Chapter 6: Bucin

517 85 18
                                        

Jaemin itu memang aneh dan sulit untuk dipahami. Ia sedikit introvert dan jarang mempunyai teman yang benar-benar dekat. Untuk geng nya yaitu Jeno, Renjun dan Haechan, meskipun ia suka bertengkar tapi ia punya cara tersendiri dalam menyayangi sahabat-sahabatnya. Untuk masalah perempuan, sekalinya ia punya seseorang yang ia sayang, ia akan jadi mode bucin dan manja setengah mati.

Setelah Jaemin dan Winter jadian, Jaemin menjadi semakin menempel kepada Winter. Apa-apa Winter dan selalu harus dengan Winter. Sudah pasti mengerjakan proker mereka selalu bersama-sama. Makan juga harus sama-sama. Kemana Winter pergi, pasti Jaemin ada di sana. Setelah kejadian Winter nyasar, Jaemin lebih protektif dan tidak membiarkan Winter pergi sendirian kemanapun. Orang-orang sekitar saja jengah melihat pasangan ini, tapi untuk pasangan bucin ini, dunia hanya milik berdua, yang lain hanya mengontrak.

"Winter~ mamam yuk?" Jaemin merangkul Winter sambil mengacak lembut rambut pacar kesayangannya itu.

"Iyaa, ini kan kita mau makan, Jaem." Jawab Winter dengan nada yang biasa saja, seolah Jaemin yang melakukan aegyo adalah hal paling normal sedunia.

"Ih, najis." Haechan berjengit.

"Apaan sih lo? Ga punya pacar diem aja sih." Ucap Jaemin mendadak wajahnya menjadi dingin.

"Dih, kata siapa?" Ujar Haechan tidak terima, "Neng Icel~ yuk pacaran~" Haechan berlari menghampiri Giselle yang sedang mengunyah nasi gorengnya.

"Ogah!" Jawab Giselle dengan ketus dan melanjutkan makan siangnya.

"Mampus lo!" Renjun hanya menertawakan perseteruan dua laki-laki yang sama-sama bergolongan darah AB itu.

"Lo ikut-ikutan deh, Jun! Kaya lo ga jomblo aja!" Kata Haechan.

"Ko Injun ga akan jomblo tau! Bentar lagi juga punya pacar." Timpal Ningning sambil melirik manja ke arah Renjun.

Renjun yang digoda Ningning terus-terusan hanya bisa senyum-senyum tersipu malu.

"Berisik lo pada, makan yang bener dah." Tegur Jeno.

"Yaelah, Pak Ketu sudah bersabda." Ucap Haechan yang manyun lalu akhirnya diam karena mulutnya sibuk mengunyah nasi gorengnya.

Sementara itu Jaemin dan Winter sudah duduk di pojokan dan makan siang bersama. Jaemin hanya memegang piringnya saja dan tidak memegang sendok sama sekali. Winter yang menyuapi Jaemin sambil ia pun makan sendiri. Meskipun kemanjaan Jaemin kadang diluar nalar, Winter tidak keberatan dan melakukan apa yang Jaemin inginkan. Yah, namanya juga sesama bucin.

Winter dengan telaten menyuapkan nasi goreng ke mulut Jaemin. Ketika ada sedikit nasi yang tertinggal di bibir Jaemin, Winter langsung melapnya dengan tangannya.

"Belepotan." Kata Winter.

Jaemin tersenyum karena tingkah manis Winter, "Makasih, sayang." Katanya.

Winter hanya menggigit bibirnya dan tersipu malu. Jaemin itu manis. Manis sekali lebih daripada gula. Jaemin suka sekali memegang tangan Winter, mengelus rambutnya, mencubit pipinya, bahkan ia pernah menggigit lehernya. Jaemin juga berbicara kepada Winter dengan nada yang lembut. Sering kali juga memanggil Winter dengan panggilan sayang. Perempuan mana yang tidak meleleh?

Meskipun dibilang bucin akut oleh teman-temannya, ia tidak peduli. Toh ia memang menyayangi Winter dan ia tidak merasa risih dengan apa yang dilakukannya. Memang sih Jaemin tidak risih, tapi Haechan yang risih.

"Gilee, gue udah makan rasanya nasi gorengnya mau keluar lagi dari perut gue." Komentar Haechan.

"Ya muntahin aja deh, repot bener." Jawab Jaemin.

KKN, I'm in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang