakan tangannya. Matanya berkaca-kaca namun ia terus menunduk.

Lean tersenyum, lagi.

"Bahkan Lean gak yakin bisa tiup lilin bulan depan—

"Bisa! Lean bisa! Nanti mas Jaka bakal bikinin kue dan cookies kesukaan kamu" ucap Jaka sambil menyentil hidung Lean dengan gemas.

Lean tersenyum lebar "Kue nya isi strawberry ya mas! Yang banyaaakkkk terus nanti mas Jaka harus makan strawberry nya! Hahahaha!" Ucapan jail Lean membuat Jaka mengelitiki perutnya.

"Ampun mas! Hahahaha!"

Tes!

Satu tetes darah yang jatuh diatas kulit Jaka menghentikan gelak tawa keduanya.

"Le…"

Lean tersenyum lagi, seolah-olah mengatakan bahwa ia baik-baik saja.

"Gak apa-apa mas, Lean baik-baik aja!"

Jaka langsung buru-buru memberikan tisu dan mengambil obat yang sudah ia siapkan sebelumnya.

"Minum obat dulu ya"

"Mas…"

"Minum dulu obatnya Le—

"Mas…kalo Lean minta berhenti minum obat lagi, boleh gak mas?"

Jaka menatap Lean dengan tatapan kaget nya.

"Le…"

"Lean capek mas…capek minum obat…capek kemoterapi…capek di infus…"

"Hiks Le…kamu tau kan apa yang akan terjadi…"

Lean tersenyum kemudian memeluk Jaka dengan lembut.

"Lean pengen hidup normal, mas. Pengen ngabisin sisa waktu Lean…Lean gak mau mati dirumah sakit ini mas…"

"Hiks Le hiks mas sayang kamu…sayang sekali"

"Lean juga!"

Apa semua ini akan segera berakhir?

~~~

27 Oktober 2020

Matahari mulai menunjukkan cahayanya. Burung berkicau bagaikan menyanyikan lagu di pagi hari yang cerah ini.

Seorang anak remaja dengan kulit seputih salju yang nampak pucat, namun senyum secerah mentari itu tidak memudar sedikitpun.

Leandra. Untuknya hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan. Akhirnya setelah sekian lama ia bisa menghirup udara segar. 5 tahun sudah ia menetap di rumah sakit, dan ini adalah hari kebebasannya.

Awalnya Jean sangat menentang permintaan Lean, namun setelah diyakinkan oleh Jaka…akhirnya Jean mengalah. Dirinya tidak ingin ada penyesalan yang menetap dalam hatinya. Maka, ketika matanya melihat binar harapan pada kedua bola mata indah adiknya itu, hatinya semakin yakin untuk menyetujui keinginan Leandra.

"Abang! Lean mau es krim!"

Jean tersenyum, adiknya bersemangat sekali.

"Ayo kita beli!" Jean mendorong kursi roda sang adik dengan perlahan, juga senyum yang tak pernah pudar sejak tadi.

Hal apa yang lebih indah selain melihat adiknya bahagia? Jean akan memberikan segalanya untuk kebahagiaan adiknya, Leandra.

Leandra adalah adiknya. Semesta nya. Cinta nya. Dan alasan hidupnya.

Maka, bolehkah Jean meminta satu permintaan pada Tuhan?

Tuhan...Jean hanya ingin Lean adiknya bisa hidup lebih lama lagi…tidak perlu selamanya…hanya lebih lama dari waktu yang seharusnya.

Karena Jean belum bisa hidup tanpa Lean. Ia belum bisa membayangkan seperti apa hidupnya tanpa Leandra.

.
.
.
.
.
.
.
—TBC—

15 vote bisa gak ya?🤔
Terimakasih~

Abang | Zhong Chenle, Lee Jeno [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang